4 Penyebab Tsunami dan Tandanya, Waspada Setiap Saat

Penyebab tsunami beberapa kali terjadi di Indonesia.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 10 Jun 2023, 18:30 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2023, 18:30 WIB
Ilustrasi tsunami
Ilustrasi tsunami (Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab tsunami perlu diwaspadai mengingat bencana ini cukup rawan terjadi di Indonesia. Tsunami merupakan sebuah fenomena alam yang punya dampak menakutkan bagi manusia. Penyebab tsunami beberapa kali terjadi di Indonesia.

Gelombang tsunami sering terlihat seperti dinding air dan dapat menyerang garis pantai dan berbahaya selama berjam-jam, dengan gelombang datang setiap 5 hingga 60 menit. Mengenal penyebab tsunami bisa membantu memahami bencana ini secara keseluruhan.

Penyebab tsunami bisa terjadi akibat berbagai faktor. Penyebab tsunami berbeda dengan gelombang permukaan yang ditimbulkan oleh angin di lautan. Penyebab tsunami memunculkan gelombang besar dari laut yang bisa meluluhlantahkan daratan dengan cepat.

Berikut penyebab tsunami, tanda, dan penanggulangannya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(16/6/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab tsunami

Ilustrasi tsunami
Ilustrasi tsunami (Sumber: Istockphoto)

Gempa besar

Pemicu paling umum tsunami adalah gempa bumi. Gempa yang paling berpotensi menimbulkan tsunami adalah gempa yang terjadi pada zona penunjaman yang dangkal. Namun, tidak semua gempa seperti ini menyebabkan tsunami. Biasanya, hanya gempa berkekuatan di atas 7,0 skala magnitudo momen yang memiliki potensi ini. Tsunami Aceh 2004 merupakan contoh tsunami yang diakibatkan gempa bumi bermagnitudo 9,1.

Aktivitas vulkanik

Penyebab tsunami lainnya adalah aktivitas vulkanik, terutama dari gunung berapi yang berada di dekat atau di bawah laut. Umumnya, aktivitas vulkanik menyebabkan naik atau turunnya bibir gunung berapi, memicu tsunami yang mirip dengan tsunami gempa bumi bawah laut. Contoh tsunami ini terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang diakibatkan oleh letusan Anak Krakatau.


Penyebab tsunami

[Fimela] tsunami
ilustrasi tsunami | pexels.com/@george-desipris

Longsor

Penyebab umum lainnya adalah tanah longsor, baik yang terjadi di bawah laut maupun yang terjadi di daratan tetapi memindahkan material seperti bebatuan ke laut. Karena longsor bawah laut sering terjadi akibat gempa, longsor dapat memperparah gangguan pada air setelah gempa. Fenomena ini dapat menyebabkan tsunami bahkan pada gempa dengan kekuatan yang biasanya tidak menyebabkan tsunami.

Jatuhnya benda langit

Hantaman benda langit seperti meteor yang jatuh ke permukaan laut dapat menyebabkan ketidakseimbangan lempeng laut. Ini mengakibatkan gempa dan tsunami yang sangat besar. Tsunami yang disebabkan oleh tabrakan luar angkasa adalah kejadian yang sangat langka.

Meskipun tidak ada tsunami yang disebabkan oleh meteor/asteroid yang tercatat dalam sejarah baru-baru ini, para ilmuwan menyadari bahwa jika benda-benda langit ini menabrak lautan, sejumlah besar air tidak diragukan lagi akan menjadi penyebab tsunami.


Tanda-tanda tsunami

Ilustrasi tsunami
Ilustrasi tsunami (unsplash/ Holger Link)

Gempa besar

Tsunami yang diakibatkan reaksi tektonik akan diawali dengan gempa besar yang umumnya bermagnitudo lebih dari 7. Menurut BNPB, ada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut. Di Indonesia tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah gempa bumi besar di bawah laut. Biasanya gempa akan berlangsung lebi dari 20 detik.

Surutnya air laut

Usai gempa bumi besar terjadi, tsunami biasanya ditandai dengan surutnya air laut. Biasanya ikan dan karang akan tampak di permukaan. Surutnya air laut bisa terjadi tiba-tiba usai gempa terjadi. hal ini disebabkan terbukanya lempengan bumi di bawah laut, otomatis air laut akan mengisi ruang yang dibuat oleh lempeng bumi yang terbuka.


Tanda-tanda tsunami

Ilustrasi arus, gelombang, laut
Ilustrasi arus, gelombang, laut. (Photo by Anastasia Taioglou on Unsplash)

Suara gemuruh

Suara gemuruh seperti suara deru kereta atau pesawat jet melintas bisa menandai gelombang tsunami akan datang. Jika mendengar suara gemuruh tiba-tiba, perlu diwaspadai akan bahaya tsunami yang akan terjadi. Suara gemuruh ini terjadi akibat adanya pergeseran lempeng bumi dibawah laut.

Perilaku hewan sekitar

Tanda berikutnya adalah tanda-tanda hewan yang tidak lazim dari biasanya. Biasanya burung-burung akan muncul di area laut. Binatang akan cenderung menjauhi laut karena insting tajam mereka akan bahya yang terjadi.

Aktivitas laut yang tak biasanya

Tanda-tanda akan terjadinya tsunami lainnya adalah aktivitas laut yang tidak normal. Gelombang air laut akan datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat. Beberapa menit sebelum adanya gelombang besar, akan ada gelombang-gelombang kecil yang menandai kembalinya air laut. Larilah menuju dataran tinggi, pegunungan, ataupun perbukitan untuk menyelamatkan diri dari sapuan gelombat tsunami.


Langkah menghadapi tsunami

Ilustrasi gelombang laut
Ilustrasi gelombang laut (Sumber: Pixabay)

Dilansir dari Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana oleh BNPB, jika berada di sekitar pantai dan terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggiseperti perbukitan atau bangunan tinggi sambil memberitahukan teman-teman yang lain. Saat merasakan gempa yang berlangsung 20 detik atau lebih, segera lakukan tidakan evakuasi secepat mungkin.

Jika berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan segera membimbingkeluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman. Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk sementara waktu setelah satu gempa bumi besar mengguncang.

Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.


Langkah setelah terjadi tsunami

Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Melansir dari laman BNPB, Berikut langkah yang bisa dilakukan setelah tsunami dirasa sudah terjadi:

- Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.

- Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.

- Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya