Profil Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran yang Dikabarkan Sakit Usai Serangan Israel

Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin Iran, dilaporkan sedang mengalami masalah kesehatan serius setelah serangan Israel terhadap Iran.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 28 Okt 2024, 14:41 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2024, 14:39 WIB
Ali Khamenei
Ali Khamenei

Liputan6.com, Jakarta Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali menjadi pusat perhatian setelah tindakan militer Iran menarik sorotan dunia. Kepemimpinannya sejak 1989 kini diwarnai perbincangan hangat, bukan hanya karena kebijakan politiknya yang tegas, tetapi juga karena kompleksitas bisnis yang diduga menopang kekuasaannya.

Sebuah laporan dari Reuters pada 2013 lalu mengungkap bahwa Khamenei memiliki kerajaan bisnis besar senilai US$95 miliar melalui organisasi Setad. Organisasi yang dulunya berfokus pada kesejahteraan rakyat kini berubah menjadi raksasa industri yang beroperasi dalam berbagai sektor dan dikabarkan memegang pengaruh ekonomi yang signifikan di Iran.

Lalu siapa sebenarnya sosok Ali Khamenei? Berikut selengkapnya

Sosok Ali Khamenei

Ali Khamenei (merdeka.com)
Ali Khamenei (merdeka.com)

Ali Khamenei lahir pada 19 Juli 1939 dan dikenal sebagai seorang Marja kaum Syiah serta pemimpin tertinggi Republik Islam Iran. Di masa kecilnya, ia menyelesaikan pendidikan dasar dan kemudian masuk ke pendidikan seminari di Masyhad, Najaf, dan Qom. Pertemuan dengan Navvab Safavi, seorang tokoh revolusioner Islam, menjadi titik awal yang menyalakan semangat perjuangan dalam dirinya.

Saat remaja, Khamenei mulai terlibat dalam aktivitas melawan Dinasti Pahlavi yang berkuasa di Iran. Perjuangannya tak selalu mulus; ia beberapa kali ditangkap dan bahkan mengalami pengasingan selama tiga tahun di Iranshahr sebelum akhirnya kembali ke Teheran.

Momen Bertemu Khomeini: Awal Kebangkitan Revolusi Iran

Pada 1976, Khamenei bertemu Ayatollah Ruhollah Khomeini, pemimpin revolusi yang kemudian menggulingkan Dinasti Pahlavi pada 1978. Pertemuan ini memperkuat semangat perjuangan Khamenei, membuatnya semakin gigih melawan rezim berkuasa kala itu. Sejalan dengan tujuan gerakan Khomeini, Khamenei terus aktif dalam revolusi yang akhirnya membawa perubahan besar pada peta politik Iran.

Kepemimpinan Khomeini menginspirasi Khamenei untuk mengambil posisi penting setelah revolusi, mulai dari anggota Dewan Revolusi hingga Wakil Menteri Pertahanan. Peran ini turut mempersiapkannya sebagai pemimpin di masa depan.

Menjadi Target Percobaan Pembunuhan dan Hubungan dengan Pengawal Revolusi

Ali Khamenei (wikipedia)
Ali Khamenei

Di tengah gejolak politik pada 1981, Khamenei menjadi target percobaan pembunuhan yang melumpuhkan lengan kanannya. Insiden ini justru memperkuat hubungannya dengan Pengawal Revolusi Iran, yang kemudian menjadi lembaga militer dan politik yang berperan penting dalam mempertahankan kekuasaan Khamenei hingga saat ini.

Khamenei juga memiliki peran strategis selama Perang Iran-Irak pada 1980-an, yang mempererat hubungannya dengan militer dan memperkokoh posisinya di pemerintahan Iran. Selama masa tersebut, ia banyak terlibat dalam perencanaan militer yang berpengaruh besar pada kekuatan Iran di kawasan Timur Tengah.

Menjadi Pemimpin Tertinggi Iran Pasca Khomeini

Pada 1989, setelah Ayatollah Khomeini wafat, Majelis Ahli memilih Khamenei sebagai pemimpin tertinggi kedua Iran. Sejak saat itu, Khamenei menjadi tokoh terkuat di Iran, dengan kewenangan sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata dan pemimpin spiritual bagi kaum Syiah.

Pada tahun 2015, Majalah Forbes bahkan menempatkannya pada posisi ke-18 dalam daftar orang paling berkuasa di dunia. Khamenei juga dikenal sebagai penggerak utama kebijakan strategis Iran di bidang politik dan militer, yang memengaruhi posisi Iran di kancah internasional.

Sumber Kekayaan Ali Khamenei

Setad atau "Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam," didirikan atas wasiat pemimpin pertama Iran, Ayatollah Khomeini, sesaat sebelum wafat pada 1989. Tujuan awal organisasi ini adalah untuk mengelola properti yang hasilnya akan digunakan membantu rakyat miskin dan veteran perang. "Ini benar-benar dijalankan untuk kesejahteraan masyarakat di awal pendiriannya," demikian disampaikan oleh beberapa sumber yang dilansir dari Reuters.

Namun, tujuan mulia tersebut lambat laun mengalami perubahan, terutama sejak kepemimpinan Ali Khamenei. Organisasi ini mulai memperluas cakupan bisnisnya ke sektor lain di luar filantropi, dan mulai menguasai berbagai bidang ekonomi.

Reuters pernah membuat laporan investasi soal kekayaannya pada 2013 lalu. Dalam laporan tersebut, Reuters mengungkap Khamenei punya kerajaan bisnis mencapai US$95 miliar atau Rp1.530 T.

Nominal sebesar itu diperoleh dari Setad yang disebutkan sebagai salah satu organisasi paling kuat di Iran tapi punya banyak lini bisnis yang jarang diketahui orang. Bisa dikatakan, Setad bergerak secara senyap dan rahasia.

 

Serangan Israel pada Ulang Tahun Khamenei dan Respons Iran

Pada 19 April 2024, di hari ulang tahunnya yang ke-84, Israel meluncurkan rudal ke wilayah Iran sebagai bentuk serangan balasan. Peristiwa ini menjadi sorotan karena terjadi di tengah konflik panas yang melibatkan Israel dan Hamas, di mana Israel mengklaim bahwa Iran mendukung penuh kelompok Hamas.

Israel sebelumnya telah meluncurkan serangan ke Kedutaan Besar Iran di Damaskus yang menewaskan seorang komandan militer Iran, sementara Iran merespons dengan serangan pesawat tanpa awak ke Tel Aviv. Konflik ini pun terus berlanjut dengan serangan balasan di Isfahan, Iran.

Terbaru, Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin Iran, dilaporkan sedang mengalami masalah kesehatan serius setelah serangan Israel terhadap Iran. Berita ini muncul dari laporan The New York Times, yang dikutip oleh First Post pada 27 Oktober 2024.

Garis Keturunan Khamenei: Benarkah Cucu ke-38 Nabi Muhammad?

Ayatollah Ali Khamenei disebut-sebut memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad. Mengutip Shiite News, ia adalah cucu ke-38 Nabi Muhammad, keturunan dari keluarga terhormat dalam suku Quraysh. Garis keturunan Khamenei bersumber dari leluhur mulia, mulai dari kakek pihak ayah, Sayyid Hussein Khamenei, hingga kakek dari pihak ibu, Sayyid Hashem Najafabadi Mirdamadi.

Latar belakang keluarga ini memberikan pengaruh mendalam pada pemahaman dan kepribadian Khamenei, menjadikannya sosok pemimpin yang kuat dalam menegakkan prinsip-prinsip Syiah di Iran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya