Liputan6.com, Jakarta - Sahur On The Road (SOTR) terkadang diisi dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Baru-baru ini polisi terpaksa menahan sekelompok pemuda di Jatinegara, Jakarta Timur karena terlibat keributan saat SOTR.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai, tindakan tersebut sudah menyimpang dari semangat SOTR. Karena itu, dia ingin Satpol PP turun tangan mengatasi masalah ini.
"Saya minta Satpol PP untuk mengadakan operasi, tidak boleh seperti itu. Kalau ternyata seperti itu (tawuran), enggak boleh dong. Sahur ya sahur, biasa saja," kata Djarot di Balaikota, Jakarta, Senin (6/7/2015).
Menurut Djarot, momen SOTR seharusnya digunakan dengan baik untuk berbagi dengan sesama. Bukan malah menimbulkan keributan. Kalau ujungnya justru anarkis bukan SOTR, tapi hanya jalan-jalan.
"Sebenarnya itu bukan sahur, hanya jalan-jalan saja, show off course (cuma pamer) saja. Di mana sahurnya dia? Malah enggak sahur. Cuma jalan-jalan saja itu," lanjut dia.
Mantan Walikota Blitar itu jelas mengecam aksi pemuda yang salah menggunakan momen SOTR untuk 'gagah-gagahan' di jalan. Maka itu dia menyarankan agar mengalihkan SOTR ke kegiatan positif, seperti bersepeda.
"Makanya kita bikin acara sepedaan, itu kan untuk supaya tidak ada sahur on the road. Kemarin kan kita kasih contoh, naik sepeda saja lah daripada naik motor. Malah lebih bagus kan buat kesehatan. Sahur ya tetep sahur, bukan konvoi gitu. Kita pakai sepeda juga kan tetap bagi-bagikan sahur," pungkas Djarot.
Belakangan ini SOTR kerap diwarnai dengan konvoi kendaraan roda empat maupun roda dua. Akibatnya, kegiatan ini terkadang membuat kemacetan dan mengganggu pengguna jalan lain, karena para peserta biasanya menghalangi pengguna jalan lainnya.
Baca Juga
Padahal, semangat SOTR adalah untuk berbagi dengan sesama. Seperti memberikan makanan sahur bagi mereka yang kurang mampu, atau orang-orang musafir. (Rmn)
Advertisement