6 Cara Menggunakan Ampas Kopi untuk Suburkan Tanaman, Mudah Dilakukan

Jangan langsung buang ampas kopi.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 10 Jun 2023, 06:40 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2023, 06:40 WIB
Ilustrasi tanaman
Ilustrasi tanaman. Sumber foto: unsplash.com/CDC.

Liputan6.com, Jakarta Ampas kopi memiliki segudang manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Salah satu manfaat ampas kopi adalah untuk menyuburkan tanaman. Jika kamu selesai menikmati secangkir kopi, pertimbangkan untuk memanfaatkan ampasnya untuk memberi makan tanaman.

Kopi adalah sumber nitrogen yang baik bila ditambahkan langsung ke tanah di kebun. Ampas kopi terutama cocok bagi tanaman yang menyukai keasaman seperti bluberi, rhododendron, azalea, lily, serta beragam tanaman hias dan buah lainnya. Ampas kopi yang ditaburkan di atas tanah di sekitar tanaman yang menyukai asam berfungsi sebagai pupuk asam ringan bagi mereka.

Ampas kopi juga sangat disenangi cacing yang bermanfaat untuk menggemburkan tanah. Ampas kopi juga bisa mencegah siput memakan tanaman dan merusaknya. Ada beberapa cara untuk memanfaatkan ampas kopi untuk menyuburkan tanaman.

Kamu bisa menggunakan ampas kopi sebagai bahan kompos, ditaburkan langsung, atau dijadikan pupuk cair. Berikut cara menggunakan ampas kopi untuk menyuburkan tanaman, dirangkum Liputan6.com dari The Spruce, Selasa(10/11/2020).

Bahan Kompos

Ilustrasi tanaman
Ilustrasi tanaman. Sumber foto: unsplash.com/NeonBrand.

Ampas kopi adalah sumber nitrogen. Ampas kopi mengandung sekitar 1,45 persen nitrogen. Mereka juga mengandung magnesium, kalsium, kalium, dan mineral lainnya. Ini bisa menjadi bahan pengomposan hijau seperti sisa-sisa tanaman dan potongan rumput.

Menambahkan ampas kopi dan filter kopi kertas bekas ke kompos akan menghasilkan bahan kompos hijau. Bahan kompos hijau lainnya termasuk sisa makanan dan potongan rumput.

Pembuatan kompos ini harus diimbangi dengan bahan kompos cokelat, seperti meliputi daun kering dan koran. Perbandingan antara kompos cokelat dan hijauh harus mencapai 4 banding 1.

Kompos hijau adalah bahan kompos yang lebih segar dan basah, seperti buah dan sayuran, gulma, potongan rumput, cangkang telur, dan bubuk kopi. Kompos cokelat lebih kering dan termasuk daun kering, batang kecil, tisu dan serbet, rambut dan bulu, karton dan koran.

Membuat kompos mungkin memerlukan waktu yang cukup lama. Pembuatan kompos memerlukan aktivitas mikroba yang terjadi di dalam lingkungan yang lembap, hangat, dan menjadikannya kaya nutrisi.

Pupuk Langsung

Ilustrasi berkebun
Ilustrasi berkebun. (Sumber: Unsplash/Benjamin Combs)

Selain dibuat kompos, ampas kopi juga bisa ditaburkan langsung ke tanah. Ini merupakan cara yang paling mudah dan praktis. Tambahkan ampas kopi langsung ke tanah di kebun. Kamu bisa mencampurnya dengan tanah atau menaburkannya di atas tanah dan membiarkannya.

Dalam jumlah yang lebih sedikit, terutama bila dicampur dengan bahan kering, ampas kopi akan melepaskan nitrogennya. Bubuk kopi bekas sebenarnya hampir netral dalam pH, jadi seharusnya tidak menimbulkan kekhawatiran tentang keasamannya.

Pupuk Cair

Ilustrasi menanam tomat (sumber: Unsplash)
Ilustrasi Pupuk cair (sumber: Unsplash)

Selain ditaburkan langsung, kamu bisa menjadikan ampas kopi sebagai pupuk cair. Tambahkan 2 cangkir bubuk kopi bekas ke dalam ember berisi 5 galon air. Biarkan air ini terendam selama beberapa jam atau semalaman.

Ramuan ini bisa kamu gunakan sebagai pupuk cair untuk tanaman. Pupuk cair dari ampas kopi juga bisa digunakan untuk menutrisi daun. Gunakan semprotan pupuk cair ini untuk menyiram dan memberi makan daun tanaman.

Kamu juga bisa memanfaatkan sisa kopi untuk pupuk tanaman. Namun, membuat pupuk cair dari seduhan ampas bekas tidak sama dengan menggunakan sisa kopi untuk menyiram tanaman. Kopi sisa lebih asam dan memiliki senyawa lain di dalamnya yang dikeluarkan dari bubuk kopi.

Sebagai Makanan Cacing

Ilustrasi menanam tomat (sumber: Unsplash)
Ilustrasi makanan cacing (sumber: Unsplash)

Cacing menyukai ampas kopi. Hanya saja, jangan menambahkan terlalu banyak sekaligus, karena keasamannya dapat mengganggu cacing. Cacing tidak bisa mengatasi keasaman yang berlebihan, jadi tahan godaan untuk menambahkan lebih banyak.

Kamu bisa menambahkan ampas kopi ke tanah yang berisi cacing setiap minggu atau lebih. Satu cangkir atau lebih bubuk per minggu untuk wadah cacing kecil adalah pilihan yang tepat.

Selain menggunakan ampas kopi di tempat cacing, cacing tanah yang ada di tanah juga akan lebih tertarik ke taman saat kamu mencampur ampas kopi dengan tanah sebagai pupuk.

Pengusir Hama

Ilustrasi menanam tomat (sumber: Unsplash)
Ilustrasi menanam tomat (sumber: Unsplash)

Bubuk kopi bersifat abrasif, jadi pembatas tanah yang ditempatkan di dekat tanaman rawan siput dapat membantu melindungi tanaman. Lapisan tipis bubuk kopi tidak hanya bermanfaat bagi tanah, pinggiran tajam dan abrasif serta keasaman alami kopi bergabung untuk menjadi penghalang siput yang baik.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa kafein beracun bagi siput, menjadikannya pukulan ganda. Cukup taburkan ampas kopi ke tanaman. Menyemprotkan cairan ampas kopi ke daun juga bisa sangat membantu.

Sebagai Mulsa

Bunga
Ilustrasi Tanaman Hias Credit: pexels.com/Daria

Ketika organisme di tanah perlahan-lahan memecah bubuk kopi, mereka menambahkan nitrogen ke tanah dan memperbaiki strukturnya secara keseluruhan.

Cacing tanah juga membantu mengolah tanah ke dalam tanah, selanjutnya meningkatkan teksturnya. bubuk kopi meningkatkan daya tampung air tanah dan menurunkan pertumbuhan gulma.

Cukup tambahkan ampas kopi di atas tanah sekitar 1 inci. Kamu juga bisa mencampurkan tanah dengan kompos yang sudah dibuat sebelumnya. Saat menggunakan ampas kopi untuk mulsa, pH ampas menjadi netral saat terurai, jadi kamu tidak perlu khawatir akan menurunkan pH tanah. Hindari menambahkan lapisan bubuk kopi yang tebal, karena akan memadat dan membentuk kerak padat yang tidak memungkinkan udara atau air masuk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya