Liputan6.com, Jakarta - Pola tidur umumnya berubah selama Ramadan karena harus bangun lebih awal untuk makan sahur dan beribadah di malam hari. Ketua Umum Terpilih PP Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra membagikan cara guna mengembalikan pola tidur pada kondisi normal selepas Ramadhan.
Menurut Hermawan, salah satu yang perlu dilakukan untuk mengembalikan pola tidur yang berubah yakni dengan melakukan relaksasi selama beberapa hari.
Baca Juga
"Kalaupun terjadi gangguan tidur karena pola tidur yang kurang pas, hal itu bisa disiasati dengan gizi dan relaksasi dalam waktu tiga sampai lima hari," kata Hermawan pada Rabu, dilansir Antara.
Advertisement
Menurutnya, pada masa transisi, seseorang perlu membiasakan beristirahat pada pukul 20.00 atau 21.00.
"Pada masa transisi tersebut biasakan untuk istirahat pada pukul delapan atau sembilan kalau memang tidak ada kepentingan lain untuk begadang atau beraktivitas pada malam hari," imbuhnya.
Lulusan Universitas Indonesia itu menyarankan, individu yang baru beristirahat pada tengah malam ketika Ramadan bisa mengbah kebiasaan tersebut secara bertahap agar bisa tidur malam lebih awal.
Tubuh manusia memiliki pengingat otomatis atau "alarm" internal, ujar Hermawan. Contohnya, Muslim yang biasa bangun pada pukul 04.00 atau 05.00 untuk menunaikan salat subuh punya semacam alarm alami untuk bangun pada waktu tersebut.
Penuhi Nutrisi dan Kelola Stres
Membiasakan diri bangun pagi bisa membantu memulihkan pola tidur ke kondisi normal.
Selain itu, pemenuhan nutrisi dan pengelolaan stres juga bisa memudahkan upaya memulihkan pola tidur yang sempat berubah selama bulan puasa.
"Yang penting diperhatikan adalah tidur berkualitas itu tidur pada lima sampai delapan jam. Kalau badan kita nanti menerima nutrisi dengan baik, pola pikirnya juga baik, artinya tidak dalam keadaan stres, itu biasanya akan cepat dan tidak ada masalah untuk kembali kepada tidur yang berkualitas dan normal," ia menjelaskan.
Advertisement