Makna Haji, Sejarah Singkat dan Syaratnya

Haji adalah rukun Islam kelima. Ibadah haji amat penting untuk umat Islam karena sebagai bentuk ketaatan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Berikut adalah sejarah, makna dan syarat haji

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mei 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2023, 10:30 WIB
Ditutup Sementara Akibat Virus Corona, Ini 6 Potret Ka'bah Tampak Sepi
Arab Saudi mengosongkan sementara area Ka'bah untuk sterilisasi atas kekhawatiran penyebaran virus corona. (Sumber: Twitter/@MutawwifHjNasa)

Liputan6.com, Jakarta - Haji adalah rukun Islam kelima. Ibadah haji amat penting untuk umat Islam karena sebagai bentuk ketaatan dan ketakwaan terhadap Allah SWT.

Haji diwajibkan bagi tiap muslim yang mampu. Mampu bisa diartikan berbagai prasyarat; biaya, fisik, perjalanan dan sebagainya.

Jika seseorang sudah mampu secara finansial, secara lahir maka dia wajib berhaji. Namun begitu, setelah mendaftar, belum tentu dia akan langsung bisa berangkat haji.

Masih ada sejumlah faktor lain yang memengaruhi bisa tidaknya dia berhaji. Pada masa lalu, di mana alat transportasi masih terbatas perjalanan haji benar-benar menjadi perhatian. Pun dengan kondisi keamanan.

Ibadah haji tidak hanya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Sejarah haji membentang semenjak Nabi Ibrahim AS.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Sejarah Haji

Ilustrai- Kafilah pengendara unta di padang pasir. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)
Ilustrai- Kafilah pengendara unta di padang pasir. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Mengutip laman an-nur.ac.id, sejarah haji bermula dari masa nabi Ibrahim dan istri Siti Hajar. Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk membuat Ka’bah sebagai tempat ibadah yang dikunjungi oleh umat manusia.

Nabi Ibrahim juga diperintahkan untuk menyembelih putranya, Isma’il, sebagai tanda ketaatan dan pengorbanan. Namun, Tuhan menggantikan Isma’il dengan seekor domba sebagai korban. Karena itu, haji juga diartikan sebagai pengorbanan.

Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang mampu. Rukun-rukun Islam lainnya adalah shalat, zakat, puasa, dan mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai Rasul-Nya.

Haji merupakan ibadah yang sangat penting bagi umat Islam karena merupakan bentuk ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Melalui haji, seseorang dapat mencapai kesucian, ketaqwaan, dan kesalehan.

Sejarah Haji

Sejarah haji dimulai dari masa nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk membuat Ka’bah sebagai tempat ibadah yang dikunjungi oleh umat manusia.

Beberapa riwayat lain berpendapat bahwa Nabi Ibrahim hanya memperbaiki, memugar atau memperjelas Ka'bah, yang semula telah ada pada masa sebelumnya. Ka’bah merupakan bangunan suci yang terletak di kota suci Makkah, Arab Saudi.

Nabi Ibrahim juga diperintahkan untuk menyembelih putranya, Isma’il, sebagai tanda ketaatan dan pengorbanan. Namun, Tuhan menggantikan Isma’il dengan seekor domba sebagai korban. Karena itu, haji juga diartikan sebagai pengorbanan.

 

Makna Haji

Kafilah Haji, ilustrasi karya Al-Wasiti dalam sebuah buku yang terbit pada abad ke-13 di Bagdad. (Wikimedia Commons)
Kafilah Haji, ilustrasi karya Al-Wasiti dalam sebuah buku yang terbit pada abad ke-13 di Bagdad. (Wikimedia Commons)

Makna haji adalah untuk mencapai kesucian, ketaqwaan, dan kesalehan. Melalui ibadah haji, seseorang dapat membersihkan jiwa dan hati dari dosa-dosa sebelumnya. Ibadah haji juga merupakan bentuk ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Ibadah haji juga merupakan kesempatan bagi seseorang untuk berinteraksi dengan umat Islam lainnya dari tempat yang terputus

Ibadah haji juga merupakan kesempatan bagi seseorang untuk berinteraksi dengan umat Islam lainnya dari berbagai negara dan budaya yang berbeda. Hal ini dapat memperluas pandangan seseorang dan meningkatkan rasa toleransi dan empati terhadap orang lain.

Cara Melakukan Haji dengan Benar

Untuk melakukan haji dengan benar, seseorang harus memenuhi syarat-syarat tertentu, di antaranya:

  • Muslim
  • Berakal sehat
  • Merdeka (bukan budak)
  • Mampu secara fisik dan finansial
  • Telah menunaikan kewajiban-kewajiban agama lainnya.

Setelah memenuhi syarat-syarat tersebut, seseorang dapat mempersiapkan diri dengan belajar tentang tata cara dan rukun haji, serta mempersiapkan kebutuhan finansial. Dalam melakukan haji, seseorang harus taat dan tunduk kepada peraturan yang berlaku di Arab Saudi.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya