Liputan6.com, Jakarta - Israel telah mengumumkan untuk melakukan blokade Gaza, ditandai dengan pasokan listrik, makanan, air dan bahan bakar ke Jalur Gaza segera dihentikan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dikutip dari CNN, Senin (9/10/2023).
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menuturkan, konflik Israel dan Hamas yang berujung pada blokade pasokan air sampai makanan akan berdampak besar bagi kehidupan di Jalur Gaza.
Baca Juga
Diperkirakan, sebanyak 2,5 juta orang di Gaza akan kesulitan memeroleh kebutuhan sehari-hari.
Advertisement
"Kita melihat situasi, di Gaza, Israel, Palestina. Dan Gaza tentu akan menjadi masalah kemanusiaan yang besar di hari-hari yang akan datang," tutur Jusuf Kalla usai pertemuan dengan perwakilan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Internasional di Markas Pusat PMI, Jakarta pada Selasa, 10 Oktober 2023.
"Karena Israel akan memblokade listrik, air, makanan dan logistik dan gas. Berarti kehidupan 2,5 juta orang di Gaza itu akan kesulitan luar biasa."
Doa Bersama
Menilik situasi di Gaza, JK meminta bangsa Indonesia untuk membantu rakyat Gaza. Menurutnya, paling tidak dengan cara doa bersama.
"Indonesia tentu berusaha untuk membantu apa yang dapat dibantu. Memang ya sulit sekali kan karena perang. Tapi tentu ya paling tidak, kita doa bersama," ucap Jusuf Kalla yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden RI ke 10 dan 12.
Bantu Keluarkan 15 WNI di Gaza
Dari informasi yang diperoleh, Jusuf Kalla membeberkan, sedikitnya 15 orang Warga Negara Indonesia (WNI) sedang terjebak di tengah memanasnya perang antara antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Saat ini, Palang Merah Indonesia bersama Palang Merah Internasional serta Bulan Sabit Internasional tengah berusaha mengeluarkan WNI dari jalur Gaza bersama warga negara asing lainnya.
Akses Palang Merah Terbatas
Meskipun JK mengakui sangat tidak mudah untuk melakukan evakuasi WNI dari Jalur Gaza, terlebih lagi akses Palang Merah dan Bulan sabit Merah internasional sangat terbatas.
"Tadi kami membicarakan dengan delegasi Palang Merah Internasional, apa upaya bersama yang dilakukan bersama dengan Bulan Sabit Merah. Tentunya, bagaimana cara kita membantu 15 WNI yang ada di sana untuk mengeluarkan mereka," ungkap JK.
"Nah, masalahnya banyak juga orang asing di sana. Kami lagi cari solusinya bagaimana bisa membantu lewat Palang Merah, tapi Palang Merah sendiri juga masih terbatas yang bisa masuk."
Advertisement
Pelajari Situasi di Gaza
Lebih lanjut, Jusuf Kalla mengatakan, Palang Merah Indonesia bersama Palang Merah Internasional serta Bulan Sabit Internasional masih terus mempelajari situasi di Gaza, Palestina. Setelah itu, baru dapat bergerak.
"Kami lagi mempelajari dulu situasi di sana. Ya sistem Palang Merah itu ya mempelajari dulu (situasi), baru bisa bergerak," lanjutnya.
Diketahui, JK baru saja melakukan pertemuan dengan Mr Elkan Rahimov Head Delegation IFRC Asean dan Mr Vincent Ochilet Head Of Regional Delegation for Indonesia and Timor Leste (ICRC) di Markas Pusat PMI, Jakarta untuk membahas tindak lanjut bantuan yang dapat diberikan ke Gaza.
Kendali Israel di Jalur Gaza
Israel sebelumnya menyatakan telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah di sekitar Gaza dan tidak ada pertempuran yang sedang berlangsung antara pasukannya dengan militan Hamas di wilayah yang dikuasainya.
Pengumuman juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari ini disampaikan lebih dari 48 jam setelah Hamas melancarkan serangan ribuan roket dan merangsek ke Israel.
Menyusul serangan pada Sabtu, 7 Oktober 2023 tersebut, Israel pada Minggu (8/10/2023), resmi menyatakan perang terhadap Hamas. Sedikitnya 700 korban jiwa berjatuhan di sisi Israel, sedangkan 2.506 lainnya terluka.
Jet-jet Tempur Membombardir Gaza
Pada Senin, hari ketiga perang berlangsung, jet-jet tempur Israel dilaporkan masih membombardir Gaza. Adapun serangan balasan Israel ke Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 493 orang, termasuk puluhan anak-anak, dan menyebabkan 2.651 orang terluka.
Serangan oleh militan Gaza dalam skala sebesar ini belum pernah terjadi di Israel sejak negara itu berdiri pada tahun 1948.
Pada Senin di hari yang sama, Hamas melancarkan rentetan serangan roket baru.
Hamas mengatakan bahwa mereka menembakkan 120 roket ke kota pesisir Ashdod dan Ashkelon, sebagai tanggapan atas serangan udara Israel. Debu-debu beterbangan di langit, ketika roket yang diluncurkan dari Gaza dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel di Ashdod.
Advertisement