Bola.com, Jakarta - Dalam dunia sepak bola, ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa cara bertahan yang paling efektif adalah dengan menyerang. Prinsip inilah yang akan diadopsi oleh Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia.
"Saya suka bermain menyerang," kata Patrick Kluivert.
Advertisement
Baca Juga
Akhirnya Terwujud, Denny Landzaat Ungkap Jadi Asisten Pelatih Timnas Indonesia Adalah Impiannya
Lima Tahun bersama Shin Tae-yong, Indra Sjafri Belajar Banyak dan Dapatkan Wawasan: Manusia Tidak Sempurna
Indra Sjafri Daftarkan 47 pemain untuk Piala Asia U-20 2025, Tim Geypens dan Dion Markx Tidak Masuk?
Mengenai formasi, Patrick Kluivert cenderung memilih formasi 4-3-3. Formasi ini sangat erat kaitannya dengan gaya bermain Timnas Belanda yang dikenal dengan istilah total football.
Advertisement
Total football pertama kali diperkenalkan oleh Belanda di bawah arahan pelatih legendaris mereka, Rinus Michels, pada Piala Dunia 1974.
Pada saat itu, Belanda berubah menjadi salah satu kekuatan yang sangat ditakuti. Inovasi total football dari Rinus Michels mengubah cara bermain sepak bola, di mana setiap pemain, termasuk bek dan bahkan kiper, memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam menyerang dan bertahan.
Dengan Johan Cruyff sebagai motor penggerak, Belanda berhasil melaju ke final dan menghadapi Jerman. Sayangnya, De Oranje harus mengakui keunggulan Jerman dengan skor 1-2 setelah sempat memimpin 1-0 berkat gol cepat Johannes Neeskens dalam dua menit pertama pertandingan.
Meskipun Belanda kalah, gaya permainan total football tetap dikenal hingga sekarang. Johan Cruyff, saat melatih Barcelona dari tahun 1988 hingga 1996, menerapkan gaya bermain total football yang kemudian dilanjutkan oleh Pep Guardiola dengan konsep yang dikenal sebagai Tiki-Taka.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, apakah jika Patrick Kluivert menerapkan gaya bermain Timnas Belanda ke dalam Timnas Indonesia, hal tersebut akan membawa kesuksesan?
Tak Alami Banyak Perubahan
Patrick Kluivert menyadari bahwa mengubah gaya permainan dari pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong, bukanlah tugas yang mudah. Shin Tae-yong dikenal sebagai pelatih yang sering mengubah formasi dan tidak memiliki susunan pemain awal yang tetap. Misalnya, dalam sebuah pertandingan, STY berani mengambil risiko dengan melakukan lebih dari satu atau dua pergantian pemain di babak kedua.
“Saya ingin melihat terlebih dahulu di mana para pemain cocok. Setelah itu, baru kita implementasikan formasi," ujar Patrick Kluivert. Pelatih berusia 48 tahun ini menjelaskan bahwa formasi 4-3-3 yang akan diterapkannya menuntut setiap pemain untuk cepat beradaptasi. Selain itu, penting bagi mereka untuk memahami apa yang harus dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi.
“Sepak bola itu dinamis, sistem bisa saja berubah di lapangan. Dengan formasi 4-3-3, para pemain perlu bersikap adaptif dan harus tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu," katanya. Kluivert menekankan pentingnya fleksibilitas dan pemahaman permainan yang baik agar strategi dapat berjalan dengan efektif.
Advertisement
Mempercepat Proses Naturalisasi, Menghadapi Tahap Berikutnya Kualifikasi Piala Dunia
PSSI berusaha keras memenuhi persyaratan naturalisasi beberapa pemain keturunan untuk memenuhi keinginan Patrick Kluivert. Tiga pemain yang sangat diharapkan untuk memperkuat tim adalah Ole Romeny, Jairo Riedewald, dan Mitchell Bakker. Kehadiran mereka dinantikan menjelang lanjutan pertandingan Grup C pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di zona Asia. Pertandingan ini sangat penting untuk meningkatkan peluang Indonesia lolos ke putaran final.
Pada 20 Maret mendatang, Tim Garuda dijadwalkan terbang ke Australia. Lima hari setelah itu, mereka harus bersiap menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta. Setelah itu, pada tanggal 5 Juni, Indonesia akan menghadapi China. PSSI berharap Patrick Kluivert dapat memimpin tim untuk meraih kemenangan dalam ketiga pertandingan tersebut.
Dengan tambahan sembilan poin, peluang Indonesia untuk lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2026 semakin besar. Ini karena mereka dapat berpotensi finis sebagai runner-up di grup. Saat ini, Indonesia berada di posisi ketiga klasemen Grup C dengan enam poin. Poin tersebut diperoleh dari satu kemenangan, tiga hasil imbang, dan dua kekalahan.
Susunan pemain utama Timnas Indonesia
Jadi, siapa saja yang akan menjadi starting XI jika Patrick Kluivert memilih formasi 4-3-3? Dengan banyaknya pilihan pemain di setiap posisi, Patrick Kluivert dapat mengutamakan pemain-pemain berikut ini:
Kiper: Maarten Paes
Bek: Kevin Diks, Jay Idzes, Mees Hilgers, Calvin Vedonk
Gelandang: Jairo Riedewald, Thom Haye, Marselino Ferdinan
Penyerang: Ragnar Oratmangoen, Ole Romely, Eliano Reijnders
Patrick Kluivert memiliki banyak pilihan pemain di setiap lini, memungkinkan dia untuk membentuk tim yang kuat dan seimbang. Dengan mempertimbangkan formasi 4-3-3, Patrick dapat memastikan bahwa timnya siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan. Kombinasi pemain yang ada memberikan fleksibilitas dan kekuatan yang diperlukan untuk mendominasi permainan.
Keberadaan pemain-pemain seperti Maarten Paes di posisi kiper, serta Kevin Diks dan Jay Idzes di lini pertahanan, menambah soliditas tim. Selain itu, kehadiran Jairo Riedewald dan Thom Haye di lini tengah memberikan kreativitas dan kontrol permainan. Di lini depan, Ragnar Oratmangoen dan Ole Romely siap memberikan ancaman bagi pertahanan lawan.
Advertisement