Kisah Pilu Bayi Kembar 5 yang Cuma Sebentar Menyapa Ayah Ibunya

Menanti hingga 3 tahun, pasangan ini langsung dapat lima anak kembar. Sayang, si lima bayi kembar itu hanya hidup dalam hitungan hari.

oleh Irna Gustiawati diperbarui 26 Agu 2013, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2013, 15:00 WIB
orang-tua-bayi-kembar130826b.jpg
Perjalanan pasangan suami istri, Bagus Prasnawira (37) dan Enita Fentrikana (31) untuk mendapatkan buah hati penuh liku. Menanti hingga 3 tahun, pasangan ini langsung dapat lima anak kembar. Sayang, si lima bayi kembar itu hanya hidup dalam hitungan hari.

Kelima bayi kembar itu lahir pada Selasa pagi 20 Agustus 2013 di Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta. Tapi bayi kembar 5 itu tak berlama-lama 'menyapa' ayah ibunya, karena dalam waktu 6 hari, kelimanya kembali ke Sang Pencipta.

Awal mula punya bayi kembar 5 ini karena si ibu menjalani program Teknologi Reproduksi Berbantu di RSAB sejak 2012. Sampai bayi-bayi mungil itu lahir semua ditangani di rumah sakit yang sama.

Suaminya ketika diwawancarai pernah mengatakan "Kami mengikuti program medis ini selama 3 sampai 4 bulan sebelum istri dinyatakan benar-benar hamil".

Si Ibu menggunakan sejumlah metode pembuahan dan rutin mengonsumsi obat penyubur selama menjalankan program tersebut.

"Kami rutin melakukan check up dan dianjurkan rutin minum obat penyubur sesuai anjuran dokter," tambahnya saat diwawancarai Liputan6.com.

Setelah menjani proses itu semua, akhirnya Enita dinyatakan positif hamil. Tak tanggung-tanggung dokter  mendeteksi ada lima bayi di rahimnya.

Enita mengaku tidak mengalami gangguan selama kehamilan. Hanya saja setelah beberapa bulan hamil, tubuh Enita seperti terbebani oleh berat kelima bayi yang ada di kandungannya.

Benar saja, di usia kehamilan 24 minggu, Enita mengalami pendarahan dan dokter memutuskan untuk melakukan operasi. Rencana semula jika tak ada gangguan, Enita akan dioperasi sampai kehamilan 28 minggu.

Operasi yang dilakukan pada 20 Agustus 2013, melahirkan 5 bayi kembar. Empat bayi laki-laki dan satu bayi perempuan.

Kondisi bayi yang kritis dengan lahir prematur dan berat badan rata-rata hanya 400 gram, membuat para bayi kembar lima itu sulit bertahan hidup. Satu per satu bayi kembar lima itu meninggal dunia karena kegagalan organ yang tidak berkembang dengan baik.

Dimulai dengan meninggalnya Muhammad Al Hafidz, bayi laki-laki nomor 2 dengan berat badan 459 gram. Bayi ini meninggal Selasa malam (20/8/2013) atau hanya bertahan sekitar 12 jam sejak dilahirkan.

Dua hari kemudian bayi Anisa Fitri Seia, yang merupakan bayi perempuan satu-satunya dan menjadi bayi ke-3 dengan berat 353 gram, meninggal pada Kamis Siang 22 Agustus 2013.

Selang sehari kemudian, Rahman Surya Mulia, bayi laki-laki terakhir atau nomor 5 dengan berat badan 483 gram, meninggal pada Jumat pagi 23 Agustus 2013.

Kemudian sehari selanjutnya, Abdul Akbar Goffar , bayi laki-laki nomor 4 dengan berat badan 499 gram, meninggal pada Sabtu malam 24 Agustus 2013.

Lalu yang terakhir, bayi satu-satunya yang masih hidup dan diharapkan bisa bertahan juga meninggal dunia pada pukul 09.30 WIB, Senin (26/8/2013). Sang bayi bernama Sultan Bagus Al Fatan, adalah bayi yang ditandai dengan nomor 1.

Bayi-bayi calon penghuni surga itu dimakamkan berdempetan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Bayi-bayi mungil ini meninggalkan ayah ibunya yang telah lama menanti-nanti kehadiran mereka. (Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya