Liputan6.com, Melbourne - Azan Magrib berkumandang di sebuah gereja bernama Church All Nations milik komunitas Kristen Protestan di kota Melbourne pada Sabtu sore 2 Juni 2018.
Dikutip dari laman ABC Indonesia, Senin (4/6/2018), seorang muslim mengumandangkan Azan ke arah kiblat, yang kebetulan sama arahnya dengan sebuah salib besar di gereja yang berada di kawasan Carlton tersebut.
Azan ini menandai acara buka puasa bersama komunitas muslim di Melbourne yang diadakan di gereja tersebut.
Advertisement
Komunitas gereja di Melbourne yang tergabung dalam Victorian Council of Churches sengaja mengundang komunitas muslim berbuka puasa untuk bisa lebih saling mengenal.
Pendeta Ian Smith dalam sambutannya menjelaskan bagaimana seringkali ada kesalahpahaman soal perayaan hari-hari besar keagamaan, termasuk di antara kalangan umat beragama.
Baca Juga
"Seperti diskon besar-besaran serta komersialisasi saat Natal dan Boxing Day (sehari setelahnya) tidak ada kaitannya dengan ajaran Kristiani," ujarnya.
Sebelum menyantap makan malam, tamu muslim dipersilakan untuk melaksanakan salat Magrib yang telah disediakan, yakni di ruangan belakang gereja yang tak memiliki tanda salib.
Mereka pun kemudian bersama-sama menikmati makanan utama khas India, yakni nasi biryani, yang juga banyak disajikan di negara timur tengah.
Imam kelahiran Turki, Sheikh Mahmud Kurcu mengucapkan terima kasih atas undangannya.
"Ini akan mencapai pada tujuan akhir kita, bukan sekedar toleransi, tetapi penerimaan," ujar Mahmud.
"Menerima kenyataan bahwa kita memiliki perbedaan tetapi kita tetap dapat saling membantu."
Mahmud menjelaskan ketika sejumlah insiden, seperti aksi serang atau teror yang menyudutkan umat muslim, seringkali pihak gerejalah yang pertama kali menanyakan kabar ke masjid-masjid Melbourne.
"Kita bertekad untuk saling membantu sama lain," tambah Mahmud.
"Dan tahun depan giliran kami yang akan mengundang Anda berbuka di masjid."
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dianjurkan Berbuka Puasa dengan yang Manis
Agama Islam menyunahkan para umat yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan untuk berbuka dengan yang manis, yang bisa diterapkan pada konsumsi buah-buahan dan aneka kudapan ringan.
Namun, apa sebenarnya alasan dibalik sunah tersebut jika dilihat dari sudut pandang kesehatan?
Menurut Dr. Kaseem Halmar dari University of Warwick, sebagaimana dikutip dari Nutrition.org.uk, selama hampir 14 jam menjalankan ibadah puasa, tubuh tidak mendapatkan asupan cairan dan sari makanan.
Hal tersebut mengakibatkan kadar gula dalam darah menurun, dan berisko membuat tubuh kekurangan sumber energi, di mana memicu kondisi lemas pada beberapa jam menjelang berbuka.
Sebagaimana diketahui, sumber energi pada tubuh manusia dihasilkan dari asupan karbohidrat yang diubah menjadi gula oleh insulin.
Oleh sebab itu, menurut Dr. Kaseem, berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang manis sangat dianjurkan, guna menyeimbangkan kembali kadar insulin, sehingga dapat melanjutkan produksi energi.
"Namun harus diingat bahwa tetap ada batasan untuk konsumsi makanan dan minuman yang manis, yaitu lima persen dari total jumlah asupan kalori," ujar Dr Kaseem menjelaskan.
Advertisement