Liputan6.com, Jakarta Persaingan dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2025 semakin ketat. Selain CV dan surat lamaran, kini banyak perusahaan BUMN mempertimbangkan portofolio sebagai dokumen pendukung untuk menilai kemampuan kandidat secara lebih nyata. Portofolio yang profesional dapat menjadi pembeda antara pelamar yang berhasil dan yang gugur di tahap seleksi.
Portofolio tidak hanya berlaku bagi pelamar di bidang kreatif seperti desain grafis atau pemasaran, tetapi juga bagi posisi teknis dan administratif. Dengan menyajikan bukti nyata dari pencapaian dan pengalaman kerja, perekrut bisa lebih mudah menilai kompetensi seorang kandidat sebelum memutuskan untuk meloloskannya ke tahap berikutnya.
Mengingat pentingnya portofolio dalam rekrutmen BUMN, artikel ini akan membahas cara membuat portofolio yang profesional, elemen-elemen yang harus ada, serta kesalahan umum yang harus dihindari.
Advertisement
Apa Itu Portofolio BUMN dan Mengapa Diperlukan?
Portofolio dalam konteks Rekrutmen BUMN adalah kumpulan dokumen yang menunjukkan hasil kerja, keterampilan, dan pengalaman kandidat dalam suatu bidang. Portofolio ini berfungsi sebagai bukti konkret yang memperkuat klaim pelamar dalam CV dan surat lamaran.
Mengapa Portofolio Penting?
- Membuktikan Keahlian → Perekrut bisa melihat langsung hasil kerja, bukan hanya sekadar klaim di CV.
- Membedakan Diri dari Pelamar Lain → Portofolio membantu pelamar lebih menonjol di antara ribuan kandidat.
- Menunjukkan Pengalaman Nyata → Baik berupa proyek, penelitian, desain, atau inovasi yang pernah dikerjakan.
- Memudahkan Perekrut dalam Menilai → Perekrut dapat lebih mudah memahami potensi kandidat sebelum memanggil wawancara.
Portofolio yang tersusun rapi dengan format yang profesional dapat meningkatkan peluang lolos seleksi dan mendapatkan posisi impian di BUMN.
Advertisement
Elemen Wajib dalam Portofolio BUMN
Portofolio yang baik harus berisi informasi yang jelas dan relevan dengan posisi yang dilamar. Berikut adalah beberapa elemen wajib dalam portofolio BUMN:
1. Identitas Diri
Berisi nama lengkap, kontak, serta deskripsi singkat tentang latar belakang dan keahlian yang dimiliki.
2. Proyek atau Karya yang Relevan
Deskripsi proyek atau tugas yang pernah dikerjakan.
Peran yang diambil dalam proyek tersebut.
Hasil atau dampak dari proyek tersebut.
3. Sertifikat dan Pelatihan
Mencantumkan sertifikasi, workshop, atau pelatihan yang pernah diikuti, terutama yang relevan dengan posisi yang dilamar.
4. Penghargaan dan Prestasi
Jika pernah menerima penghargaan akademik atau profesional, pastikan untuk mencantumkannya dalam portofolio.
5. Testimoni atau Rekomendasi
Testimoni dari atasan, klien, atau rekan kerja dapat memperkuat kredibilitas pengalaman kerja yang dimiliki.
Cara Membuat Portofolio Online yang Menarik
Di era digital, memiliki portofolio online menjadi nilai tambah bagi pelamar. Berikut adalah cara membuat portofolio digital yang menarik:
1. Gunakan Platform Portofolio Digital
- LinkedIn → Menampilkan proyek, pengalaman kerja, dan sertifikat.
- Behance → Cocok untuk desainer grafis dan kreator visual.
- GitHub → Ideal bagi programmer untuk menunjukkan hasil coding.
- Google Sites atau Wix → Bisa digunakan untuk membuat website portofolio pribadi.
2. Susun dengan Format yang Profesional
- Gunakan judul dan subjudul agar mudah dibaca.
- Tambahkan gambar atau screenshot proyek yang relevan.
- Gunakan font yang profesional dan tata letak yang rapi.
3. Optimalkan Ukuran File
- Gunakan format PDF dengan ukuran optimal agar mudah diunggah.
- Pastikan link ke proyek digital dapat diakses dengan mudah oleh perekrut.
Dengan portofolio digital, pelamar bisa lebih fleksibel dalam menampilkan hasil kerja mereka kepada perusahaan.
Advertisement
Kesalahan Umum dalam Membuat Portofolio dan Cara Menghindarinya
Banyak pelamar yang membuat kesalahan dalam menyusun portofolio, yang justru mengurangi peluang mereka untuk lolos seleksi. Berikut beberapa kesalahan umum yang harus dihindari:
1. Menyertakan Informasi yang Tidak Relevan
Solusi: Pastikan hanya mencantumkan pengalaman dan proyek yang sesuai dengan posisi yang dilamar.
2. Desain Berantakan dan Tidak Profesional
Solusi: Gunakan desain minimalis yang rapi dan mudah dibaca oleh perekrut.
3. Tidak Memperbarui Portofolio
Solusi: Perbarui portofolio secara berkala dengan proyek terbaru dan hapus konten yang sudah tidak relevan.
4. Tidak Menambahkan Bukti Visual
Solusi: Sertakan gambar, laporan, atau data yang menunjukkan hasil nyata dari proyek yang telah dikerjakan.
Pertanyaan Seputar Topik
1. Apakah portofolio wajib dalam Rekrutmen BUMN?
Tidak selalu wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk meningkatkan daya saing pelamar, terutama untuk posisi teknis dan kreatif.
2. Apa saja yang harus dimasukkan dalam portofolio BUMN?
Portofolio harus mencakup identitas diri, proyek yang relevan, sertifikasi, penghargaan, serta testimoni dari atasan atau klien.
3. Bagaimana cara membuat portofolio digital untuk melamar BUMN?
Gunakan platform seperti LinkedIn, Behance, atau Google Sites, dan susun dengan format yang rapi agar mudah diakses oleh perekrut.
4. Apa kesalahan yang sering terjadi dalam pembuatan portofolio?
Kesalahan umum termasuk desain yang berantakan, informasi yang tidak relevan, dan kurangnya bukti visual dari proyek yang dikerjakan.
Advertisement
