Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat dan mencapai level tertinggi dalam satu pekan pada perdagangan Senin setelah konflik militer antara pasukan Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas meningkatkan suhu politik di Timur Tengah.
Para investor memburu emas sebagai instrumen lindung nilai atau safe haven di tengah ketidakpastian politik ini.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Selasa (10/10/2023), harga emas di pasar spot naik 1,1% ke level USD 1.853,20 per ounce, nilai tertinggi sejak 29 September. Sedangkan harga emas berjangka AS diselesaikan 1% lebih tinggi kelevel USD 1.864,30 per ounce.
Advertisement
Pada Sabtu 7 Oktober 2023, pasukan Hamas Palestina melakukan serangan mendadak dengan melancarkan kurang lebih 5.000 roket di Gaza.
Pasukan Israel pada hari Senin berjuang untuk mengusir kelompok bersenjata Hamas yang sudah dua hari menyerbu pagar di Gaza.
Ada banyak pertanyaan tentang apa yang bisa terjadi selanjutnya di Timur Tengah, jika situasinya semakin meningkat. analis senior RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan, harga emas bisa bergerak menuju USD 1.900 per ounce jika konflik geopolitik ini terus berlanjut.
Indeks utama Wall Street melemah, sementara harga minyak mentah melonjak lebih dari 4% karena kekerasan di Timur Tengah mengguncang pasar.
Risalah The Fed
Fokus pasar juga tertuju pada risalah pertemuan kebijakan moneter terbaru Federal Reserve (Fed) dan data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
“Kami tidak percaya FOMC akan terus menaikkan suku bunga di tengah meningkatnya ketidakpastian, dan prospek puncak suku bunga tiba-tiba semakin dekat meskipun ada potensi dampak inflasi dari harga minyak yang lebih tinggi,” jelas kepala analis komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, dalam catatannya.
Para pedagang sekarang memperhitungkan kemungkinan sekitar 28% kenaikan suku bunga lagi dari The Fed tahun ini, menurut alat CME Fedwatch.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan
Israel Blokade Total Gaza: Pasokan Listrik, Makanan hingga Bakar Bakar Disetop
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memerintahkan blokade total Gaza. Dia menegaskan bahwa pasokan listrik, makanan, air dan bahan bakar ke Jalur Gaza akan dihentikan.
"Saya telah memberi perintah – Gaza akan dikepung sepenuhnya," kata Gallant, seperti dilansir CNN, Senin (9/10/2023). "Kami memerangi orang-orang barbar dan akan meresponsnya dengan tepat."
Israel menyatakan telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah di sekitar Gaza dan tidak ada pertempuran yang sedang berlangsung antara pasukannya dengan militan Hamas di wilayah yang dikuasainya. Pengumuman juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari ini disampaikan lebih dari 48 jam setelah Hamas melancarkan serangan ribuan roket dan merangsek ke Israel.
Menyusul serangan pada Sabtu 7 Oktober tersebut, Israel pada Minggu (8/10), resmi menyatakan perang terhadap Hamas. Sedikitnya 700 korban jiwa berjatuhan di sisi Israel, sementara 2.506 lainnya terluka.
Pada Senin, hari ketiga perang berlangsung, jet-jet tempur Israel dilaporkan masih membombardir Gaza. Adapun serangan balasan Israel ke Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 493 orang, termasuk puluhan anak-anak, dan menyebabkan 2.651 orang terluka.
Serangan oleh militan Gaza dalam skala sebesar ini belum pernah terjadi di Israel sejak negara itu berdiri pada tahun 1948.
Pada Senin pula, Hamas melancarkan rentetan serangan roket baru.
Hamas mengatakan bahwa mereka menembakkan 120 roket ke kota pesisir Ashdod dan Ashkelon, sebagai tanggapan atas serangan udara Israel. Debu-debu beterbangan di langit, ketika roket yang diluncurkan dari Gaza dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel di Ashdod.
Advertisement
Penyanderaan
Kepala wakil biro politik Hamas Mousa Abu Marzouk pada Minggu malam mengklaim telah menyandera lebih dari 100 orang di Gaza, termasuk perwira tinggi militer Israel.
Video di media sosial disebut menunjukkan para militan menangkap banyak warga sipil, termasuk anak-anak, membuat banyak keluarga memohon agar orang-orang yang mereka cintai kembali dengan selamat.
Sejumlah warga negara lain juga diyakini telah disandera, termasuk warga negara Amerika Serikat (AS), Meksiko, Brasil, dan Thailand – yang semakin memperumit respons Israel terhadap serangan Hamas.
Untuk saat ini, serangan udara telah menjadi tindakan pembalasan utama Israel di Gaza.
IDF mengaku bahwa mereka telah menghancurkan sekitar 800 sasaran Hamas, membunuh ratusan pejuang kelompok itu, melukai ribuan, dan menangkap sejumlah lainnya.
Sementara itu, Badan Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan bahwa puluhan ribu orang di Gaza terpaksa mengungsi dan akses terhadap perawatan medis menjadi rumit karena Israel memutus aliran listrik ke wilayah tersebut, mengancam nyawa ratusan orang yang terluka.
Meskipun masih belum jelas skala penuh dari respons Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu meramalkan "perang yang panjang dan sulit" serta bersumpah "balas dendam yang luar biasa" terhadap Hamas.
Banyak warga Israel menghabiskan sebagian besar waktunya dalam tuga hari terakhir di tempat-tempat perlindungan, sementara warga Palestina di Gaza berjuang hidup di tengah banyak kerentanan.
Prioritas Israel
Juru bicara IDF lainnya, Letkol Richard Hecht, mengatakan pada Minggu bahwa prioritas dalam beberapa jam dan hari mendatang adalah mengendalikan seluruh daerah kantong dan membunuh semua teroris di wilayah mereka
Deklarasi perang Israel memicu operasi militer besar-besaran di Gaza, dengan tank serta pengangkut personel terlihat bergerak di dekat perbatasan Israel-Gaza pada Minggu.
Ribuan tentara cadangan Israel dilaporkan telah dipanggil dan IDF mengumumkan bahwa beberapa komunitas yang dekat dengan pagar keamanan Gaza sedang dievakuasi.
Seorang pejabat militer Israel dan seorang pejabat pertahanan AS mengatakan Israel telah meminta bom berpemandu presisi dan pencegat tambahan untuk sistem rudal Iron Dome dari AS, termasuk Joint Direct Attack Munitions atau JDAM – perangkat yang dapat mengubah bom "bodoh" yang tidak terarah menjadi senjata "pintar" yang presisi.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin sendiri sudah mengonfirmasi bahwa AS akan memberikan bantuan keamanan kepada Israel dalam waktu dekat. Selain itu, AS juga mengerahkan kelompok kapal induk penyerang USS Gerald R. Ford mencakup USS Gerald R. Ford yang merupakan kapal perang terbesar di dunia, kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga USS Normandy dan empat kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh-Burke, yakni USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney, dan USS Roosevelt ke Mediterania timur sebagai bagian dari dukungan terhadap Israel.
Advertisement
Kekerasan Dikhawatirkan Meluas
Serangan Hamas terjadi setelah berbulan-bulan meningkatnya kekerasan antara warga Palestina dan Israel. Tanda tanya besar pun muncul: bagaimana aparat militer dan intelijen Israel bisa lengah mengantisipasi serangan mematikan?
Kekhawatiran bahwa konflik dapat meluas di kawasan sulit ditampik. Pada hari Minggu kelompok Hezbollah Lebanon mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap tiga lokasi Israel di daerah yang dikenal sebagai Peternakan Shebaa, dengan menggunakan rudal dan artileri. Daerah tersebut dianggap oleh Lebanon sebagai wilayah pendudukan Israel.
IDF kemudian menyebutkan bahwa artileri mereka menyerang wilayah di Lebanon di mana penembakan itu berasal. Mereka menegaskan akan terus beroperasi di semua wilayah dan kapanpun diperlukan untuk menjamin keselamatan warga sipil Israel.
Pada hari Minggu, Dewan Keamanan (DK) PBB telah mengadakan pertemuan darurat tetapi tidak ada tindakan yang diambil setelahnya. Wakil Duta Besar AS untuk PBB mengatakan "tidak semua" negara anggota mengutuk serangan Hamas, namun dia tidak merinci yang mana.
Ke-15 anggota harus memberikan suara bulat agar DK PBB mengeluarkan pernyataan.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Senin mengumumkan bahwa pihaknya akan menggelar pertemuan pada Selasa (9/10), untuk membahas situasi di Israel.