Liputan6.com, Jakarta - Indonesia masih mengalami masalah kesehatan terkait kondisi ibu dan anak, khususnya stunting dan prematur. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur, merupakan penyebab utarna kematian anak baru lahir.
Kondisi tersebut biasanya disebabkan dari ibu yang mengalami anemia atau kurang darah. Sel darah merah turun, maka umur sel itu menjadi lebih muda. Sehingga sel darah merah tidak cukup untuk membuat metabolisme tubuh menjadi optimal.
Baca Juga
Remaja putri rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi, remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat serta diet yang kadang keliru dikalangan remaja putri.
Advertisement
Remaja putri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak.
Oleh karena itu, Kemenkes menyatakan bahwa pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil dapat mencegah bayi terlahir prematur dan stunting.
“Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja perempuan itu untuk mengurangi risiko anemia, karena berdasarkan data masih ada 48,9 persen ibu hamil dengan anemia. Ibu hamil juga perlu rutin mengonsumsi TTD untuk mencegah anak terlahir prematur dan stunting," kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kemenkes, Lovely Daisy di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta pada Jumat, 15 Desember 2023.
Lovely memaparkan, berdasarkan data long form sensus penduduk tahun 2020, hal tersebut memicu Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 189 orang setiap 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 16,8 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka-angka tersebut membuat Indonesia menempati posisi kedua di kategori tersebut setelah Myanmar. Lovely pun menegaskan, mengonsumsi TTD merupakan salah satu kunci pencegahan prematur, BBLR, dan stunting.
“Kita perlu mencegah bayi-bayi agar tidak terlahir prematur atau BBLR untuk mempercepat penurunan stunting. Kemenkes telah melakukan 11 intervensi spesifik sejak sebelum lahir, saat kehamilan, dan pasca-melahirkan,” ujar Lovely.
Pencegahan Prematur dan BBLR Bahkan Dilakukan Sebelum Menikah
Saat ini, hampir semua rumah sakit tipe A di Indonesia sudah bisa menangani kelahiran prematur. Namun, fasilitas tersebut belum banyak tersedia di RS pedesaan
Lantas, Lovely pun menegaskan, bahwa yang paling penting adalah pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau pemeriksaan kesehatan calon ibu sebelum mengandung.
Dengan pemeriksaan itu, risiko gangguan kehamilan yang akan muncul bisa dimitigasi lebih dini. Maka dari itu, Kemenkes mengimbau, seorang ibu hamil harus menjalani kontrol pemeriksaan kandungan minimal enam kali sebelum melahirkan.
“Pada trimester pertama, dokter nanti bisa menemukan adakah komplikasi pada ibu hamil yang bisa berdampak pada dirinya dan juga janin,” ucapnya.
Menurut Lovely, cara tersebut lebih efektif dibanding harus membayar mahal biaya perawatan bayi yang sudah telanjur prematur.
Remaja putri yang rutin minum tablet tambah darah dan bebas anemia, ketika sudah dewasa dan hamil kelak bisa menjalani kehamilan yang sehat dan minim risiko komplikasi kehamilan.
Selain itu, bayi yan dilahirkan kelak bisa tumbuh sehat, lahir dengan berat badan ideal, sampai mencegah bayi yang dilahirkan tumbuh dengan masalah gizi stunting.
Advertisement
Cara Menangani Bayi yang Telanjur Prematur
Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis annak konsultan neonatologi, Rinawati Rohsiswatmo menyebut, bayi prematur lahir dalam kondisi masa penyempurnaan. Hal itu membuat sistem kekebalan bayi prematur cenderung kurang optimal.
Ketika bayi lahir prematur, Rina menjelaskan, metode kanguru adalah cara terbaik untuk memberikan kenyamanan pada si bayi mungil. Caranya dengan memberikan sentuhan kulit dengan kulit antara orangtua dan bayi layaknya anak kanguru dibawa oleh ibunya.
“Bayi itu suhu tubuhnya mudah hipotermia, jadi cara ini paling cocok ya,” ujar Rina.
Asupan Nutrisi Membantu Tumbuh Kembang Bayi Prematur
Rina menjelaskan lebih lanjut, demi menjaga bayi yang lahir prematur tetap memiliki perkembangan otak sempurna, dibutuhkan pemberian nutrisi secara agresif. Utamanya pada bayi prematur yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu.
“Kemampuan bayi prematur untuk menerima nutrisi melalui mulut sering kali terbatas, sehingga membutuhkan asupan tersebut lewat infus,” kata Rina.
Namun perlu diingat, pemberian nutrisi ini dilakukan oleh rumah sakit dengan alat yang lebih mengumpuni. Sayangnya, ketersediaan komposisi cairan dengan nutrisi yang lengkap sesuai kebutuhan bayi prematur masih terbatas di beberapa fasilitas kesehatan di Indonesia.
Advertisement