Hindari 2 Kesalahan Fatal Ini saat Bertaubat, Wajib Dicatat!

Terdapat beberapa kesalahan yang seringkali dilakukan saat bertaubat yang mengakibatkan taubat yang dilakukan tidak diterima oleh-Nya.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 22 Jul 2024, 15:38 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 15:38 WIB
Doa Setelah Sholat Taubat
Ilustrasi Kitab Al Qur’an Credit: pexels.com/Tayeb

Liputan6.com, Jakarta Tiada satu manusia pun yang terbebas dari perbuatan dosa. Tidak ada ucapan yang selalu benar, begitu juga dengan tindakan. Bahkan tanpa disadari, perbuatan maksiat sering kali dilakukan berulang kali.

Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi seorang pendosa untuk bertaubat. Allah SWT adalah Maha Pengampun, selalu membuka pintu maaf bagi hamba-Nya yang mau bertaubat.

Seperti yang disebutkan dalam QS. An-Nur ayat 31, "Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."

Namun, meskipun telah memohon ampunan atas dosa yang telah diperbuat, ternyata beberapa kesalahan ini sering dilakukan oleh manusia sehingga taubat tidak diterima oleh Allah. Dirangkum Liputan6.com, berikut ini kesalahan yang masih sering dilakukan saat bertaubat, Senin (22/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Syarat Diterimanya Taubat

Perbanyak Taubat
Meningkatkan Kualitas Taubatmu: Menjaga Konsistensi dalam Memohon Ampunan

Dikutip dari laman islampos.com, Imam Nawawi dalam kitabnya yang terkenal Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwa seseorang akan diterima taubatnya jika memenuhi tiga syarat. Syarat pertama adalah merasa menyesal karena pernah melakukan kemaksiatan.

Syarat kedua adalah harus segera menghentikan sepenuhnya kemaksiatan yang dilakukan. Dan syarat ketiga adalah berniat untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat tersebut selama-lamanya. Namun, syarat-syarat tersebut berlaku hanya untuk dosa-dosa yang berhubungan dengan Allah.

Jika dosa tersebut melibatkan manusia lain, maka syarat terakhir adalah melepaskan tanggungan kepada orang yang dirugikan atau dizalimi. Tidak ada keraguan lagi mengenai keutamaan taubat dan istighfar. Keduanya akan membuka pintu kebaikan lainnya.

Bahkan, begitu pentingnya istighfar sehingga kita dianjurkan untuk memohon ampun setelah melaksanakan shalat. Seorang lelaki pernah bertanya kepada Ibnu al-Jauzi, "Apakah lebih utama bertasbih kepada Allah atau beristighfar kepada-Nya?" Ibnu al-Jauzi menjawab dengan bijak, "Pakaian kotor lebih membutuhkan sabun daripada minyak wangi." Artinya, memohon ampunan Allah lebih utama daripada bertasbih kepada-Nya.

Sebelum melakukan kebaikan, perbanyaklah istighfar. Karena hati yang terbiasa melakukan kemaksiatan akan sulit untuk melakukan ketaatan. Setiap maksiat yang dilakukan akan menjadi penghalang untuk mendapatkan berbagai kebaikan.

Seperti air dan minyak yang tidak bisa disatukan, begitu pula hati yang belum disucikan dengan istighfar tidak akan mampu menyerap keberkahan dan kebaikan. Oleh karena itu, sucikan hati terlebih dahulu dengan istighfar.


Dua Kesalahan Saat Bertaubat

salat taubat
Gambaran Salat Taubat yang Menggugah Hati

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bertaubat yang sering kali terjadi kesalahan.

Pertama, seringkali bertaubat dilakukan hanya memohon ampun atas dosa yang diingat saja, sementara dosa-dosa yang tidak disadari akan terlupakan. Oleh karena itu, Rasulullah mengajarkan doa memohon ampun atas semua dosa yang diperbuat.

Doa tersebut berbunyi, "Ya Allah, ampunilah aku dari segala dosa baik kecil maupun besar, awal maupun akhir, dan dosa yang terang-terangan maupun yang tersembunyi."

Kedua, sering kali saat bertaubat tidak bersungguh-sungguh dalam meninggalkan dosa-dosa tersebut. Masih meragukan kemampuan diri sendiri untuk benar-benar meninggalkan dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya.

Padahal, yang perlu dilakukan hanyalah memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk meninggalkan dosa tersebut, tanpa ada niat untuk kembali melakukan dosa yang sama. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa jika seseorang tidak merasakan manisnya iman dan cahaya hidayah, maka ia sebaiknya memperbanyak taubat dan istighfar.

Begitu pula menurut Ibnu Qayyim, dosa itu seperti racun, taubat adalah penawarnya, sedangkan ketaatan adalah kesehatan dan keselamatannya. Rasulullah sendiri, sebagai orang yang suci dan bebas dari dosa, selalu memohon ampun kepada Allah (beristighfar) sebanyak 100 kali dalam sehari. Bagaimana dengan kita? Wallahua'lam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya