Mahasiswa IPB Buat Kue Kering untuk Suplemen Penderita HIV

dengan bahan pangan lokal seperti pati jagung, tepung kedelai, wortel, para mahasiswa IPB membuat kue kering untuk suplemen penderita HIV

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 30 Jul 2013, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2013, 18:00 WIB
kue-kering-130730b.jpg
Dua tim mahasiswa tingkat akhir dari Program Studi Teknologi Pangan Departemen llmu dan Teknologi Pangan (ITP), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengukir prestasi gemilang dengan berhasil menjadi pemenang ke-2 dan ke-3 untuk kategori peserta internasional dalam kompetisi internasional bidang teknologi pangan di Amerika Serikat, yaitu kompetisi “Developing Solutions for Developing Countries (DSDC)”.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Institute of Food Technologists Student Association (IFTSA) yang merupakan salah satu chapter di bawah Institute of Food Technologists (IFT). Kedua tim yang berhasil menjadi pemenang tersebut adalah tim “MASOCA-Ball” yang beranggotakan Ardiyansah Mallega, Stella Denissa dan Alviane Leonita (sebagai pemenang ke-2), dan tim “SWEEPO” yang beranggotakan Veni Issani, Cynthia, dan Jian Septian (sebagai pemenang ke-3). Sebagai pemenang pertamanya adalah tim EnerTEIN yang beranggotakan 6 orang mahasiswa pascasarjana dari Universiti Putra Malaysia (UPM) (merupakan tim yang sama yang menjadi pemenang ke-1 pada kompetisi DSDC tahun 2012).

Keberhasilan kedua tim mahasiswa Teknologi Pangan IPB tersebut mengulang keberhasilan pada final kompetisi DSDC-IFTSA sebelumnya, yaitu tahun 2009 di California sebagai juara ke-3, tahun 2010 di Chicago sebagai juara 1 dan 2, dan tahun 2012 di Las Vegas sebagai juara ke-2.

Kompetisi internasional DSDC-IFTSA merupakan salah satu kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh IFTSA dalam rangkaian acara tahunan “IFT Annual Meeting and Food Expo” yang terbuka untuk diikuti oleh mahasiswa program sarjana/pascasarjana baik dari domestik Amerika Serikat maupun internasional, dan pada tahun 2013 ini merupakan yang kelima kalinya diselenggarakan.

Kompetisi DSDC-IFTSA bertujuan untuk menggali konsep dan pemikiran dari mahasiswa terhadap permasalahan pangan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan setiap tahunnya panitia DSDC-IFTSA menetapkan tema tertentu.

Pada tahun 2013 ini temanya adalah “Develop food products to be given as supplements to address malnourishment at HIV relief clinics across developing countries”, yaitu konsep pengembangan produk pangan yang dapat digunakan sebagai suplemen untuk membantu para penderita HIV di negara-negara berkembang. Tim MASOCA-Ball mengambil kasus di Nigeria, sedangkan tim SWEEPO mengambil kasus di Papua.


Produk MASOCA-Ball dan SWEEPO
Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dr. Feri Kusnandar seperti dikutip dari ipb.ac.id, Selasa (30/7/2013) menyebutkan, produk MASOCA-Ball dan SWEEPO yang dikembangkan oleh dua tim mahasiswa IPB merupakan konsep produk pangan baru yang ditujukan sebagai makanan suplemen bagi penderita HIV.

"MASOCA-Ball merupakan “sweet snack ball cookies” yang terbuat dari sumber bahan pangan lokal yang tersedia di negara bagian Benue Nigeria, yaitu kacang-kacangan (groundnut dan cashew), pati jagung, tepung kedelai, wortel dan ingredien lain yang diformulasi dan diproses menjadi produk cookies yang memiliki mutu sensori dan kandungan gizi yang diperlukan bagi penderita HIV," katanya.

Sementara itu, tim SWEEPO mengembangkan produk pangan suplemen dalam bentuk biskuit yang terbuat dari bahan baku ubi jalar dan kacang-kacangan (red kidney bean) yang ditujukan bagi penderita HIV di Papua Indonesia. Sebagaimana tim MASOCA-Ball, konsep produk pangan yang dikembangkan juga untuk dapat mengatasi kekurangan gizi dan kondisi kesehatan yang buruk dari penderita HIV di Papua.

Hal lain yang penting yang dinilai dari dari konsep produk yang dikembangkan adalah potensinya untuk dapat diaplikasikan di wilayah sasaran dengan memperhatikan kondisi sosio-ekonomi, budaya, ketersediaan bahan baku di lokasi sasaran, serta potensinya untuk dikembangkan menjadi industri pangan untuk dapat menggerakkan roda perekonomian di wilayah sasaran.

(Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya