Rahasia Kenapa Wanita Lebih Susah Kena Serangan Jantung

Gejala kekurangan estrogen biasanya terjadi pada perempuan menjelang menopause, meski perempuan muda pun bisa mengalaminya.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 25 Sep 2013, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2013, 07:00 WIB
wanita-dokter-130924c.jpg
Gejala kekurangan estrogen biasanya terjadi pada perempuan menjelang menopause, meski perempuan muda pun bisa mengalaminya. Contohnya, jadi sering migrain, kelelahan, gampang panik, tidak bergairah, nyeri sendi, dan pelupa. Estrogen inilah yang menjadi hormon pelindung wanita dari beragam gangguan penyakit sebelum menopause menghinggapinya.

Estrogen memengaruhi daya ingat. Menurut para peneliti dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, AS, hormon seks perempuan itu berperan dalam meningkatkan jumlah koneksi antarsel otak, sehingga memperlancar komunikasi di otak. Hasil penelitian tersebut dipresentasikan dalam pertemuan Society for Neuroscience di San Diego, Amerika Serikat, belum lama ini.

Di dalam studi tersebut para peneliti menumbuhkan sel-sel otak tikus di dalam cawan dengan komponen mirip estrogen.
Senyawa itu mengaktifkan reseptor estrogen sel-sel, menyebabkan mulainya rantai reaksi kimia di dalam sel. Selanjutnya tampak peningkatan jumlah sel duri dendritik, tonjolan mirip rambut pada permukaan sel yang memungkinkan sel-sel berkomunikasi.

“Hasil ini mengungkapkan bahwa jika Anda mengaktifkan reseptor estrogen, berpotensi meningkatkan jumlah informasi yang mengalir dari satu sel ke sel yang lain,” ungkap peneliti Deepak Srivastava.

Dari hasil ini diharapkan nantinya dapat memanfaatkan estrogen untuk memperbaiki gejala alzheimer dan skizofrenia. Studi sebelumnya juga memperlihatkan pemberian estrogen, pada hewan maupun manusia, dapat memperbaiki memori dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan ujian dengan baik.

Telat Menstruasi

Kadar estrogen yang tak cukup dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti kanker ovarium, keropos tulang, dan penyakit jantung. Kekurangan estrogen itu bisa karena faktor genetik, gangguan tiroid, terapi radiasi, kemoterapi, olah raga berlebihan, gangguan makan, kurang lemak, dll. Jadi, tak heran bila wanita muda kerap jarang yang menderita sakit jantung dibanding pria.

Olah tubuh secara berlebihan sebelum dan selama pubertas dapat menyebabkan kadar estrogen jauh di bawah normal, sehingga pertumbuhan fisik pun terhambat, misalnya ditandai tidak munculnya menstruasi. Untuk menyeimbangkan kadar estrogen tersebut, selain melakukan terapi sulih hormon, juga bisa mengonsumsi makanan sumber fitoestrogen.

Penelitian yang dilakukan di Stanford University Medical School, California, menyatakan bahwa estrogen dari makanan (fitoestrogen) bermanfaat mengurangi risiko kanker payudara, penyakit jantung, dan osteoporosis. Fitoestrogen dalam makanan termasuk isoflavon, lignan, coumestan, dll.

Minum susu kedelai lima gelas, menurut suatu studi lain, setara dengan mengonsumsi suplemen fitoestrogen. Banyak makanan kaya fitoestrogen yang mudah kita temukan, seperti tahu, kecambah, kedelai. Jangan lupa memasukkan makanan tersebut dalam menu sehari-hari, supaya kita tidak gampang lupa.

(Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya