Berantas Obat Palsu, BPOM Gandeng Organisasi Nirlaba Internasional Pharmaceutical Security Institute

Kepala BPOM Taruna Ikrar menyebut, informasi dari PSI mengenai peredaran obat palsu menjadi penting mengingat luasnya wilayah cakupan pengawasan BPOM.

oleh Tim Health diperbarui 25 Sep 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2024, 10:00 WIB
Polisi tangkap pelaku pembuat obat paten palsu. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Polisi tangkap pelaku pembuat obat paten palsu. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - h Guna memberantas obat palsu di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bekerja sama dengan organisasi nirlaba internasional, Pharmaceutical Security Institute (PSI). Diketahui, organisasi tersebut didukung oleh 40 produsen farmasi internasional. Hal ini disampaikan Kepala BPOM Taruna Ikrar.

Taruna Ikrar menyebut, informasi dari PSI mengenai peredaran obat palsu menjadi penting mengingat luasnya wilayah cakupan pengawasan BPOM. Kerja sama tersebut, jelas Taruna, akan mendukung pencapaian tujuan pertumbuhan Indonesia.

Presiden PSI Todd Ratcliffe mengatakan, PSI dibentuk karena keprihatinan terhadap pemalsuan produk medis yang mengancam kesehatan masyarakat. Todd menyebutkan, pihaknya mengumpulkan dan menganalisis data tentang pemalsuan obat, lalu membagikan informasi tersebut kepada penegak hukum, otoritas pengawas obat-obatan, dan lembaga pemerintah lainnya yang berdedikasi memerangi masalah tersebut.

"Sebelumnya kami belum bekerja sama intensif dengan BPOM. Namun setelah COVID-19 dan berbagai tantangan yang dihadapi, saya pikir tahun lalu adalah kali pertama kita bekerja dengan BPOM,” katanya, dilansir ANTARA.

Sebelumnya, kata Todd, PSI telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Filipina dan ingin mereplikasinya dengan Indonesia.

Dalam pertemuan informal, BPOM dan PSI berbincang mengenai tujuan menjalin relasi dan menginisiasi kerja sama PSI dengan regulator obat di berbagai aspek. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Labelisasi GGL

Selain mengenai permasalahan obat, Kepala BPOM dan Presiden PSI juga bertukar pikiran terkait labelisasi kandungan gula, garam dan lemak (GGL), baik di Indonesia maupun di negara lain.

Pada akhir pertemuan, Kepala BPOM dan Presiden PSI menyepakati bahwa dengan pertemuan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan komunikasi yang intensif untuk kolaborasi lebih lanjut antara BPOM dan PSI.

Hadir mendampingi Kepala BPOM adalah Direktur Pengawasan Keamanan, Mutu, dan Ekspor Impor Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif serta perwakilan Direktorat Cegah Tangkal dan Direktorat Siber Obat dan Makanan. Turut hadir pula Direktur Regional Asia Pasifik PSI Ramesh Raj Kishore.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya