Lembaga Internasional PBB Bidang Pemerhati Pendidikan dan Kesehatan Anak UNICEF pada Kamis 1 Agustus meluncurkan Pekan Pemberian ASI Dunia dengan menyerukan diwujudkannya kepemimpinan yang kuat untuk mendorong praktik yang merupakan cara paling efektif dan murah guna menyelamatkan nyawa seorang anak.
"Tak ada satu pun campur tangan yang memiliki dampak setinggi itu buat bayi dan ibu seperti pemberian ASI dan yang berharga sangat murah buat pemerintah," kata Wakil Direktur Pelaksana UNICEF Geeta Rao Gupta. "ASI adalah ’imunisasi pertama’ bagi bayi dan penyelamat nyawa yang paling efektif serta murah."
Kepemimpinan kuat itu mendasar, kata badan PBB dalam siaran persnya, Jumat (2/8/2013), sebab kurang separuh dari semua anak yang berusia enam bulan memperoleh manfaat dari pemberian ASI eksklusif, kendati banyak manfaat yang diberikannya bagi ibu dan anak.
  Â
Pekan Pemberian ASI Dunia dirayakan setiap tahun pada 1-7 Agustus di lebih dari 170 negara guna mendorong pemberian ASI dan meningkatkan kesehatan bayi di seluruh dunia.
  Â
Pekan memperingati "Innocenti Declaration" dibuat oleh UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Agustus 1990 untuk melindungi, mendorong dan mendukung pemberian ASI.
UNICEF dan WHO menyarankan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak dan dilanjutkannya pemberian ASI selama dua tahun atau sesudahnya, seperti dikutip dari Xinhua Senin (/25/8/2013).
Anak yang secara eksklusif mengonsumsi ASI, kemungkinan 14 kali lebih selamat di enam bulan pertama hidupnya dibandingkan dengan anak yang tak diberi ASI, kata UNICEF. Ditambahkannya, dimulainya pemberian ASI pada hari pertama setelah kelahiran dapat mengurangi resiko kematian bayi sampai 45 persen.
  Â
Pemberian ASI juga mendukung kemampuan anak untuk belajar dan membantu mencegah kegemukan serta penyakit kronis di belakang hari. Berbagai studi baru-baru ini di Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan penghematan besar biaya perawatan kesehatan dari pemberian ASI, sebab anak yang diberi ASI lebih jarang sakit dibandingkan dengan anak yang tidak diberi ASI.
  Â
Selain itu, ibu yang secara eksklusif memberi ASI memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk hamil dalam enam bulan pertama setelah melahirkan. Mereka juga pulih lebih cepat setelah melahirkan, dan kembali ke berat sebelum kehamilan lebih cepat.
Bukti memperlihatkan mereka juga mengalami lebih sedikit depresi pasca-kelahiran dan memiliki risiko lebih kecil untuk terserang kanker indung telur dan payudara di belakang hari, kata UNICEF.
Namun, hanya 39 persen anak yang berusia kurang dari enam bulan secara eksklusif diberi ASI pada 2012.
  Â
"Jumlah global ini telah meningkat sangat sedikit selama beberapa dasawarsa belakangan, sebagian karena banyak negara tempat angka pemberian ASI rendah dan kurangnya dukungan umum lingkungan bagi ibu yang memberi menyusui," kata UNICEF.
(Abd)
"Tak ada satu pun campur tangan yang memiliki dampak setinggi itu buat bayi dan ibu seperti pemberian ASI dan yang berharga sangat murah buat pemerintah," kata Wakil Direktur Pelaksana UNICEF Geeta Rao Gupta. "ASI adalah ’imunisasi pertama’ bagi bayi dan penyelamat nyawa yang paling efektif serta murah."
Kepemimpinan kuat itu mendasar, kata badan PBB dalam siaran persnya, Jumat (2/8/2013), sebab kurang separuh dari semua anak yang berusia enam bulan memperoleh manfaat dari pemberian ASI eksklusif, kendati banyak manfaat yang diberikannya bagi ibu dan anak.
  Â
Pekan Pemberian ASI Dunia dirayakan setiap tahun pada 1-7 Agustus di lebih dari 170 negara guna mendorong pemberian ASI dan meningkatkan kesehatan bayi di seluruh dunia.
  Â
Pekan memperingati "Innocenti Declaration" dibuat oleh UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Agustus 1990 untuk melindungi, mendorong dan mendukung pemberian ASI.
UNICEF dan WHO menyarankan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak dan dilanjutkannya pemberian ASI selama dua tahun atau sesudahnya, seperti dikutip dari Xinhua Senin (/25/8/2013).
Anak yang secara eksklusif mengonsumsi ASI, kemungkinan 14 kali lebih selamat di enam bulan pertama hidupnya dibandingkan dengan anak yang tak diberi ASI, kata UNICEF. Ditambahkannya, dimulainya pemberian ASI pada hari pertama setelah kelahiran dapat mengurangi resiko kematian bayi sampai 45 persen.
  Â
Pemberian ASI juga mendukung kemampuan anak untuk belajar dan membantu mencegah kegemukan serta penyakit kronis di belakang hari. Berbagai studi baru-baru ini di Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan penghematan besar biaya perawatan kesehatan dari pemberian ASI, sebab anak yang diberi ASI lebih jarang sakit dibandingkan dengan anak yang tidak diberi ASI.
  Â
Selain itu, ibu yang secara eksklusif memberi ASI memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk hamil dalam enam bulan pertama setelah melahirkan. Mereka juga pulih lebih cepat setelah melahirkan, dan kembali ke berat sebelum kehamilan lebih cepat.
Bukti memperlihatkan mereka juga mengalami lebih sedikit depresi pasca-kelahiran dan memiliki risiko lebih kecil untuk terserang kanker indung telur dan payudara di belakang hari, kata UNICEF.
Namun, hanya 39 persen anak yang berusia kurang dari enam bulan secara eksklusif diberi ASI pada 2012.
  Â
"Jumlah global ini telah meningkat sangat sedikit selama beberapa dasawarsa belakangan, sebagian karena banyak negara tempat angka pemberian ASI rendah dan kurangnya dukungan umum lingkungan bagi ibu yang memberi menyusui," kata UNICEF.
(Abd)