Mengapa Donald Trump Ingin Kuasai Greenland? Ternyata Karena Alasan Ini

Donald Trump kembali mengincar Greenland sebagai bagian dari AS. Dengan alasan strategis dan ekonomi, ia menyebut kepemilikan pulau ini sebagai langkah penting untuk masa depan Amerika.

oleh Andre Kurniawan Kristi diperbarui 09 Jan 2025, 11:20 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2025, 11:20 WIB
Donald Trump
Donald Trump menari di akhir kampanyenya di Madison Square Garden di New York, Amerika Serikat (AS), pada 27 Oktober 2024. (Dok. Angela Weiss/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Keinginan Donald Trump untuk menguasai Greenland kembali menjadi sorotan dunia. Presiden terpilih Amerika Serikat ini bahkan menyatakan kesiapan untuk menggunakan kekuatan militer atau ekonomi guna merealisasikan ambisi tersebut. Langkah ini memicu pertanyaan besar, mengapa sebuah pulau dingin di wilayah Arktik menjadi begitu penting bagi negeri adidaya seperti Amerika Serikat?

Ketertarikan Trump pada Greenland bukanlah hal baru. Pada 2019, ia telah mengungkapkan keinginannya untuk membeli pulau yang merupakan wilayah otonom Denmark tersebut. Meskipun tawarannya ditolak mentah-mentah, Trump tetap menganggap penguasaan Greenland sangat penting untuk kepentingan strategis dan ekonomi Amerika Serikat.

Selain alasan geopolitik, Greenland menyimpan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk mineral langka yang vital untuk teknologi hijau. Namun, apakah alasan ini cukup untuk membenarkan pendekatan agresif Trump terhadap Denmark dan Greenland? Simak penelusuran mendalam berikut ini.

Awal Ketertarikan Donald Trump pada Greenland

Donald Trump pertama kali mengungkapkan niatnya untuk membeli Greenland pada 2019. Dalam sebuah wawancara, ia menyebut bahwa menguasai Greenland adalah langkah strategis yang "harus terjadi". Pulau ini, menurut Trump, memiliki posisi geografis yang penting untuk pertahanan dan ekonomi AS.

Ketika itu, ia meminta para penasihatnya untuk mencari cara agar Amerika Serikat dapat membeli Greenland. Namun, tawaran tersebut langsung ditolak oleh Denmark. Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menyebut ide itu sebagai sesuatu yang "tidak masuk akal."

Meski demikian, minat Trump tidak surut. Dalam konferensi pers di Mar-a-Lago, Florida, ia bahkan menyebut kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk merebut Greenland jika negosiasi diplomatik menemui jalan buntu.

Kepentingan Strategis dan Geopolitik Greenland

Greenland bukan sekadar pulau es biasa. Secara geografis, pulau ini berada di antara Amerika Serikat dan Rusia, menjadikannya lokasi strategis untuk pertahanan militer dan sistem peringatan dini rudal balistik. Amerika Serikat sendiri telah memiliki pangkalan militer permanen di Pituffik sejak era Perang Dingin.

Tidak hanya itu, perubahan iklim yang menyebabkan pencairan es di Arktik membuka peluang jalur pelayaran baru. Jalur ini dapat memangkas waktu perjalanan antara Eropa Barat dan Asia Timur hingga separuhnya, menjadikannya alternatif dari Terusan Suez.

Menurut Ulrik Pram Gad, pakar Greenland dari Institut Studi Internasional Denmark, keberadaan Greenland sangat penting untuk mencegah kekuatan besar lain, seperti Rusia dan China, mendirikan pijakan di kawasan tersebut.

Kekayaan Sumber Daya Alam yang Menggiurkan

Greenland memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, mulai dari minyak, gas alam, hingga mineral langka seperti litium dan grafit. Mineral-mineral ini sangat penting untuk produksi baterai kendaraan listrik dan teknologi hijau lainnya.

Menurut survei tahun 2023, Greenland memiliki 25 dari 34 mineral yang dianggap kritis oleh Komisi Eropa. Namun, pengembangan sektor pertambangan di pulau ini terhambat oleh regulasi ketat dan resistensi masyarakat adat terhadap eksploitasi sumber daya alam.

Keinginan Trump untuk menguasai Greenland juga dipandang sebagai upaya untuk mengimbangi dominasi China dalam produksi mineral langka dunia. Jika AS berhasil menguasai Greenland, ini dapat menjadi keuntungan besar dalam persaingan global di sektor energi hijau.

Respons Denmark dan Greenland Terhadap Klaim Trump

Denmark dengan tegas menolak ambisi Donald Trump. Perdana Menteri Frederiksen menyatakan bahwa Greenland "bukan untuk dijual." Ia juga menekankan pentingnya menghormati hak rakyat Greenland untuk menentukan masa depan mereka sendiri.

Di sisi lain, Perdana Menteri Greenland, Múte Egede, juga menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendekatan Trump. Dalam sebuah pernyataan, Egede menegaskan bahwa Greenland adalah milik rakyat Greenland, dan masa depan mereka tidak bisa ditentukan oleh kekuatan asing.

Namun, isu ini menjadi pemantik perdebatan lebih luas tentang hubungan antara Greenland dan Denmark. Dengan latar belakang sejarah kolonial yang kompleks, banyak pihak di Greenland mendorong upaya kemerdekaan untuk melepaskan diri dari Denmark.

Masa Depan Greenland: Kemerdekaan atau Bagian dari Amerika?

Jika Greenland memutuskan untuk merdeka, mereka memiliki opsi untuk membentuk hubungan "asosiasi bebas" dengan Amerika Serikat, seperti beberapa negara kepulauan Pasifik. Namun, kemerdekaan penuh dianggap sulit karena ketergantungan ekonomi Greenland pada subsidi dari Denmark.

Menurut survei, mayoritas rakyat Greenland mendukung kemerdekaan. Namun, mereka juga menyadari risiko terhadap standar hidup dan kestabilan ekonomi jika berpisah dari Denmark.

Meskipun Trump mengklaim bahwa integrasi dengan Amerika Serikat akan menguntungkan Greenland, banyak pihak lokal yang skeptis. Ulrik Pram Gad mengatakan bahwa rakyat Greenland tidak ingin berpindah dari "tuan kolonial lama ke yang baru."

1. Mengapa Donald Trump ingin menguasai Greenland?

Trump melihat Greenland sebagai wilayah strategis untuk kepentingan militer dan ekonomi Amerika Serikat, termasuk penguasaan sumber daya alam yang melimpah.

2. Apakah Greenland saat ini bagian dari Amerika Serikat?

Tidak, Greenland adalah wilayah otonom yang berada di bawah kedaulatan Denmark.

3. Apa yang membuat Greenland strategis secara geopolitik?

Letaknya di antara Amerika Serikat dan Rusia menjadikan Greenland penting untuk pertahanan militer, serta pembukaan jalur pelayaran baru di Arktik akibat perubahan iklim.

4. Apakah Denmark setuju menjual Greenland kepada Amerika?

Tidak, Denmark secara tegas menolak ide tersebut dan menyatakan bahwa masa depan Greenland ditentukan oleh rakyatnya sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya