Kampanye Terakhir, Bersih-bersih Pecahkan Rekor-Ricuh

Kampaye terakhir pada 5 April 2014 kemarin di berbagai tempat, banyak terjadi kericuhan. Berikut datanya:

oleh Tim Liputan 6 SCTV diperbarui 06 Apr 2014, 07:31 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2014, 07:31 WIB
Kericuhan Kampanye Terakhir
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Batang - Kampaye terakhir pada 5 April 2014 kemarin di berbagai tempat, banyak terjadi kericuhan. Seperti pada kampanye akbar Partai Nasdem yang diselenggarakan di Lapangan Kenconorejo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang juga berakhir ricuh.

Kericuhan terjadi akibat ribuan simpatisan partai saling berebut alat kebersihan, yang sedianya akan dibagikan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (6/4/2014), kericuhan tersebut terjadi usai ketua umum Partai Nasdem Surya Paloh meninggalkan lokasi kampanye dengan menggunakan helikopter pribadinya.

Dalam orasi politiknya, Surya Paloh mengajak seluruh kader dan simpatisan untuk mensukseskan pemilu 2014 agar bisa melakukan perubahan.

Kampanye akbar Partai Nasdem kali ini, diselingi dengan kegiatan bersih-bersih di beberapa ruas jalur Pantura, hingga memperoleh piagam Rekor Muri dengan jumlah peserta bersih-bersih terbanyak.

Di Pekanbaru, Riau, bertempat di arena Purna MTQ, kampanye terbuka Partai Amanat Nasional (PAN) dilaksanakan tanpa kehadiran ketua umum PAN Hatta Rajasa. Namun sejumlah calon leglislatif baik untuk DPRD kota, Kabupaten, DPRD Provinsi maupun DPR RI hadir dalam kampanye ini.

Meskipun ketua umum tersebut tidak hadir, massa yang berjumlah lebih dari 500 orang, tetap mengikuti kampanye PAN. Diiringi musik dangdut, mereka larut dalam kemeriahan kampanye.

Seketika suasana kemeriahan berubah menjadi ricuh, dengan kehadiran seorang wanita berteriak dan menangis histeris untuk meminta pertanggungjawaban terhadap seorang calon leglislatif PAN.

Perempuan yang tidak diketahui identitasnya itu berteriak, sambil menyebutkan nama salah seorang calon leglislatif  DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PAN Riau. Bahkan ia nekat ingin beradu jotos dengan caleg tersebut. Diduga wanita ini memiliki konflik pribadi.

Petugas keamanan yang berjaga, langsung mengamankan wanita tersebut dan membawanya ke polisi sektor Bukit Raya untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, terik matahari yang menyengat tidak menghalangi ribuan kader untuk menghadiri kampanye terakhir PDI Perjuangan (PDIP) di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sejak siang hari, ribuan kader PDI Perjuangan sudah membanjiri alun-alun Satya Negara, Sukoharjo.

Dalam kampanye terakhir, 2 juru kampanye yakni Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri bergantian melakukan orasi.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, mendapat kesempatan pertama melakukan orasi. Dalam orasinya, Puan mengingatkan puluhan ribu massa pendukung PDI Perjuangan untuk tidak terlena dengan hasil berbagai survei yang mengunggulkan partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

"Meskipun semua hasil survei memenangkan PDIP, bukan berarti lengah, kita harus menjaga biar PDI Perjuangan menang di atas 20 persen, sebab 20 persen adalah syarat untuk bisa mengusung Jokowi sebagai presiden." ungkap Puan.

Sementara itu, ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sebagai orator
terakhir menyampaikan orasi politiknya. Mega juga mengajak ribuan kader PDI Pejuangan Sukoharjo memenangkan pileg 9 April mendatang.

Di akhir kampanye, ribuan kader PDI Perjuangan merangsek naik ke atas panggung saat Mega menancapkan bendera merah putih di pucuk salah satu tumpeng yang dibarengi dengan pembagian 41 tumpeng.

Hal tersebut mengakibatkan suasana menjadi ricuh, hingga beberapa aparat turun tangan menertibkan ribuan kader yang mencoba naik ke panggung. (Tanti Yulianingsih)

Baca juga:

Aksi Kampanye Terakhir di Yogya Ricuh, Simpatisan 2 Partai Ribut

[VIDEO] Kampanye PAN Ricuh di Mamuju Utara

[VIDEO] Simpatisan PDIP Ricuh Berebut Makanan Saat Kampanye

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya