Makan Daging Kambing Berpotensi Tingkatkan Risiko Darah Tinggi? Begini Kata Ahli

Terkait mitos konsumsi daging kambing dan risiko hipertensi, ahli gizi mengatakan, sebenarnya daging kambing punya manfaat yang baik bagi tubuh karena merupakan salah satu sumber protein hewani.

oleh Tim Health diperbarui 18 Jun 2024, 08:24 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2024, 08:24 WIB
Sudah makan tiga obat yang diberikan dokter tapi hipertensi tetap tak terkontrol. Bisa jadi itu merupakan hipertensi resisten. (Foto: Freepik)
Sudah makan tiga obat yang diberikan dokter tapi hipertensi tetap tak terkontrol. Bisa jadi itu merupakan hipertensi resisten. (Foto: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Daging sapi dan kambing berlimpah pada momen Idul Adha. Namun, mitos seputar konsumsi daging kambing kerap kali ikut mewarnai perayaan hari raya kurban. Salah satunya menyebutkan bahwa memakan daging kambing bisa meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi secara cepat.

Mitos tersebut dibantah oleh ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana Jakarta, Fitri Hudayani, SST, M.Gz. Diakuinya, agar masyarakat tidak mengonsumsi daging kambing secara berlebihan mengingat daging tersebut masuk dalam kelompok dengan lemak sedang.

"Daging kambing masuk ke dalam kelompok lauk hewani dengan lemak sedang, sehingga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan,

Terkait mitos konsumsi daging kambing dan risiko hipertensi, Fitri mengatakan, sebenarnya daging kambing punya manfaat yang baik bagi tubuh karena merupakan salah satu sumber protein hewani.

Satu potong daging kambing ukuran sedang atau setara 40 gram mengandung energi sebesar 75 Kkal, dengan 7 gram protein dan 5 gram lemak.

Adapun yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, kata Fitri, adalah penambahan bumbu pada daging yang dimasak yakni tinggi natrium dengan takaran yang banyak. Misalnya garam dapur, kecap atau bumbu penyedap.

Selain itu, disebutkannya, daging kambing juga tidak meningkatkan kadar kolesterol dalam darah selama masyarakat mengonsumsinya dalam batas wajar, hanya menggunakan daging dalam kondisi bersih tanpa lemak. dengan demikian peningkatan kadar kolesterol bisa dicegah.

"Maka dari itu, konsumsinya harus dibatasi dengan bijak," ujar Fitri, dilansir ANTARA.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Daging Kambing Tidak Boleh Dicuci Sebelum Dimasak?

Mengenai adanya pendapat bahwa daging kambing tidak boleh dicuci sebelum dimasak, Fitri mengatakan penting untuk mencuci daging demi menghindari terjadi kontaminasi silang bakteri yang ada pada daging.

Kontaminasi silang juga bisa dicegah dengan cara memasak daging kambing sampai matang.

“Sementara penyimpanan daging kambing setelah dari rumah potong hewan (RPH) atau tempat pemotongan harus disimpan dengan baik, tidak dengan tempat terbuka dan jika disimpan di lemari pendingin jangan dekat dengan makanan lain,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya