Catat 3 Waktu Terbaik Olahraga di Bulan Ramadan

Berolahraga selama Ramadan mendatangkan beberapa manfaat, diantaranya tubuh menjadi tak mudah lemas

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 28 Apr 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 09:00 WIB
Sepatu Olahraga Sepatu Lari
Ilustrasi Foto Sepatu Olahraga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Berolahraga selama Ramadan mendatangkan beberapa manfaat, diantaranya tubuh menjadi tak mudah lemas. Meski demikian, seseorang perlu memerhatikan waktu berolahraga dan asupan makanan ketika menjalankan puasa Ramadan.

Dokter Andhika Raspati dari PPFS Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), yang sering membagikan konten-konten menarik mengenai olahraga di akun Instagram pribadinya, @dhika.dr , menuliskan waktu terbaik berolahraga selama puasa Ramadan, dan masing-masing risikonya.

Beberapa waktu silam, dia menjelaskan bahwa ada tiga waktu yang bisa dipilih untuk berolahraga; pagi setelah sahur, tepat menjelang berbuka, atau setela berbuka puasa.

"Apapun pilihannya, ada keuntungan dan juga konsekuensi di setiap pilihan tersebut," tulis Dhika dikutip Health Liputan6.com.

 

 

Pasokan Energi di Pagi Hari

Bila memilih berolahraga di pagi hari, ujar Dhika, Anda masih punya pasokan energi dan cairan yang cukup banyak dari makan sahur.

"Tapi risikonya, bila Anda 'lepas kendali' hingga latihan Anda terlalu berat, atau berkeringat terlalu banyak hingga mengalami dehidrasi, Anda harus menunggu berjam-jam lamanya untuk dapat minum kembali," Dhika menjelaskan.

Kemudian, Anda yang memilih berolahraga di sore hari menjelang waktu berbuka, Dhika menyarankan untuk menghindari latihan dengan intensitas berat. Sebab, kadar gula darah, juga cairan di tubuh Anda sedang berada dalam tingkat yang rendah.

"Semakin berat intensitas latihan kita, tubuh lebih banyak membutuhkan gula sebagai sumber energi dibandingkan dari lemak," ujarnya.

Olahraga Setelah Buka Puasa

Sementara itu, berolahraga setelah waktu berbuka akan memberikan sedikit keuntungan; tingkat kesedian energi dan cairan tubuh sudah meningkat kembali. Pada kondisi seperti ini, latihan pada intensitas berat sekalipun diperbolehkan.

Hanya saja, Dhika menyarankan agar Anda memberi jarak antara waktu berbuka dengan latihan guna menghindari terjadinya ketidaknyamanan pada lambung. Apalagi, jika Anda tipe yang suka kebablasan saat buka puasa.

"Konsekuensinya, jadi berisiko terlambat datang tawarih di masjid," katanya.

Dhika pun menekankan bahwa apapun pilihan Anda, asupan nutrisi yang memadai saat sahur dan berbuka sangat diperlukan untuk mendukung latihan fisik Anda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya