Lampor adalah Makhluk Halus yang Berarakan, Kenali Mitos Keranda Terbang di Jawa

Lampor adalah istilah yang dikenal berkaitan dengan keranda terbang di Jawa.

oleh Husnul Abdi diperbarui 02 Mar 2022, 12:40 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2022, 12:40 WIB
Film Lampor (Instagram/ lamporfilm)
Film Lampor (Instagram/ lamporfilm)

Liputan6.com, Jakarta Lampor adalah istilah yang mungkin belum semua orang mengetahuinya. Mitos yang sudah lama berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur ini kembali mencuat di media sosial. Selain karena filmnya, video-video di media sosial juga menjadi salah satu faktor penting. 

Lampor adalah istilah yang dikenal berkaitan dengan keranda terbang di Jawa. Konon katanya, ada makhluk tak kasat mata yang membawa keranda tersebut untuk lalu-lalang di sebuah lokasi. Seseorang yang keluar di malam hari dan melihat lampor tersebut akan hilang tak kembali.

Lampor adalah istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga orang-orang di Pulau Jawa. Mitos ini kerap kali dikaitkan dengan malapetaka dalam bentuk wabah penyakit hingga kematian masal kepada para penduduk suatu daerah atau desa yang dilewatinya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari KapanLagi dan berbagai sumber lainnya, Rabu (2/3/2022) tentang lampor adalah.

Lampor adalah

Film Lampor (Instagram/ lamporfilm)
Film Lampor (Instagram/ lamporfilm)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lampor adalah makhluk halus yang berarak. Lampor adalah sebuah mitos kisah mistis dari Jawa yang digambarkan sebagai penampakan keranda terbang sendiri. Lampor adalah kejadian yang biasanya terlihat di malam hari. Konon katanya, ada makhluk tak kasat mata yang membawa keranda tersebut untuk lalu-lalang di sebuah lokasi.

Dari kisahnya, mereka yang keluar di malam hari dan melihat lampor tersebut akan hilang dan tak akan kembali. Cerita lainnya mengatakan bahwa misalnya orang tersebut kembali maka mereka tak akan jadi orang yang sama lagi dengan sebelumnya alias sudah jadi gila.

Lampor adalah cerita mitos yang banyak versinya. Ada pula mitos lain yang menyebut jika lampor adalah salah satu anggota pasukan gaib dari Nyi Roro Kidul. Keranda tersebut diterbangkan oleh angin dari laut Selatan hingga akhirnya terbang melewati daerah-daerah tertentu.

Orang tua di Jawa sering mengingatkan anaknya yang suka berteriak dengan mengatakan, “Suaramu banter banget kaya lampor (suaramu nyaring sekali mirip lampor).”

Ujaran ini ada sejarahnya. Lampor datang dengan suara berisik. Dalam film Lampor: Keranda Terbang, suara berisik itu diceritakan berbunyi, “Welwo, welwo, welwo!”

Welwo artinya dijawil lan digawa (dicolek dan dibawa pergi). Anak-anak yang gemar bermain hingga lepas magrib biasanya ditakut-takuti orang tua bahwa mereka akan dibawa lampor ke alam gaib.

Arti Munculnya Lampor

Masyarakat di Pulau Jawa khususnya Tengah dan Timur mengenal makhluk gaib lampor. Lampor mendatangi suatu desa karena ada urusan yang belum usai atau kesalahan yang mesti ditebus.

Lampor adalah mitos yang dipercaya  bisa membawa malapetaka dalam bentuk wabah penyakit hingga kematian masal kepada para penduduk suatu daerah atau desa yang dilewatinya. Tak heran jika beberapa waktu lau kisah lampor kerap diungkit-ungkit lagi oleh publik, mengingat kondisi pandemi yang semakin memprihatinkan dan merenggut banyak nyawa.

Lampor adalah suatu kejadian yang dipercaya bisa dicegah kedatangannya. Sebagian orang memegang kepercayaan jika ada satu cara yang bisa diterapkan utuk mengusir lampor dari kampung atau desanya, yakni dengan cara beramai-ramai membunyikan kentongan sehingga menimbulkan suara berisik.

Saat angin datang, masyarakat membuat suara gaduh dengan memukul kentongan. Tujuannya, agar lampor tidak mampir ke kawasan itu dan memicu pagebluk alias musibah berupa wabah hingga kematian. Versi lain menyebut wabah yang dibawa lampor bentuk kemarahan Nyi Blorong yang kehilangan selendang.

Film Lampor

Film Lampor (Instagram/ lamporfilm)
Film Lampor (Instagram/ lamporfilm)

Beberapa sineas dunia perfilman sendiri sempat mengangkat kisah lampor dalam sebuah film bertajuk Lampor: Keranda Terbang pada tahun 2019. Film tersebut diperankan oleh Dion Wiyoko dan Adinia Wirasti dan mengambil setting lokasi di Temanggung.

Guntur Soeharjanto, sutradara film Lampor: Keranda Terbang yang pernah tinggal di sekitar Temanggung dan Wonosobo menceritakan, ada orang yang meyakini keluarganya diambil lampor atau mati direnggut lampor. Konon, yang dibawa lampor dinyatakan hilang dan tak kembali. Kalaupun kembali jadi orang gila atau linglung. 

Sinopsis Film Lampor: Keranda Terbang

Edwin (Dion Wiyoko) dan Netta (Adinia Wirasti) bersama dua anak mereka, Agam (Bimasena) dan Sekar (Angelia Livie), kembali ke kampung Netta di Temanggung. Kampung yang telah ditinggal Netta 25 tahun bersama ibunya yang marah akan perbuatan sesat ayahnya. Netta harus menyampaikan pesan terakhir almarhumah untuk ayahnya. Netta disambut curiga dan dianggap pembawa musibah karena kampungnya sedang dilanda teror Lampor, setan pencabut nyawa yang membawa keranda terbang.

Ayahnya juga meninggal tiba-tiba, sebelum Netta tiba. Edwin berusaha membela istrinya dan percaya akan niat baik kedatangannya. Namun satu per satu rahasia terkuak. Skandal busuk dan kejadian mengerikan muncul menghantui dan membuat keluarga ini terancam pecah. Apalagi ketika anak-anak mereka juga nyawanya terancam oleh Lampor. Tidak ada jalan lain bagi Edwin dan Netta selain menghadapi itu semua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya