Berpacu dengan Waktu, Selamatkan Nyawa Jemaah Haji Serangan Jantung di Makkah

Malam itu, Jumat 2 Juni 2023, jam sudah menunjukkan pukul 23.15 Waktu Arab Saudi (WAS) saat dr Lebriandy dan dr Sarah menemukan seorang jemaah lanjut usia (lansia) kesakitan di sekitar areal Mataf (tempat thawaf lantai dasar) Masjid Nabawi, Makkah. Jemaah tersebut mengeluh kesakitan di ulu hatinya.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 04 Jun 2023, 18:47 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2023, 18:47 WIB
Jemaah haji lansia kloter BTH-01 dirawat di rumah sakit Arab Saudi setelah mengalami serangan jantung. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)
Jemaah haji lansia kloter BTH-01 dirawat di rumah sakit Arab Saudi setelah mengalami serangan jantung. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Liputan6.com, Jakarta Malam itu, Jumat 2 Juni 2023, jam sudah menunjukkan pukul 23.15 Waktu Arab Saudi (WAS) saat dr Lebriandy dan dr Sarah menemukan seorang jemaah lanjut usia (lansia) kesakitan di sekitar areal Mataf (tempat thawaf lantai dasar) Masjid Nabawi, Makkah. Jemaah haji tersebut mengeluh kesakitan di ulu hatinya.

Dua dokter dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) ini pun dengan sigap berusaha memberikan penanganan pertama. Jemaah berusia 75 tahun itu segera diberi obat pereda nyeri, berupa Paracetamol dan obat maag Ranitidine.

Namun jemaah itu masih terus meringis kesakitan. Dari tubuhnya keluar keringat dingin. Jemaah asal kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Batam (BTH-01) ini mengeluh nyeri dada yang hebat seperti ditekan.

Melihat kondisi ini, tim PKP3JH bersama petugas lainnya bergegas mengevakuasi jemaah ke klinik Masjidil Haram. Sampai di klinik Masjidil Haram, pasien dirujuk ke Ajyad Hospital karena masuk kategori emergency.

Saat itu, jam sudah menunjukkan sekitar pukul 23.30 WAS. Ajyad Hospital ternyata juga tidak mampu melakukan penanganan secara invasive. Sebab, alat penunjang medis di sana masih kurang lengkap. Jemaah akhirnya dirujuk ke RS King Abdullah pada sekitar pukul 23.50 WAS.

“Kami saat itu memang berkejaran dengan waktu yang genting. Sebab, ini berkaitan dengan nyawa manusia yang terkena serangan jantung,” kata dr Lebri, panggilan akrabnya, saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) usai membantu jemaah.

Setelah pemeriksaan di RS King Abdullah, jemaah tersebut didiagnosa mengalami STEMI Extensive Anterior Wall. Karenanya, harus dilakukan tatalaksana primary PCI. Kata Lebri, terjadi kerusakan otot jantung yang disebabkan adanya penyumbatan plaque di pembuluh darah arteri korener jantung.

“Sehingga dibutuhkan tindakan pemasangan ring jantung oleh dokter jantung dengan tujuan untuk membuka sumbatan plaque pembuluh darah koroner jantung tersebut agar jantung bisa berfungsi normal kembali,” papar dia.

“Kondisi semacam ini menuntut penanganan cepat. Petugas dan tim dokter berpacu dengan waktu. Sebab, semakin cepat didiagnosa dan ditangani, semakin besar kemungkinan pasien bisa selamat dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien,” sambungnya.

Apalagi jemaah ini memiliki riwayat diabetes melitus, hipertensi, dan juga merokok. Bahkan saat di bangsal perawatan jantung RS King Abdullah, pascapasang ring jantung, pasien sempat mengalami henti denyut nadi. Saat itu tim dokter segera melakukan CPR+DC shock.

“Alhamdulillah, atas ikhtiar yang dilakukan, Allah mentakdirkan pasien bisa ditangani dengan baik. Saat ini keadaan umum pasien stabil dan rencana akan rawat jalan mulai besok,” kata Lebri.

Tips Singkat Diagnosis Serangan Jantung Awal

20151013-Ilustrasi-Serangan-Jantung
Ilustrasi Serangan jantung (iStockphoto)

Sebagai pengetahuan bersama, berikut tips mendiagnosa serangan jantung awal. Salah satu tanda serangan jantung khas orang Asia adalah terasa seperti sakit maag di ulu hati.

Karenanya, jemaah agar waspada dan segera melapor jika merasakan rasa sakit yang hebat di uluhati. Jangan anggap remeh sakit ulu hati dan segera laporkan ke petugas. Sebab, kondisi itu nantinya bisa menjadi sakit serangan jantung.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya