Mitos tentang Kanker yang Perlu Diluruskan

Masih banyak orang yang menganggap kanker sebagai isu yang tabu. Akibatnya, banyak mitos mengenai kanker yang harus diluruskan. Apa saja?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Feb 2014, 15:48 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2014, 15:48 WIB
kanker-payudara-140129b.jpg
Mendengar kata kanker saja sudah mengerikan. Yang paling menyedihkan, masih banyak yang menganggap kanker sebagai hal yang tabu. Akibatnya, banyak mitos mengenai kanker yang harus diluruskan. Apa saja?

Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), DR. Dr. Cz. Heriawan Soejono, SpPD, KGer., M. Epid menjelaskan bahwa ada empat mitos `besar` yang harus diluruskan.

kanker-serviks-140203-b.jpg

1. Tidak perlu membicarakan kanker

Tak sedikit masyarakat yang beranggapan tidak perlu membicarakan kanker. Padahal, membicarakan hal seperti ini sangatlah perlu.

Dr. Heriawan berpendapat, kanker bukan hal yang tabu untuk dibicarakan. Dengan masing-masing individu mengerti mengenai kanker, maka pencegahan dapat dilakukan.

Selain itu, orang yang mengerti dan memahami kanker dapat membantu orang di sekitarnya untuk memahami hal yang sama.

kanker-otak-131204b.jpg

2. Tidak memiliki tanda dan gejala

Pada hampir semua jenis kanker terdapat tanda dan gejala yang khas. Salah bila ada yang mengatakan bahwa kanker tidak memiliki tanda dan gejala.

"Kalau kita mau membaca dan memahami kondisi kanker secara dini, sebesar 43 persen bisa dicegah. Dan ini sangat berguna sekali," kata Dr. Heriawan dalam acara 'World Cancer Day: Menepis Mitos Kanker', di Lobby Gedung Radioterapi RSCM, Salemba, Jakarta, Senin (3/2/2014)

radoiterapi-kanker-131226c.jpg

3. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk kanker

Menurut Dr. Heriawan, secara menyeluruh kita semua dapat melakukan tindakan dari level individu, komunitas, maupun pembuat kebijakan. Paling tidak, kata dia, tiga kanker terbanyak dapat dicegah bila kita mau bertindak.


4. Tidak punya hak dalam pengobatan kanker

"Setiap orang berhak mendapat pengobatan medis bila terkena kanker. Kita semua sejajar dalam mencari pengobatan," kata Heriawan singkat.

Lebih lanjut pria berkacamata ini mengatakan bahwa tanpa adanya keterbukaan mengenai penyakit kanker, penyebaran infromasi mengenai pencegahan dan deteksi dini akan sulit mencapat seluruh lapisan masyarakat.

Akibatnya, informasi yang keliru akan terus beredar di masyarakat dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mengambil keuntungan atas hal ini.

(Adt/Mel)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya