Liputan6.com, Jakarta - Umat Muslim telah tiba pada bulan Muharam, bulan pertama pada penanggalan Hijriah. Pada awal bulan pertama Hijriah ini, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Meskipun puasa ini bersifat sunah, namun sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW menyebutkan bahwa puasa di bulan Muharram setingkat di bawah puasa Ramadan. "Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. Sedangkan salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat malam," kata Rasulullah SAW.
Baca Juga
Dalam kitab 'Tuhfatul Ahwadzi', Syarah atas 'Kitab Sunan Tirmidzi', Imam Almubarakfuri menjelaskan bahwa puasa di bulan Muharram terdiri dari tiga jenis. Ketiga puasa tersebut dilakukan pada hari ke-9 Muharram (puasa Tasua), 10 Muharram (puasa Asyura), dan 11 Muharram.
Advertisement
Pada tahun 2024, ada perbedaan pendapat dalam penentuan awal bulan Muharram antara pemerintah, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama sehingga pelaksanaan puasa Asyura pun berbeda. Berikut adalah jadwal puasa Asyura untuk tahun 2024, yang memiliki perbedaan penentuan tanggal antara pemerintah, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama:
Pemerintah dan Muhammadiyah:
- 1 Muharram 1446 H: Minggu, 7 Juli 2024
- Puasa Asyura jatuh pada Selasa, 16 Juli 2024
Nahdlatul Ulama:
- 1 Muharram 1446 H: Senin, 8 Juli 2024
- Puasa Asyura jatuh pada Rabu, 17 Juli 2024
Perbedaan ini muncul karena adanya penentuan tanggal 1 Muharram yang berbeda antara Muhammadiyah dan pemerintah dengan Nahdlatul Ulama. Untuk itu, umat Islam dianjurkan untuk mengikuti keyakinan masing-masing dalam menentukan tanggal pelaksanaan puasa Asyura.
Guna mengatasi keraguan, salah satu cara yang disarankan adalah dengan berpuasa selama tiga hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Selain itu, terdapat juga puasa Ayyamul Bidh yang dilaksanakan pada 13, 14, dan 15 Muharram.
Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura
Umat Muslim diperbolehkan menjalankan puasa Tasua dan puasa Asyura saja, atau hanya puasa Asyura saja.
Berpuasa pada bulan Muharram memiliki banyak keutamaan. Selain menjadi puasa yang paling utama, puasa Muharram juga termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum.
Selain itu, puasa sehari dalam bulan Muharram memiliki pahala yang sama dengan puasa 30 hari. Khusus puasa Asyura atau pada 10 Muharram, puasa ini dapat menghapus dosa selama setahun yang telah lewat.
Keutamaan lainnya adalah puasa Tasua pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang menjadi pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, sehingga membedakan umat Islam dengan umat Yahudi yang juga berpuasa di hari Asyura.
Karena memiliki banyak keutamaan ini, banyak umat Muslim yang menantikan kehadiran bulan Muharram untuk menjalankan ibadah puasa.
Advertisement
Hukum dan Niat Puasa Asyura
Hukum puasa ini tercatat dalam hadits yang diriwayatkan dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha. Dalam hadits tersebut disebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ عَاشُورَاءُ يُصَامُ قَبْلَ رَمَضَانَ فَلَمَّا نَزَلَ رَمَضَانُ قَالَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Artinya: "Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, dahulu hari Asyura adalah hari yang dipergunakan oleh orang-orang jahiliyah untuk berpuasa. Ketika bulan Ramadhan turun, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Barangsiapa yang ingin berpuasa Asyura, hendaklah ia berpuasa, dan bagi yang tidak ingin, maka berbukalah.'" (HR Bukhari)
Adapun niat Puasa Asyura merupakan bagian penting dalam melaksanakan amalan sunnah ini. Dalam buku "Dahsyatnya Puasa Sunnah" oleh H Amirullah Syarbini dan Hj Lis Nur'aeni Afgani, disebutkan bacaan niat puasa Asyura sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَشْرَ سُنَّةَ اللَّهِ تَعَالَىNawaitu shauma 'Asyura sunnatan lillaahi ta'aalaaArtinya: "Saya niat puasa hari Asyura, sunnah karena Allah Ta'ala."