Rayakan Maulid Nabi dengan 3 Cara Syar'i, Salah Satunya Perbanyak Shalawat

Mari kita merayakan momen istimewa Maulid Nabi dengan penuh sukacita sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas kehadiran rasulullah di dunia ini.

oleh Tim Health diperbarui 13 Sep 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad saw.
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad saw. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Rabiul Awal menyimpan banyak peristiwa bersejarah dalam perjalanan Islam. Salah satu momen yang paling penting adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang sering kita rayakan sebagai maulid Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia ini sebagai rahmat bagi seluruh umat. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita mengekspresikan rasa syukur atas kelahirannya. Dalam salah satu hadis qudsi, disebutkan:

لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ يَا مُحَمّد لما خَلَقْتَ الأَفْلَاك

Artinya: "Jika bukan karena engkau, wahai Muhammad, tidak akan aku ciptakan alam semesta ini."

Peristiwa bersejarah ini diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Perayaan maulid sendiri sudah dimulai sejak awal abad ketujuh Hijriah dan telah menyebar ke berbagai penjuru dunia hingga saat ini.

Lalu, bagaimana cara seorang muslim mengekspresikan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW? Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan, berdasarkan informasi dari laman NU Online.

Gembira Menyambut Datangnya Maulid

Pawai Maulid Nabi di Jakarta
Para siswa sekolah dengan semangat memainkan rebana sambil berkeliling dalam pawai yang meriah di kawasan Pejambon dan Gambir, Jakarta, pada Sabtu (8/10/2022).

Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an, salah satu cara untuk mensyukuri kehadiran Rasulullah SAW di dunia ini adalah dengan merayakan kebahagiaan.

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Allah SWT berfirman: "Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus: 58).

Imam al-Suyuthy (849-910 H/1445-1505 M) dalam karyanya "Husnul Maqshad fi Amalil Maulid" memberikan panduan mengenai cara yang tepat untuk merayakan Maulid Nabi. Ia menjelaskan bahwa inti dari perayaan Maulid Nabi Muhammad adalah berkumpulnya manusia untuk membaca Al-Qur'an dan kisah-kisah teladan, diikuti dengan hidangan makanan yang dinikmati bersama.

Setelah itu, mereka pulang. Itulah yang seharusnya dilakukan, tanpa tambahan yang berlebihan. Semua ini termasuk dalam kategori bid'ah hasanah, dan mereka yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala karena telah mengagungkan derajat Nabi serta menunjukkan rasa suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia. (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, halaman 189-197).

3 Cara Memperingati Maulid Nabi

Gemerlap Malam di Pakistan Menyambut Maulid Nabi
Anak-anak riang gembira merayakan lahirnya Nabi Muhammad SAW dengan bermain kembang api yang berwarna-warni di Lahore, Pakistan, pada Senin, 18 Oktober 2021.

Dari pernyataan di atas, terdapat tiga cara merayakan Maulid Nabi yang mencerminkan kegembiraan umat Muslim atas kelahiran Rasulullah.

Pertama, membaca Al-Qur'an, yang merupakan mukjizat Rasulullah SAW dan menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat Islam.

Kedua, menceritakan kisah-kisah Rasulullah SAW yang sarat dengan teladan, yang dapat dijadikan inspirasi bagi pemuda, pedagang, suami, pemimpin, serta seluruh umatnya.

Ketiga, menyedekahkan makanan untuk dinikmati bersama, sebagai wujud niat tulus untuk membahagiakan semua yang hadir dalam majelis Maulid.

Dengan demikian, ketiga hal ini sangat penting dalam merayakan peringatan Maulid Nabi. Semoga kita senantiasa menjadi umat yang meneladani sifat dan perilaku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari kita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya