Tren Penggunaan Balon Lambung, Cara Turunkan Berat Badan tanpa Operasi dan Pembiusan

Program Allurion: Cara Turunkan Berat Badan tanpa Operasi dan Pembiusan

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 12 Mar 2024, 17:31 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2024, 17:31 WIB
Dr dr Peter Ian Limas SpB KBD, Dokter Indonesia Pertama di Dunia Terapkan Program Balon Lambung Guna Mengatasi Obesitas di Indonesia (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)
Dr dr Peter Ian Limas SpB KBD, Dokter Indonesia Pertama di Dunia Terapkan Program Balon Lambung Guna Mengatasi Obesitas di Indonesia (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Liputan6.com, Jakarta - Prevalensi obesitas di Indonesia belum mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), prevalensi obesitas masih tinggi, mencapai 21,8 persen. Hal ini menjadi perhatian pemerintah dengan meluncurkan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS) untuk menurunkan angka kematian penyakit tidak menular yang saat ini mencapai 60 persen pada 2030.

Tidak hanya di Indonesia, obesitas juga merupakan masalah di berbagai negara di dunia. Oleh sebab itu, PT Regenesis Indonesia memperkenalkan Program Allurion sebagai solusi terbaru pertama di dunia dan satu-satunya di Indonesia. Program ini menggunakan balon lambung (gastric balloon) untuk menurunkan berat badan tanpa anastesi, pembedahan, dan endoskopi.

Setelah dipasarkan selama delapan bulan, program penurunan berat badan ini telah disambut hangat masyarakat, dengan lebih dari 100 pasien yang mengikuti program ini bersama dengan ahli penanganan Pembedahan Bariatrik kenamaan, Dr dr Peter Ian Limas SpB KBD. Sebagai penghargaan atas kontribusinya, Peter diganjar penghargaan sebagai dokter pertama di Indonesia yang telah mengimplementasikan Allurion Ballon sejak program ini diluncurkan.

Pendiri Digesti Health Bariatric Clinic menyatakan bahwa dirinya menawarkan program ini sebagai salah satu solusi untuk menurunkan berat badan guna mengatasi obesitas. "Pasien diberikan kebebasan untuk memilih terapi yang diinginkan, termasuk bagi mereka yang tidak ingin menjalani operasi atau pembiusan," katanya belum lama ini.

Selain itu, lanjut Peter, program juga dapat dikombinasikan dengan tahap pembedahan bariatrik pada pasien dengan BMI tinggi.

 

Penggunaan Balon Lambung untuk Kelola Pola Makan yang Baik

Dr dr Peter Ian Limas SpB KBD, Dokter Indonesia Pertama di Dunia Terapkan Program Balon Lambung Guna Mengatasi Obesitas di Indonesia (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)
Dr dr Peter Ian Limas SpB KBD, Dokter Indonesia Pertama di Dunia Terapkan Program Balon Lambung Guna Mengatasi Obesitas di Indonesia (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Balon lambung ini membantu pasien mengelola pola makan dengan lebih baik agar dapat mencapai hasil maksimal selama program ini. Peter memastikan bahwa penggunaan balon ini aman dan sifatnya sementara, dengan balon hanya bertahan di lambung selama empat bulan sebelum keluar secara alami melalui feses.

Pengaplikasian yang singkat ini cocok untuk pasien dengan mobilitas tinggi. Namun, perlu diingat bahwa balon ini hanya alat bantu untuk membantu pasien mengubah pola pikir dan pola hidup menjadi lebih sehat. "Oleh karena itu, Program Allurion juga melibatkan pengaturan makanan sehat, olahraga, dan dukungan psikis dari sistem pendukung pasien," kata Peter.

 

Program Ini Dijalankan Dokter Berpengalaman

Product Manager PT Regenesis Indonesia, Utami Asera Dewi SFarm Apt menjelaskan bahwa Program Allurion hanya dapat dijalankan oleh dokter yang telah mendapatkan pelatihan langsung dari tim Allurion Regenesis dan memiliki sertifikat kompetensi.

Nama-nama dokter yang memenuhi syarat ini akan diumumkan di akun Instagram resmi Allurion.id. Selain itu, dalam rangka Hari Peringatan Obesitas Dunia, PT Regenesis Indonesia juga menghadirkan Program Khusus "Allurion Fighter" bagi seluruh pasien Allurion di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya