Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Maka dari itu, penanganan kesehatan dan kebutuhan gaya hidupnya pun berbeda-beda pula.
Dokter spesialis gizi klinik subspesialis nutrisi pada kelainan metabolisme gizi, Ida Gunawan, mengumpamakan bahwa kesehatan tidak didapat secara per kodi layaknya pakaian.
Advertisement
Baca Juga
“Kesehatan itu bukan kodian, Anda tahu kodian itu seperti grosiran, ada baju di Mangga Dua ukurannya S, M, L semua sama kalau enggak muat tinggal dipermak di rumah. Kalau kesehatan enggak begitu, kesehatan itu harus personalize, saya dan Anda beda, jangan pernah menyontek,” kata Ida dalam peluncuran Smart Report 2.0 dan New Feature Health Plan Prodia di Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Advertisement
“Jadi jangan bilang, ‘Ah saya ngeliat Pak Andi (CEO Prodia) usianya sudah 88 tahun sehat banget’ pertanyaannya apakah saya akan menyontek beliau? Nah itu, jadi jangan menyontek, apa yang baik buat Pak Andi belum tentu match dengan saya. Dan itu ada pemeriksaannya namanya genomic,” jelas Ida.
Personalisasi kesehatan juga mencakup pola makan atau diet. Misalnya diet untuk menurunkan kolesterol. Seperti diketahui, mengatur pola makan dapat menjadi cara menurunkan risiko penyakit kolesterol tinggi. Namun, Ida mengatakan bahwa diet terbaik untuk menurunkan kolesterol tinggi perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Personalisasi Diet Penurunan Kolesterol Cakup Berbagai Aspek
Penentuan pola makan untuk menurunkan kolesterol perlu dikonsultasikan dengan tenaga profesional yakni dokter gizi.
“Ya itu mesti personalize, jadi harus personal, mesti ketemu dengan orang profesional dalam hal ini dokter gizi. Nanti dilihat, kalau bicara kolesterol kan ornamennya banyak. Kolesterol total, HDL (high-density lipoprotein/kolesterol baik), LDL (low-density lipoprotein/kolesterol jahat), trigliserida, dan lipid profile yang lain,” papar Ida kepada Health Liputan6.com.
Di samping itu, lanjut Ida, kadar gulanya pun mesti dilihat termasuk faktor apa saja yang memicu kolesterol tinggi.
“Pasiennya mesti ditanya, makannya seperti apa, tapi secara petunjuk umum, seratnya harus cukup, lemak-lemaknya terutama lemak jenuh harus dibatasi. Terus jangan lupa pilih lemak yang baik, kurangi karbo yang bertepung-tepung,” saran Ida.
Tak lupa, ia menyarankan untuk rajin melakukan aktivitas fisik atau olahraga, pasalnya, olahraga dapat membantu menaikkan kolesterol baik (HDL).
Advertisement
Pemantauan Kolesterol di Era Modern
Di era modern ini, pemantauan kadar kolesterol dan konsultasi dengan dokter dapat dilakukan secara daring melalui aplikasi seperti yang dikenalkan oleh Prodia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Business & Product PT Prodia Digital Indonesia & Direktur Digital Service Transformation & IT PT Prodia Widyahusada Tbk, Andri Hidayat, menjelaskan bahwa kolesterol tinggi menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian dari pihaknya.
Dalam aplikasi bernama U by Prodia, pasien bisa konsultasi sekaligus merancang rencana pengaturan pola makan dengan para ahli. Termasuk diet untuk mencegah atau menurunkan kolesterol tinggi.
“Di U by Prodia bisa melakukan lebih dari 5000 pemeriksaan lab, bukan hanya kolesterol tapi semua yang dibutuhkan pasien,” ujar Andri kepada Health Liputan6.com.
Libatkan 300 Dokter
Andri tak memungkiri, penyakit kolesterol tinggi memang menjadi salah satu kondisi dengan kasus yang cukup banyak. Maka dari itu, pihaknya berupaya menyediakan layanan daring yang dapat menuntun pasien menjalani gaya hidup sehat.
Dia menambahkan, aplikasi ini dilengkapi feature konsultasi gratis dengan dokter. Ada lebih dari 300 dokter yang sudah bergabung dan dapat melayani chat dari pasien.
“Ada sekitar 23 spesialis juga, paling banyak dokter umum, kemudian internis, obgyn ada, spesialis anak ada, bahkan konsultasi gizi juga ada,” papar Andri.
Pihak Andri pun menyediakan program rencana kesehatan atau health plan yang jumlahnya mencapai 14 jenis.
“Kita saat ini ada 14 health plan, jadi ada yang untuk menurunkan berat badan, ada yang khusus untuk menjaga orang-orang prediabetes agar tidak masuk ke diabetes, ada juga health plan bagi orang-orang yang ingin menurunkan kadar lemaknya.”
“Jadi 14 health plan ini sesuai dengan kebutuhan, ada pula bundling dengan katering sehat juga. Menariknya, pelanggan yang pakai saat ini kebanyakan usia muda, rata-rata usia 20 sampai 30 dan 20 sampai 40 itu paling banyak, mereka ternyata lebih antusias,” jelas Andri.
Advertisement