Doping adalah Obat untuk Meningkatkan Performa Atlet, Kenali Bahayanya

Doping tidak hanya berkaitan dengan obat-obatan, namun juga segala metode yang dapat meningkatkan prestasi atlet tanpa melalui proses pelatihan.

oleh Husnul Abdi diperbarui 09 Nov 2022, 15:20 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2022, 15:20 WIB
Ilustrasi doping dalam olahraga (Liputan6.com/Triyasni)
Ilustrasi doping dalam olahraga (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta Doping adalah istilah yang mungkin masih belum dipahami oleh sebagian orang. Doping merupakan istilah yang sering kali digunakan dalam dunia olahraga. Hal ini berkaitan dengan langkah ilegal dalam meningkatkan kekuatan atlet.

Doping adalah obat yang biasanya digunakan untuk meningkatkan performa atlet. Doping adalah jenis obat-obatan yang digunakan oleh para atlet untuk meningkatkan kinerja atletiknya dalam menjalani kompetisi olahraga.

Doping tidak hanya berkaitan dengan obat-obatan, namun juga segala metode yang dapat meningkatkan prestasi atlet tanpa melalui proses pelatihan. Hal ini tentunya dilarang dalam dunia olahraga karena tidak adil terhadap atlet yang mendapatkan performanya dengan latihan keras.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (9/11/2022) tentang doping.

Doping adalah

Ilustrasi Doping
Ilustrasi Doping

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), doping adalah produk berupa obat atau darah untuk meningkatkan prestasi atlet. Doping adalah penggunaan zat terlarang dalam olahraga untuk mempertinggi performa atau penampilan seorang atlet pada kompetisi olahraga.

Doping adalah istilah yang berasal dari kata dope, yakni campuran obat-obatan dengan narkotika yang pada awalnya digunakan untuk olahraga pacuan kuda di Inggris. Doping adalah istilah yang merujuk pada konsumsi obat atau bahan oral atau parenteral kepada seorang olahragawan dalam suatu kompetisi.

Tujuan utama konsumsi doping adalah untuk meningkatkan prestasi olahraga dengan cara yang tidak wajar.  Bahan asing atau obat yang dikonsumsi pun tentunya dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal. Menurut IOC (Komite Olimpiade Internasional) pada tahun 1990, doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis.

Menurut Kode Anti-Doping global atau World Anti-Doping Code, yg ditetapkan WADA atau World Anti-Doping Agency di 2008, suatu zat atau pengobatan termasuk doping bila memenuhi dua dari tiga kriteria berikut, yaitu bisa menaikkan performa atlet, dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan atlet, dan bertentangan dengan semangat olahraga.

Bahaya Doping

Bahaya Doping
Bahaya Doping

Melansir American Medical Society for Sports Medicine, bahaya penggunaan doping adalah sebagai berikut:

- Bahaya bagi kardiovaskular: irama jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi, serangan jantung, kematian mendadak.

- Bahaya bagi sistem saraf pusat: sulit tidur, kecemasan, depresi, sikap proaktif, bunuh diri, sakit ketua, kecanduan penarikan, psikosis, tremor, pusing, stroke.

- Bahaya bagi pernapasan: mimisan, sinusitis.

- Bahaya bagi hormonal: infertilitas, ginekomastia (payudara membesar), penurunan berukuran testis, gairah seks rendah, akromegali, dan kanker.

Penggunaan doping atau obat peningkat kinerja sangat terlarang bagi para atlet pada di manapun itu. Alasan pelarangan tersebut terutama risiko kesehatan asal obat peningkat kinerja, kesetaraan kesempatan bagi atlet. Otoritas anti-doping menyatakan bahwa penggunaan obat peningkat kinerja bertentangan dengan “semangat olahraga”.

Jenis Doping dalam Dunia Olahraga

Ilustrasi Doping
Ilustrasi Doping

Ada beberapa obat doping yang tergolong populer digunakan pada kalangan atlet. Melansir berbagai sumber, berikut jenis doping yang sering digunakan dalam dunia olahraga:

Erythropoietin (EPO)

Pada dasarnya, hormon peptida diproduksi secara alami oleh tubuh manusia melalui organ ginjal. EPO kemudian dilepaskan dari ginjal dan bekerja pada bagian sumsum tulang belakang untuk merangsang produksi sel darah merah.

Dengan penyuntikan EPO pada para atlet dianggap bisa meningkatkan konsentrasi sel darah merah, yang mana akan memicu kemampuan dan kapasitas penggunaan oksigen dalam pembentukan energi oleh otot. Penggunaan EPO sendiri bisa menyebabkan penyakit jantung, paru-paru, stroke, hingga kematian.

Continuous Erythropoiesis Receptor Activator (CERA)

CERA merupakan turunan dari EPO yang dinilai lebih berbahaya. Penggunaan CERA dalam kadar minim pun bisa memberikan efek jangka panjang yang tidak diberikan oleh EPO. Atlet yang beralih pada tipe doping ini dinilai bisa meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus mempercepat proses pemulihan ketika mengalami sakit atau luka pada tubuh.

Steroid Anabolik

Penyuntikan obat satu ini dapat mempengaruhi pertumbuhan otot pada para atlet. Penggunaannya tentu dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memiliki otot yang lebih besar dan kuat. Terlebih, penggunaan doping jenis ini juga bisa mengurangi kadar lemak dalam tubuh.

Serta, dapat mempercepat pemulihan cedera yang terjadi. Efek samping yang ditimbulkan meliputi tekanan darah tinggi, munculnya jerawat, kelainan fungsi hati, perubahan siklus menstruasi, penurunan produksi sperma, gagal ginjal, serta jantung.

Jenis Doping dalam Dunia Olahraga

Ilustrasi Doping
Obat doping berisiko buruk bagi kesehatan atlet

Human Growth Hormon (hGH)

hGH merupakan hormon yang sebenarnya diproduksi oleh tubuh secara alami. Hormon ini digunakan untuk merangsang hati dan jaringan lain untuk mensekresikan insulin serta merangsang produksi sel-sel tulang rawan, sehingga dapat membantu menumbuhkan otot yang diperlukan guna meningkatkan kinerja olahraga.

Melansir laman Mayo Clinic, penggunaan hGH belum terbukti untuk meningkatkan kekuatan atau daya tahan. Hormon ini juga hanya bisa diberikan melalui suntikan. Penyalahgunaannya rentan terhadap penyakit jantung, otot, nyeri pada sendi tulang, hipertensi, defisiensi jantung dan osteoarthritis.

Diuretik

Doping jenis ini biasanya digunakan untuk menutupi keberadaan zat terlarang lain yang ada dalam tubuh atlet. Tak hanya itu, obat ini dapat membantu para atlet untuk memenuhi syarat kategori berat badan. Mengingat salah satu efek terkuatnya adalah menurunkan berat badan.

Insulin

Insulin berfungsi untuk meningkatkan penyerapan glukosa ke dalam otot, yang mana bisa membantu para atlet mendapatkan daya tahan tubuh yang lebih tinggi. Penyalahgunaan insulin dapat menyebabkan hipoglikemia, hilangnya fungsi kognitif, kejang-kejang, ketidaksadaran diri, hingga kerusakan otak, dan kematian.

Doping Gen

Doping gen kerap digunakan para atlet untuk meningkatkan pertumbuhan otot, produksi darah, daya tahan tubuh, penyebaran oksigen dan kekebalan terhadap rasa nyeri atau sakit. Hal tersebut karena doping ini menggunakan rekayasa genetika yang diinjeksikan ke dalam tubuh seseorang untuk kepentingan-kepentingan tadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya