6 Penemuan Paling Misterius dalam Sejarah Peradaban, Ada Cakar Ukuran Besar

Liputan6.com, Jakarta Asal mula suatu penemuan tak jarang menimbulkan rasa penasaran. Seiring dengan perkembangan teknologi, memudahkan para peneliti untuk menelaah lebih jauh tentang sebuah penemuan. Tak jarang penemuan misterius ini diabadikan dalam museum atau sebuah tempat untuk mengawetkan barang penemuan ini. 

Tentunya banyak penemuan yang ditemukan oleh para arkeolog. Tak hanya sebuah benda namun juga sebuah tempat. Sebuah penemuan tentu memiliki hubungan tentang peradaban kuno sebelum memasuki era globalisasi seperti saat ini.

Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat sejarah sedikit demi sedikit mulai terkuak. Namun, penemuan yang ditemukan dapat membantu masyarakat untuk kilas balik tentang sejarah munculnya suatu benda ataupun hal lainnya.

Mengkaji tentang suatu penemuan tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Para arkeolog membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengetahui asal mulanya secara runtut. Mempelajari tentang sejarah zaman ratusan tahun lalu tentunya cukup menghabiskan waktu.

Sebuah kitab atau buku yang berisi tulisan asing merupakan salah satu penemuan yang tak jarang membingungkan para peneliti. Sebuah tulisan ini tentunya mengandung makna, namun sulit untuk dipecahkan. Seperti dilansir dari Brain Berries pada (11/6/2020) terdapat beberapa penemuan misterius yang tentunya membuat arkeolog bingung untuk mengkajinya.

Naskah Voynich merupakan salah stu penemuan yang penuh dengan teka teki. Naskah Voynich mulai muncul setelah Wilfrid Voynich, seorang penjual buku yang membeli kodeks misterius pada tahun 1912. Namun, tidak ada yang dapat mengidentifikasi orang di balik artefak tulisan tangan yang ditulis dalam bahasa yang tidak dikenal.

Selain teks yang tidak dapat dibaca, naskah tersebut dihiasi dengang ilustrasi tanaman dan objek yang tidak dapat diidentifikasi maknanya. Secara alami, naskah itu telah menjadi sumber teori konspirasi yang terus berkembang.

Naskah tersebt terdiri dari 240 halaman teks dengan sistem tanda yang rumit dan sulit untuk diterjemahkan.

Monumen tersebut merupakan salah satu objek penemuan misterius yang belum terpecahkan. Monumen Yonaguni ditemukan oleh instruktur selam Kihachiro Aratake setelah ia terjun ke perairan lepas pantai pulau Jepang Yonaguni pada tahun 1986. Misteri bawah laut yang belum terpecahkan satu ini dikenal sebagai Atlantis Jepang. Serangkaian monolit terlihat bertingkat di sisi gunung.

Formasi persegi panjang raksasa dengan sudut 90 derajat yang sangat sempurna, dinding lurus, tangga, dan kolom diyakini sebagai sisa-sisa sebuah kota kuno yang tenggelam akibat peristiwa seismik ribuan tahun yang lalu.

Pada tahun 1986, sekelompok arkeolog menemukan cakar besar seperti dinosaurus ketika mereka menggali dalam sistem gua besar di Gunung Owen di Selandia Baru. Ketika ditemukan, cakar besar ini masih terlihat utuh dengan otot dan kulit bersisik yang melekat pada cakar tersebut. Para ahli mengkonfirmasi bahwa itu adalah kaki burung moa tanpa sayap, yang saat ini sudah punah.

Spesies ini menghilang sekitar 2000 tahun yang lalu. Burung Moa adalah burung besar dengan tinggi hingga 12 kaki dan berat hingga 250 kg. Dahulu, burung tersebut diburu hingga punah.

Pembentukan garis putih yang tidak biasa, dapat dilihat hanya dari langit. Garis tersebut masih menjadi salah stau teka-teki besar yang belum terpecahkan. Tujuan dari elemen trapesium, simbol aneh, struktur tanaman, gambar burung dan binatang buas yang tidak dikenali terukir dalam skala raksasa masih belum diketahui.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa garis-garis itu dibuat oleh orang-orang Indian Nazca antara 500 SM dan 700 SM. Namun, gambar-gambar kuno ini masih terlihat utuh selama lebih dari 2.500 tahun. Para penggemar teori konspirasi percaya bahwa garis-garis di gurun Nazca diciptakan sebagai lapangan terbang besar bagi alien.

Penemuan misterius selanjutnya yang membingungkan arkeolog adalah bola batu Kosta Rika. Penemuan satu ini masih dianggap sebagai salah satu misteri arkeologis yang belum terpecahkan.

Batu bulat yang terlihat hampir sempurna ini , pertama kali ditemukan di Delta Diquis di Kosta Rika selama tahun 1930-an. Berukuran mulai dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 2 meter dengan diameter, bola memicu banyak mitos dan spekulasi.

Situs kuno Göbekli Tepe di Turki telah menulis ulang sejarah awal peradaban. Sejak penggalian dimulai pada tahun 1995. Penemuan ini telah mengubah cara berpikir para arkeolog tentang era Neolitik dan asal usul umat manusia.

Para ilmuwan menggali struktur melingkar dengan batu berukir rumit dan pilar khas yang berusia lebih dari 12.000 tahun. Pada periode Neolitikum, diyakini bahwa tembikar dan pertanian belum ditemukan. Saat ini, situs Göbekli Tepe memiliki katedral paling kuno yang dikembangkan oleh umat manusia. Penemuan penting ini masih harus dieksplorasi secara menyeluruh dan dijelaskan.