7 Fakta Terkini Topan Yagi yang Porak Porandakan 3 Negara

Badai dahsyat ini menerjang Vietnam, Cina, dan Filipina dengan kekuatan yang belum pernah terjadi selama tiga dekade terakhir.

oleh Laudia Tysara diperbarui 12 Sep 2024, 09:43 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2024, 18:45 WIB
Kondisi Vietnam Pasca-Terjangan Topan Yagi
Sejumlah sungai di Vietnam Utara mencapai ketinggian air yang cukup berbahaya. (Xuan Quang/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Topan Yagi telah menyebabkan kehancuran masif di tiga negara Asia dalam beberapa hari terakhir. Badai dahsyat ini menerjang Vietnam, Cina, dan Filipina dengan kekuatan yang belum pernah terjadi selama tiga dekade terakhir.

Hingga Rabu (11/9/2024), jumlah korban tewas di Vietnam terus bertambah mencapai 141 orang, sementara 59 orang masih dalam pencarian. Melansir dari Antara, Vietnam menjadi negara yang paling parah terdampak Topan Yagi. Banjir dan tanah longsor pascabadai telah menghancurkan infrastruktur vital, termasuk jembatan dan pabrik-pabrik di pusat industri Vietnam utara.

Sementara itu, di Cina, Topan Yagi menyebabkan kerugian infrastruktur mencapai $102 juta di provinsi pulau Hainan, dengan 57.000 rumah rusak.

Topan Yagi merupakan badai terkuat yang menghantam Laut China Selatan dalam 30 tahun terakhir. Badan Meteorologi Cina mengidentifikasi Topan Super Yagi sebagai topan musim gugur terkuat yang pernah menerjang Cina Daratan sejak 1949.

Para ahli menghubungkan intensitas badai ini dengan perubahan iklim global yang menyebabkan peningkatan suhu air laut dan memberikan lebih banyak energi untuk memicu badai. Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang bencana Topan Yagi yang porak porandakan 3 negara sekaligus, Rabu (11/9/2024).

Kekuatan dan Jalur Terjadinya Topan Yagi

Kondisi Vietnam Pasca-Terjangan Topan Yagi
Media pemerintah setempat merilis, hingga saat ini bencana yang terjadi di Vietnam Utara telah menewaskan 63 orang dan 40 lainnya hilang. (Nhac NGUYEN/AFP)

Topan Yagi merupakan badai terkuat yang menghantam Laut China Selatan dalam 30 tahun terakhir. Melansir dari Reuters, Topan Yagi bergerak dari wilayah Filipina melintasi Laut Filipina Barat, Laut Cina Selatan, dan Laut Timur Vietnam dari tanggal 4 September hingga 7 September 2024.

Badai ini menguat menjadi topan super pada Kamis (5/9/2024) sebelum mendarat di China selatan keesokan harinya, dan menerjang Vietnam utara pada Sabtu (7/9/2024).

Pusat Prakiraan Hidrometeorologi Nasional Vietnam melaporkan Topan Yagi melakukan pendaratan di perbatasan Quang Ninh dan Hai Phong sebagai Topan Super dengan kecepatan angin maksimum berkelanjutan sebesar 213 kilometer per jam, setara dengan Badai Kategori 4 Skala Saffir Simpson.

Dampak di Vietnam

Vietnam menjadi negara yang paling parah terdampak Topan Yagi. Melansir dari Antara, jumlah korban jiwa di Vietnam terus bertambah. Pada Rabu (11/9/2024), dilaporkan 141 orang tewas dan 59 orang masih dalam pencarian. Selain korban jiwa, Topan Yagi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah. Dilaporkan bahwa 210 ribu hektar tanaman hancur dan 743 ternak sapi serta unggas mati.

Banjir dan tanah longsor pasca badai mengakibatkan banyak desa dan pemukiman warga terendam. Sebuah jembatan berusia 30 tahun di atas Sungai Merah di provinsi utara Phu Tho ambruk pada Senin (9/9/2024), menyebabkan beberapa kendaraan jatuh ke sungai.

Melansir dari AP, salah satu korban yang berhasil selamat, Nguyen Minh Hai, mengatakan kepada televisi pemerintah Vietnam, "Saya sangat takut ketika jatuh. Saya merasa seperti baru saja lolos dari kematian. Saya tidak bisa berenang dan saya pikir saya akan mati."

Situasi di Cina

Di Cina, Topan Yagi menerjang provinsi Hainan pada Jumat (6/9/2024) sebagai topan super. Melansir dari Xinhua, Badan Meteorologi Cina mengidentifikasi Topan Super Yagi sebagai topan musim gugur terkuat yang pernah menerjang Cina Daratan sejak 1949. Dampaknya terasa signifikan dengan pemadaman listrik yang meluas, mempengaruhi 830 ribu rumah tangga di provinsi tersebut.

Pihak berwenang Cina melaporkan kerugian infrastruktur di seluruh provinsi pulau Hainan mencapai $102 juta (sekitar Rp1,57 triliun), dengan 57.000 rumah rusak, serta jalan-jalan yang rusak dan ditutup karena pohon tumbang.

Kondisi di Filipina

Filipina menjadi negara pertama yang terkena dampak Topan Yagi. Pada 1 September 2024, gangguan tropis INVEST 92W di sebelah timur Visayas berkembang menjadi depresi tropis. Topan Yagi melakukan pendaratan pertamanya di sekitar Casiguran, Aurora, Filipina pada 2 September.

Melansir dari Reuters, sedikitnya 16 orang di Filipina meninggal akibat Topan Yagi. Badai ini memperkuat Monsun Barat Daya yang membawa hujan lebat hingga deras di Luzon dan sebagian Visayas. Sekolah dan perkantoran ditutup karena imbauan perkiraan cuaca buruk.

 

Dampak Ekonomi

Topan Yagi menerjang Hai Phong. (AFP)
Topan Yagi menerjang Hai Phong. (AFP)

Topan Yagi telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan, terutama di Vietnam. Melansir dari Reuters, puluhan perusahaan di provinsi Haiphong belum melanjutkan produksi akibat kerusakan parah di pabrik-pabrik.

Beberapa perusahaan melaporkan bahwa mereka masih belum mendapatkan aliran listrik pada Senin (9/9/2024) dan membutuhkan waktu minimal satu bulan untuk kembali beroperasi.

Provinsi Haiphong dan Quang Ninh, yang merupakan pusat industri tempat berdirinya banyak pabrik yang mengekspor barang, termasuk produsen mobil listrik VinFast dan pemasok Apple, Pegatrong dan USI, mengalami gangguan produksi yang signifikan.

Pihak berwenang menilai hampir 100 perusahaan mengalami kerusakan, yang mengakibatkan kerugian jutaan dolar.

Respons Pemerintah

Pemerintah Vietnam dan otoritas setempat telah mengambil langkah mendesak untuk mengatasi dampak Topan Yagi. Melansir dari DW, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh memantau daerah-daerah terdampak di Vietnam utara pada awal pekan untuk mengevaluasi situasi, upaya pemulihan, serta memberikan dukungan bagi para korban.

Pada hari Minggu (8/9/2024), Perdana Menteri Chinh mengunjungi kota Haiphong dan menyetujui bantuan senilai 4,62 juta dolar AS untuk membantu kota pelabuhan tersebut. Sementara itu, di Cina, Departemen pasokan listrik provinsi Hainan telah membentuk tim darurat untuk melakukan perbaikan pasca pemadaman listrik yang meluas.

Perubahan Iklim dan Intensitas Badai

Para ahli menyoroti peran perubahan iklim dalam meningkatkan intensitas badai seperti Topan Yagi. Benjamin Horton, Direktur Observatorium Bumi Singapura, menjelaskan, "Badai seperti topan Yagi semakin kuat karena perubahan iklim, terutama karena air laut yang lebih hangat memberikan lebih banyak energi untuk memicu badai, dan menyebabkan peningkatan kecepatan angin dan curah hujan yang lebih deras."

Meskipun pengaruh perubahan iklim terhadap badai secara individu bersifat rumit, para ahli meteorologi menegaskan bahwa seiring dengan menghangatnya dunia, topan dapat membawa kecepatan angin yang lebih tinggi dan curah hujan yang lebih intens.

Fakta-fakta terkini tentang Topan Yagi ini menggambarkan betapa dahsyatnya bencana yang menimpa Vietnam, Cina, dan Filipina. Dampaknya tidak hanya terasa pada aspek kemanusiaan dengan banyaknya korban jiwa, tetapi juga pada infrastruktur dan ekonomi negara-negara yang terdampak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya