6 Penyebab Terjadinya Banjir Bandang, Perlu Diwaspadai

Tak hanya penebangan pohon secara liar, beberapa hal ini bisa menjadi penyebab terjadinya banjir bandang.

oleh Fakhriyan Ardyanto diperbarui 08 Jun 2020, 15:10 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2020, 15:10 WIB
Banjir Bandang Solok Selatan
Penampakan aktivitas tambang emas ilegal di Kawasan Hutan Lindung Sungai Batanghari Kabupaten Solok Selatan. (Dokumentasi BNPB/ Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab terjadinya banjir bandang umumnya hampir mirip dengan penyebab dari banjir yang biasa terjadi ketika curah hujan tinggi. Memang banjir sendiri cukup menjadi masalah yang masih menghantui Indonesia. Beberapa kali kejadian banjir bandang bahkan merenggut nyawa masyarakat yang terdampak. Salah satu penyebab terjadinya banjir bandang adanya penebangan pohon secara liar.

Banjir merupakan kondisi ketika curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan meluapnya air dan kondisi tanah atau daratan tidak dapat menyerap air dengan baik kedalam tanah atau adanya hambatan pada aliran sungai, seperti hambatan karena adanya sampah dan berbagai hal lainnya.

Tentu penyebab terjadinya banjir bandang ini semakin mungkin terjadi mengingat masih banyaknya kebiasaan buruk dalam membuang sampah ke sungai tersebut atau membangun bangunan di bantaran sungai. Maka dari itu,ada baiknya seluruh lapisan masyarakat memperhatikan perihal penyebab terjadinya banjir bandang ini, agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

Agar lebih jelasnya mengenai apa saja penyebab terjadinya banjir bandang tersebut, Liputan6.com di bawah ini telah merangkumnya untuk Anda. Sebaiknya Anda memperhatikan penyebab terjadinya banjir bandang agar dapat segera dihindari, Senin (8/6/2020).

1. Curah Hujan Tinggi

ilustrasi percikan hujan.
ilustrasi percikan hujan. (Pixabay)

Dengan tingginya curah hujan yang terjadi, makan akan berdampak pada meningkatnya debit dan volume air yang ada di daratan. Dan apabila air tersebut tidak secara sempurna dapat segera diserap tanah atau dialirkan ke sungai, maka akan berbahaya dan bisa menjadi penyebab terjadinya banjir bandang.

Terutama jika lokasi dari terkumpulnya air tersebut berada di daerah yang lebih tinggi. Tentu akan memberi efek menghancurkan bagi semua kehidupan yang ada di bawahnya. Maka dari itu, pastikan resapan air dijaga dengan baik.

2. Membuang Sampah Sembarangan

Buang Sampah
Ilustrasi Buang Sampah (Foto: Pixabay)

Penyebab terjadinya banjir bandang yang satu ini tidak perlu diragukan lagi. Kebiasaan buruk dalam membuang sampah sembarangan sudah pasti akan memberi dampak buruk bagi lingkungan. Selain tercemarnya lingkungan dan menjadi kotor, jenis sampah seperti sampah plastik akan membuat aliran sungai akan terhambat apabila ada sampah yang tersangkut.

Ketika sampah-sampah tersangkut, maka aliran sungai akan berhenti dan volumenya akan semakin besar. Saat volume semakin besar, maka akan berpotensi dalam menimbulkan efek berupa tekanan yang sangat besar.

3. Penebangan Hutan Liar

Mesin Canggih Ini Bisa Bikin Hutan 'Gundul'!
Mesin penebang pohon ini bukti kalau pekerjaan bisa semakin instan.

Hal ini juga sudah menjadi hal yang cukup penting diperhatikan. Mengingat pohon memiliki fungsi dalam meresap air yang jatuh ke tanah. Apabila air hujan tersebut tidak dapat diserap dengan sempurna, maka akan meningkatkan risiko banjir bandang, terutama jika pusat dari banjir tersebut ada di perbukitan.

Selain banjir yang besar, ketika pohon ditebang secara liar, maka akan menimbulkan risiko terjadinya longsor. Hal ini karena salah satu faktor dari longsor adalah tidak mampunya tanah menahan beban dari air yang terus menerus menerpa. Hal ini akan semakin parah jika lokasinya berada di sekitar tebing yang cukup curam.

4. Bangunan di Daerah Resapan Air

Banjir Bandang
Banjir bandang menerjang Kampung Leuwiliang RW 06-07, Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka. (Dok. BPBD Kab. Bandung)

Ketika banyak sekali bangunan penduduk di daerah yang seharusnya menjadi lokasi resapan air, makan akan berpotensi menimbulkan aliran air yang besar dan sangat kencang ketika hujan deras tiba. Kondisi tersebut dapat seakan-akan membuat lokasi pemukiman dan jalan-jalan yang seharusnya menjadi resapan air seakan-akan sebuah selokan, yang justru mempercepat laju adari aliran air hujan tersebut, dan yang pasti dalam volume yang besar.

5. Daerah Dataran Rendah

Bencana Banjir Bandang dan Longsor Melanda 4 Kecamatan di Kabupaten Bogor
Sampai saat ini, sebanyak 11.309 warga masih mengungsi akibat tempat tinggal mereka hancur dan terancam longsor. (Foto: Achmad Sudarno)

Faktor tinggi rendahnya daratan juga menjadi faktor yang sangat besar dalam menjadi penyebab terjadinya banjir bandang. Mengingat, ketika air turun dari dataran yang lebih tinggi tentunya akan semakin laju ketika menuju kebawah. Hal ini yang harus diwaspadai, karena kuatnya arus air tersebut bahkan bisa menghancurkan tembok-tembok rumah.

6. Volume Air yang Sangat Besar

Banjir Bandang Dan Longsor Di Kabupaten Leba
Lokasi bencana masih kerap terjadi longsor susulan meski dalam skala kecil. (Foto: Merdeka)

Masih ingat dengan jebolnya tanggul situ gintung? Hal tersebut cukup membekas di sekitar masyarakat khususnya di daerah Banten. Kedahsyatan dari air yang tiba-tiba menerjang pemukian sangat merugikan tidak hanya dari segi materi namun juga dari nyawa manusia yang melayang begitu saja. Memang, tidak ada yang tahu rencana Tuhan, namun ada baiknya jika dalam memilih tempat tinggal, untuk menghindari lokasi yang ditakutkan memiliki risiko mendapat tekanan atau aliran air dari atas.

Semakin tinggi lokasi air memang memberi dampak merusak bagi lokasi yang ada di bawahnya, dan bayangkan, ketika lokasi air tersebut ada di atas dan memiliki volume yang sangat besar. Tentu hanya butuh waktu sekejap saja untuk melenyapkan kehidupan yang ada di bawahnya.

Mungkin penyebab terjadinya banjir bandang di atas tadi bisa menjadi sebuah peringatan, terutama terhadap kebiasaan-kebiasaan yang buruk sehari-hari, yang tentunya bisa sangat merugikan bagi lingkungan. Jadi, jangan lupa menjaga lingkungan agar terhindar dari banjir bandang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya