Penyakit DM, Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Penanganannya

Penyakit DM atau diabetes jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi.

oleh Husnul Abdi diperbarui 17 Jan 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2020, 20:30 WIB
Ilustrasi Diabetes
Ilustrasi Diabetes

Liputan6.com, Jakarta Penyakit DM atau Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit metabolik yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar glukosa atau gula darah. Glukosa menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik sehingga dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. 

Padahal gula darah sangat vital bagi kesehatan karena merupakan sumber energi yang penting bagi sel-sel dan jaringan. Pada penderita penyakit DM atau diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Penyakit DM jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung koroner, stroke, obesitas, serta gangguan pada mata, ginjal, dan saraf. Oleh karena itu, kamu perlu memahami dan mengenalinya agar bisa mencegah dan menanganinya dengan baik.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (17/1/2020) tentang penyakit DM.

Jenis Penyakit DM (Diabetes Mellitus)

Penyakit Diabetes
Jenis Penyakit DM (Diabetes Mellitus) (Sumber foto: Healthbusiness.com)

Penyakit DM ini dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:

- Diabetes tipe 1, di mana sistem daya tahan tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta di pankreas yang memproduksi insulin.

- Diabetes tipe 2, di mana sel beta di pankreas tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau sel-sel tubuh tidak menunjukkan respons terhadap insulin yang diproduksi.

- Diabetes gestasional, yakni diabetes yang terjadi saat kehamilan.

- Diabetes tipe lain, yang dapat timbul akibat kelainan hormon, imunologi, infeksi, atau genetik lainnya.

Selain dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung koroner, stroke, obesitas, serta gangguan pada mata, ginjal, dan saraf, penyakit DM atau diabetes juga dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan (hipoglikemia) atau peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) secara tiba-tiba.

Gejala Penyakit DM

Ilustrasi diabetes (iStockphoto)
Ilustrasi diabetes (iStockphoto)

Pradiabetes atau diabetes tipe 2 biasanya tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Sementara itu, pada diabetes tipe 1, gejala dapat berkembang dengan cepat.

Beberapa tanda dan gejala penyakit DM atau diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah:

- Meningkatnya haus dan sering buang air kecil

- Rasa lapar yang ekstrem

- Turun berat badan tanpa sebab

- Kelelahan dan pandangan kabur

- Luka sembuh sangat lama

- Sering mengalami infeksi, seperti pada gusi, kulit, hingga vagina.

Diabetes tipe 1 dapat berkembang pada usia berapapun, biasanya muncul selama masa kanak-kanak atau remaja. Diabetes tipe 2 merupakan tipe yang lebih umum dan dapat terjadi pada usia berapapun, walau lebih sering dialami orang yang berusia lebih dari 40 tahun.

Faktor Risiko Diabetes Tipe 1

diabetes mellitus Tipe 1
diabetes mellitus Tipe 1 (sumber: iStockphoto)

Pada penyakit DM atau diabetes tipe 1 ini biasanya terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.

Hal inilah yang mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Seseorang akan lebih mudah mengalami penyakit DM atau diabetes tipe 1 ini jika memiliki faktor risiko seperti berikut:

- Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.

- Menderita infeksi virus.

- Orang berkulit terang diduga lebih mudah mengalami diabtes tipe 1 dibandingkan ras lain.

- Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.

Faktor Risiko Diabetes Tipe 2

diabetes mellitus Tipe 2
diabetes mellitus Tipe 2 (sumber: iStockphoto)

Sedangkan pada diabetes tipe 2 merupakan jenis penyakit DM yang lebih sering terjadi. Penyakit DM jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik.

Pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki faktor risiko seperti:

- Kelebihan berat badan.

- Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.

- Kurang aktif. Pasalnya aktivitas fisik ini membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Jadi, kalau kurang aktif bergerak, seseorang bisa lebih mudah terkena diabetes tipe 2 ini.

- Bertambahnya usia.

- Menderita tekanan darah tinggi.

- Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.

Penanganan Penyakit DM

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Dalam penanganan penyakit DM, para ahli kesehatan menggunakan istilah “5 Pilar” yang mencakup:

Edukasi (Perubahan Gaya Hidup)

Edukasi yang dilakukan mencakup pemberian informasi mengenai perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar penderita diabetes merasa termotivasi serta mendapatkan informasi mengenai perilaku hidup sehat. Informasi tersebut mencakup pemantauan gula darah mandiri, tanda dan gejala dari komplikasi yang dapat timbul, serta cara mengatasinya.

Pengaturan Pola Makan

Hal-hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya keteraturan dalam pola makan termasuk jadwal makan, jenis makanan, serta jumlahnya. Bila penderita diabetes berkonsultasi dengan dokter, juga dapat dilakukan perhitungan berat badan ideal, asupan kalori yang disarankan setiap harinya, serta proporsi dari lemak, protein, dan karbohidrat yang dapat dikonsumsi.

Olahraga

Penderita diabetes disarankan berolahraga secara teratur, setidaknya 3–4 kali seminggu selama minimal 30 menit. Selain menjaga kesehatan, olahraga juga dapat membantu menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa darah. Jenis-jenis olahraga yang disarankan adalah aktivitas aerobik seperti berjalan kaki, bersepeda, berlari, maupun berenang.

Obat-obatan

Untuk diabetes tipe 1, pengobatan dapat berupa insulin yang diberikan melalui suntikan. Sedangkan untuk diabetes tipe 2, terdapat beberapa golongan obat oral yang dapat diberikan sesuai indikasi oleh dokter. Namun, pada kasus-kasus tertentu, insulin suntik juga dapat diberikan untuk diabetes tipe 2.

Pemantauan Gula Darah Mandiri

Saat ini, banyak tersedia alat pengukur kadar gula darah yang mudah dipakai. Hasil yang didapat umumnya dapat dipercaya bila kalibrasi dari alat dilakukan dengan baik dan pemeriksaan dilakukan sesuai cara yang dianjurkan. Waktu yang dianjurkan untuk pemantauan gula darah mandiri adalah sesaat sebelum makan, 2 jam setelah makan, menjelang tidur, atau ketika mengalami gejala-gejala tertentu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya