Liputan6.com, Jakarta Dunia olahraga Indonesia kini tengah diguncang kabar miring terkait 12 atlet dari ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 yang terindikasi menggunakan doping. Indikasi tersebut dinyatakan oleh pihak National Dope Testing Laboratory di New Delhi, India, yang sebelumnya telah melakukan pemeriksaan terhadap 470 sampel urin atlet kiriman PB PON dan KONI Pusat.
Sejauh ini, kabar yang beredar menyebut atlet yang terlibat berasal dari cabang-cabang olahraga tertentu diantaranya yakni, angkat besi, binaraga, berkuda dan menembak. Namun ini semua merupakan temuan di tahapan awal dan pasalnya masih terlalu dini untuk menyimpulkan secara resmi betul atau tidaknya para atlet positif menggunakan doping. Kini Kementerian Olahraga Nasional, beserta dengan pihak terkait lainnya tengah menunggu konfirmasi dari WADA (Badan Anti-Doping Dunia) terkait hal tersebut.
Penggunaan doping memang sudah menjadi hal yang umum dilakukan di kalangan atlet sedunia. Meski begitu, bukan berarti penggunaannya itu diperbolehkan atau patut dianggap normal. Secara universal, para atlet olahraga yang beralih ke obat doping diyakini terpicu oleh keinginan kuat untuk mendapatkan prestasi instan.
Ada sejumlah obat doping tergolong populer di kalangan atlet yang notabene sangat tidak diperbolehkan oleh badan-badan olahraga mana pun. Apa saja jenis obat terlarang yang beredar di dunia olahraga? Berikut jawabannya seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (30/11/2016).
Erythropoietin (EPO)
Hormon peptida ini diproduksi secara alami oleh tubuh manusia melalui organ ginjalnya. EPO pasalnya dilepaskan dari ginjal dan bekerja di bagian sumsum tulang untuk merangsang produksi sel darah merah. Dengan menyuntikkan EPO, para atlet berniat untuk meningkatkan konsentrasi sel darah merah mereka yang mana akan memicu kemampuan dan kapasitas penggunaan oksigen dalam pembuatan energi oleh otot-otot atau yang notabene dikenal dengan istilah aerobik.Penyalahgunaan EPO bisa menyebabkan sakit jantung, stroke, paru-paru hingga kematian.
CERA
CERA merupakan salah satu bentuk EPO ynag jauh lebih berbahaya lantaran penggunaan dalam kadar sedikit saja sudah bisa memastikan efek berjangka panjang yang tak dimiliki EPO. Pasalnya para atlet beralih ke tipe doping ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka sekaligus mempercepat proses pemulihan pada sakit atau luka yang ada pada tubuhnya.
Baca Juga
Steroid hingga doping gen
Steroid Anabolik
Doping ini mirip dengan hormon testosteron yang diproduksi di testis pria. Menyuntikkan obat ini akan mempengaruhi pertumbuhan otot. Para atlet yang menggunakannya dilatarbelakangi keinginan untuk memiliki otot lebih besar dan kuat. Selain itu, doping jenis ini juga digunakan lantaran bisa mengurangi kadar lemak dalam tubuh dan mempercepat pemulihan dari cedera.
Advertisement
Efek samping dari penyalahgunaan obat ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, timbulnya jerawat, kelainan pada fungsi hati, perubahan dalam siklus menstruasi, penurunan produksi sperma serta impotensi pada pria, gagal ginjal dan penyakit jantung. Mereka juga dapat membuat orang lebih agresif.
Human Growth Hormone (hGH)
Human Growth Hormone (hGH) yang juga disebut somatotrophin atau somatotrophic adalah hormon yang secara alami diproduksi oleh tubuh. Hormon ini digunakan untuk merangsang hati dan jaringan lain untuk mensekresikan insulin serta merangsang produksi sel-sel tulang rawan, sehingga dapat membantu menumbuhkan otot yang diperlukan guna meningkatkan kinerja olahraga. Mereka yang menyalahgunakannya rentan terhadap penyakit jantung, otot, nyeri pada sendi tulang, hipertensi, defisiensi jantung dan osteoarthritis.
Diuretik
Doping jenis ini umumnya digunakan untuk menutupi keberadaan zat terlarang lain yang ada dalam tubuh atlet. Selain itu, obat ini dapat membantu mereka memenuhi syarat kategori berat badan karena salah efek terkuatnya adalah menurunkan berat badan.
Insulin
Insulin meningkatkan penyerapan glukosa ke dalam otot yang mana membantu para atlet mendapatkan daya tahan tubuh yang lebih tinggi. Penyalahgunaan insulin dapat menyebabkan hipoglikemia, hilangnya fungsi kognitif, kejang-kejang, ketidaksadaran diri dan dalam beberapa kasus ekstrem dapat menyebabkan kerusakan otak serta kematian.
Doping Gen
Doping gen digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan otot, produksi darah, daya tahan tubuh, penyebaran oksigen dan kekebalan terhadap rasa nyeri atau sakit. Pasalnya doping ini menggunakan rekayasa genetika yang diinjeksikan ke dalam tubuh seseorang untuk kepentingan-kepentingan tadi. Saat ini belum ada metode pengujian yang mampu mendeteksi doping gen.