Tidak hanya berbentuk dan memiliki banyak warna, belakangan ini banyak beredar kondom yang memiliki rasa. Rasa yang tersedia pun tidak hanya satu, melainkan beraneka rasa. Sebenarnya, apa manfaat dari kondom berasa ini?
Spesialis Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKU-UI) dr. Eddy Karta, SpKK mengatakan bahwa kondom berasa ini ditujukan bagi pasangan yang ingin melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral seks)
"Kondom yang berasa atau disebut juga flavored condom ditujukan bagi mereka yang ingin oral seks," kata dr. Eddy Karta saat diwawancarai Health Liputan6.com, Jakarta, Selasa (3/12/2013)
Menurut dr. Eddy, hal ini berdasarkan kenyataan bahwa bercinta oral bukanlah jenis hubungan yang aman, dan tidak menularkan penyakit menular seksual. "Sehingga, untuk oral seks juga diperlukan pelindung," kata dr. Eddy menambahkan.
Kondom yang paling sering terbuat dari lateks, lanjut dia, memiliki bau karet lateks bersama dengan dengan lubricantnya sering membuat seseorang refleks muntah. Jadi, dengan adanya kondom berasa ini tidak akan membuat penggunanya refleks muntah.
"Sehingga, dibuatlah kondom berasa untuk menutupi bau dan rasa lateks yang tidak enak itu," kata dr. Eddy menerangkan.
Lebih lanjut dokter berparas kuning langsat ini menuturkan, karena kondom berasa tersebut memang ditujukan untuk bercinta oral, maka bila hendak digunakan untuk intercourse per vagina, harus diperhatikan dengan baik label pada kemasan, apakah memang dapat dipergunakan untuk berhubungan per vagina atau tidak.
Tapi perlu diingat, bahan perasa yang mengandung pengganti gula dan aroma dari kondom yang harum tersebut, memiliki risiko iritasi, alergi, mengeringkan, atau menyebabkan tumbuhnya jamur candida berlebihan pada vagina.
(Adt/Abd)
Spesialis Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKU-UI) dr. Eddy Karta, SpKK mengatakan bahwa kondom berasa ini ditujukan bagi pasangan yang ingin melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral seks)
"Kondom yang berasa atau disebut juga flavored condom ditujukan bagi mereka yang ingin oral seks," kata dr. Eddy Karta saat diwawancarai Health Liputan6.com, Jakarta, Selasa (3/12/2013)
Menurut dr. Eddy, hal ini berdasarkan kenyataan bahwa bercinta oral bukanlah jenis hubungan yang aman, dan tidak menularkan penyakit menular seksual. "Sehingga, untuk oral seks juga diperlukan pelindung," kata dr. Eddy menambahkan.
Kondom yang paling sering terbuat dari lateks, lanjut dia, memiliki bau karet lateks bersama dengan dengan lubricantnya sering membuat seseorang refleks muntah. Jadi, dengan adanya kondom berasa ini tidak akan membuat penggunanya refleks muntah.
"Sehingga, dibuatlah kondom berasa untuk menutupi bau dan rasa lateks yang tidak enak itu," kata dr. Eddy menerangkan.
Lebih lanjut dokter berparas kuning langsat ini menuturkan, karena kondom berasa tersebut memang ditujukan untuk bercinta oral, maka bila hendak digunakan untuk intercourse per vagina, harus diperhatikan dengan baik label pada kemasan, apakah memang dapat dipergunakan untuk berhubungan per vagina atau tidak.
Tapi perlu diingat, bahan perasa yang mengandung pengganti gula dan aroma dari kondom yang harum tersebut, memiliki risiko iritasi, alergi, mengeringkan, atau menyebabkan tumbuhnya jamur candida berlebihan pada vagina.
(Adt/Abd)