Kecubung Termasuk Tanaman Beracun, Tidak Digunakan Lagi dalam Pengobatan Tradisional

Ada banyak efek dari kecubung maka tanaman ini tak lagi dianjurkan dalam pengobatan tradisional.

oleh Tim Health diperbarui 19 Jul 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 19:00 WIB
Buah Kecubung
Mabuk Kecubung. Saat ini kecubung adalah tanaman beracun. Sumber: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Kecubung termasuk dalam tanaman beracun karena memiliki efek samping berbahaya. Maka dari itu saat ini, kecubung tidak dianjurkan lagi dalam pengobatan tradisional.

“Sekarang ini, kecubung tidak dianjurkan lagi sebagai obat tradisional dan digolongkan sebagai tanaman beracun,” kata Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si.

Inggrid juga menuturkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang peredarannya. Kini kecubung hanya dapat ditemukan di area sekitar hutan. Jika pun ada di sekitar rumah hanya sebagai tanaman hiasan lantaran warna bunga yang indah yakni putih dan ungu. 

Inggrid mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari ada sebagian masyarakat yang menggunakan beberapa bagian dari tanaman kecubung sebagai obat tradisional.

Dahulu kecubung banyak digunakan sebagai obat untuk menambah stamina dan meredakan nyeri.. Contohnya yakni penggunaan daun kecubung yang diremas, kemudian ditempelkan di atas kulit yang ototnya mengalami pegal linu.

Daun kecubung yang telah diremas itu juga bisa ditempelkan ke dahi untuk meredakan sakit kepala seperti mengutip Antara.

Sayangnya, tidak semua orang bisa tahan dengan efek samping dari kecubung. Mulai dari halusinasi, meningkatnya gairah seksual secara tiba-tiba, gangguan denyut jantung sampai mengalami kematian.

“Efek dan durasinya itu bisa berbeda-beda pada setiap orang, jadi walaupun tidak diminum dan hanya ditempel, pada beberapa orang bisa menimbulkan psikoaktif. Ini yang berbahaya,” ucap Inggrid.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sebarkan Informasi Bahwa Kecubung adalah Tanaman Beracun

Daun kecubung juga memiliki kandungan antioksidan yang tinggi
kecubung (Dok: Instagram @andre.plehoo)

Inggrid mengingatkan kepada masyarakat yang sudah tahu mengenai efek kecubung untuk memberi tahu kepada yang lain. Jangan sampai membuat oplosan dari buah tanaman tersebut agar tidak mengalami efek dari zat skopolamin yang terkandung di dalamnya.

"Bagi yang sudah tahu informasi soal kecubung, mohon bantu mengedukasi atau memberikan informasi kepada keluarga dan teman agar tidak coba-coba."


Minta Pemerintah Bikin Regulasi soal Kecubung

Inggrid juga meminta pemerintah, ia mengharap agar pihak yang berwenang segera melakukan kajian mendalam dan membuat regulasi khusus pada kecubung karena kasus yang ditemukan baru-baru ini telah memakan korban jiwa.

Misalnya, membatasi penanaman kecubung untuk meminimalisasi jumlah orang yang mengonsumsi kecubung dan menderita keracunan.


Kasus Dugaan Mabuk Kecubung Baru-Baru Ini

Daun Kecubung digunakan sebagai obat asma
Kecubung (Dok: Instagram @gunungceremai)

Belum lama ini viral video di sosial media (sosmed) Twitter memperlihatkan sejumlah warga yang mabuk dan mengamuk diduga akibat kecubung. Kejadian ini berlangsung di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Akun Twitter @bacottetangga__ mengungkapkan bahwa dampak mabuk kecubung ini telah menewaskan dua orang dan menyebabkan 35 orang lainnya dirawat di RSJ Sambang Ilhum.

Polda Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) pun angkat bicara. Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Adam Erwindi menyebut, pihaknya mendalami dugaan penyalahgunaan buah kecubung untuk efek mabuk ataupun halusinasi, seperti video yang beredar di media sosial terkait sejumlah warga di Banjarmasin teler dengan narasi mengonsumsi bahan-bahan tersebut.

"Kami sudah mengidentifikasi keempat korban yang mabuk dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan," ujar Adam dilansir dari Antara.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya