Sempat Viral soal ASI Diolah Jadi Bubuk, Kemenkes Angkat Bicara

Proses perubahan bentuk ASI itu membuat membuat komponen penting di dalamnya juga mengalami perubahan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 31 Mei 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2024, 16:00 WIB
Viral Soal ASI Bubuk, Dokter: Komponen Hidupnya Bisa Mati dan Tak Berguna Jika Dijadikan Produk
Viral Soal ASI Bubuk, Dokter: Komponen Hidupnya Bisa Mati dan Tak Berguna Jika Dijadikan Produk. Foto: Tiktok

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu sempat ramai soal Air Susu Ibu (ASI) yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi kering dan bubuk.

Dalam sebuah yang dibagikan di media sosial, ibu itu melakukan metode freeze-drying atau pengeringan beku ASI. Hasilnya, ASI menjadi bentuk bubuk.

Menurut Kementerian Kesehatan serangkaian proses perubahan bentuk ASI itu membuat membuat komponen penting dalam ASI juga mengalami perubahan.

"ASI ini dikeringkan melalui proses pembekuan dan pengeringan. Serangkaian perubahan fisik tersebut, tentunya akan meningkatkan risiko perubahan komponen utama ASI, seperti pecahnya membran gumpalan lemak dan perubahan misel kasein, penurunan komposisi faktor bioaktif protein,” kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan RI dr. Lovely Daisy.

Berbicara soal cara memberikan ASI yang terbaik, Daisy mengatakan adalah dengan menyusui bayi secara langsung atau direct breastfeeding. DBF begitu ibu-ibu biasa menyingkatnya.

“Ibu diharapkan menyusui bayi secara langsung karena dapat membangun ikatan batin antara ibu dan bayi," kata Daisy dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Beragam Manfaat Memberikan ASI

Bukan tanpa sebab Daisy menyarankan untuk memberikan ASI sebagai makanan terbaik untuk bayi di enam bulan pertama kehidupannya.

Menyusui memberikan manfaat besar bagi ibu dan bayi, antara lain meningkatkan daya tahan tubuh bayi, melindungi pencernaan bayi, dan meningkatkan kecerdasan.

“Kemudian, menurunkan risiko penyakit degeneratif pada bayi. Pada ibu, menyusui dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan payudara. Sehingga menyusui bukan sekadar memberikan ASI pada bayi,” kata Daisy lagi.

.

ASI Perah, Solusi untuk Ibu Bekerja

Pompa Asi
Pompa Asi

Bagi ibu yang terhambat menyusui secara langsung, salah satunya ibu pekerja, pemberian ASI dapat dilakukan dengan ASI Perah (ASIP).

ASI perah adalah ASI yang diperas, kemudian disimpan dan diberikan kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya.

“Jika ibu memiliki hambatan untuk menyusui bayi langsung, ibu dapat memberikan ASI perah. ASI perah yang direkomendasikan diberikan kepada bayi adalah ASI segar yang diperah pada hari itu atau pada hari sebelumnya, karena kandungan zat gizi masih optimal,” terang Daisy.

Panduan Penyimpanan ASI Perah

Merujuk buku saku “Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) untuk Kader” terbitan Kemenkes RI tahun 2021, ASI yang baru diperah dan disimpan dalam cooler bag, lama penyimpanan 24 jam.

ASI perah dalam ruangan (ASIP segar) tahan 4 jam dengan suhu 27 derajat sampai 32 derajat Celsius. Sedangkan pada suhu kurang dari 25 derajat Celsius tahan 6-8 jam. ASI perah tahan 2-3 hari ketika ditaruh pada kulkas bagian lemari pendingin dengan suhu kurang dari 4 derajat Celsius.

ASIP yang ditaruh di freezer pada kulkas satu pintu, lama penyimpanan 2 minggu dengan suhu di bawah titik beku, -15 derajat sampai 0 derajat Celsius.

ASI perah yang disimpan di freezer pada kulkas dua pintu dapat bertahan 3-6 bulan dengan suhu -20 derajat sampai -18 derajat Celsius.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya