Pria Ini Simpan Batu Dikira Emas Mahal, Ternyata Jauh Lebih Berharga

Pria tak sengaja temukan batu lebih langka dari emas.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 27 Nov 2023, 15:18 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2023, 13:50 WIB
Batu Meteorit Berusia 4.6 Miliar Tahun
Penampakan meteorit lebih tua dari Tata Surya (Sumber: Museum Melbourne)

Liputan6.com, Jakarta Pada tahun 2015, seorang peneliti amatir, David Hole, tengah melakukan pencarian prospek di Maryborough Regional Park dekat Melbourne, Australia. Dengan senjata utamanya, sebuah detektor logam, Hole menemukan sesuatu yang di luar dugaan. Sebuah batu merah yang sangat berat terkubur di tanah liat kuning.

Tanpa ragu, Hole membawa temuannya pulang, diyakinkan bahwa di dalam batu tersebut tersimpan harta berupa emas. Pasalnya, Maryborough terletak di kawasan Goldfields, tempat demam emas Australia mencapai puncaknya pada abad ke-19.

Namun, kejutan besar menanti Hole ketika berbagai upaya untuk membuka batu tersebut gagal. Meski mencoba gergaji batu, penggiling sudut, bor, bahkan menyiram benda itu dengan asam, palu godam pun tak mampu membuat celah. Rupanya, apa yang dianggapnya bongkahan emas ternyata bukanlah emas sama sekali.

Dilansir Liputan6.com dari Science Alert, Senin (27/11/2023), Hole mengetahui kebenaran yang mengejutkan - batu tersebut adalah meteorit langka.

Meteorit Berusia 4.6 Miliar Tahun

Batu Meteorit Berusia 4.6 Miliar Tahun
Penampakan meteorit lebih tua dari Tata Surya (Sumber: Museum Victoria)

Saat menyadari bahwa ia tidak dapat membuka 'batu' tersebut, namun tetap penasaran, Hole memutuskan untuk membawa bongkahan tersebut ke Museum Melbourne untuk diidentifikasi.

Para peneliti kemudian menerbitkan makalah ilmiah yang menggambarkan meteorit berusia 4,6 miliar tahun ini. Dengan nama Maryborough, mengambil nama kota dekat lokasi penemuan, meteorit ini memiliki berat mencapai 17 kilogram (37,5 pon).

Menurut ahli geologi Museum Melbourne, Dermot Henry, "Tampilannya seperti terpahat dan berlesung pipit. Itu terbentuk ketika mereka melewati atmosfer, mereka meleleh di bagian luar, dan atmosfer membentuknya."

Henry, yang telah bekerja di museum selama 37 tahun dan memeriksa ribuan batu, menyatakan bahwa hanya dua dari batu yang pernah diterimanya yang ternyata merupakan meteorit sungguhan. Meteorit Maryborough, begitu dinamai sesuai dengan tempat ditemukannya, menjadi satu dari kedua meteorit tersebut.

"Jika Anda melihat batu seperti ini di Bumi, dan Anda memungutnya, seharusnya batu tersebut tidak seberat itu," jelas ahli geologi Museum Melbourne, Bill Birch, kepada The Sydney Morning Herald.

Kandungan Meteorit Ungkap Awal Kehidupan

Batu Meteorit Berusia 4.6 Miliar Tahun
Penampakan meteorit lebih tua dari Tata Surya (Sumber: Birch dkk, PRSV, 2019 via Science Alert)

Setelah menggunakan gergaji berlian untuk memotong sepotong kecil, para peneliti menemukan bahwa komposisinya memiliki persentase besi yang tinggi, menjadikannya batu meteorit yang belum dimodifikasi H5.

Satu hal yang memikat perhatian setelah meteorit terbuka adalah adanya tetesan kecil mineral logam yang mengkristal di dalamnya, dikenal sebagai chondrules. Meteorit langka lainnya mengandung molekul organik seperti asam amino; bahan penyusun kehidupan.

Menurut Henry, "Meteorit menyediakan bentuk eksplorasi ruang angkasa yang paling murah. Mereka membawa kita kembali ke masa lalu, memberikan petunjuk mengenai usia, pembentukan, dan kimiawi Tata Surya kita (termasuk Bumi). 

Beberapa meteorit memberikan gambaran sekilas tentang bagian dalam planet bumi. Pada beberapa meteorit, terdapat ‘debu bintang’ yang bahkan lebih tua dari Tata Surya kita, yang menunjukkan kepada kita bagaimana bintang terbentuk dan berevolusi untuk menciptakan unsur-unsur tabel periodik.

Diduga Berasal dari Sabuk Asteroid Mars dan Jupiter

Ilustrasi sabuk asteroid
Ilustrasi sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. Meteorit yang dijuluki Oest 65 itu diduga sebagai serpihan asteroid berbentuk kentang yang ukurannya jauh lebih besar. (Sumber pics-about-space.com)

Meski begitu, para peneliti belum bisa dengan pasti mengetahui dari mana meteorit itu berasal dan berapa lama keberadaannya di Bumi. Ada dugaan bahwa meteorit ini mungkin berasal dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. 

"Meteorit ini kemungkinan besar keluar dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, dan terdorong keluar dari sana oleh beberapa asteroid yang saling bertabrakan, lalu suatu hari menabrak Bumi," kata Henry.

Penanggalan karbon menunjukkan bahwa meteorit tersebut telah berada di Bumi antara 100 dan 1.000 tahun. Selain itu, sejumlah penampakan meteor antara tahun 1889 dan 1951 mungkin berhubungan dengan kedatangannya di planet kita.

Dalam konteks keberadaannya di Australia, meteorit Maryborough dianggap sangat langka. Para peneliti menegaskan bahwa meteorit ini jauh lebih langka daripada emas, menjadikannya lebih berharga bagi dunia ilmiah.

Ini adalah salah satu dari hanya 17 meteorit yang pernah tercatat di negara bagian Victoria, dan merupakan massa kondritik terbesar kedua setelah spesimen besar seberat 55 kilogram yang diidentifikasi pada tahun 2003.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya