Panduan Lengkap Sholat Idul Adha: Bacaan Niat dan Tata Cara Pelaksanaanya

Niat dan tata cara sholat idul adha.

oleh Putry Damayanty diperbarui 27 Jun 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2023, 20:30 WIB
Jokowi
Presiden Joko Widodo melaksanakan Sholat Idul Adha di lapangan Merdeka Sukabumi. (Foto: Agus Suparto)

Liputan6.com, Jakarta - Syarat dan rukun sholat Idul Adha (termasuk pula Idul Fitri) mirip dengan sholat lain, demikian pula dengan hal-hal yang membatalkan dan pekerjaan-pekerjaan atau ucapan-ucapan yang disunnahkan. 

Hukum sholat id sunnah muakkad (sangat dianjurkan), meskipun bukan wajib, baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Namun demikian, tak seperti sholat lima waktu, ada beberapa perbedaan teknis dalam sholat id. Sholat id tidak didahului dengan adzan maupun iqamah. Niat dan anjuran takbir juga berbeda. 

Waktu pelaksanaannya setelah matahari terbit hingga masuk waktu zuhur. Untuk sholat Idul Adha, dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian sholat id. 

Sholat id dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya. Namun, bila terlambat datang atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah ketimbang tidak sama sekali. Dikutip dari laman NU Online, berikut niat dan tata cara sholat Idul Adha:

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha

1. Niat 

Niat sholat Idul Adha apabila dilaksanakan sendirian jika dilafalkan berbunyi, “ushallî ​sunnatan li ‘îdil adlhâ rak'taini”. Ditambah “imâman” jika menjadi imam, dan “makmûman” jika menjadi makmum.  

 أُصَلِّيْ  سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى   

Artinya: “Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.” 

2. Takbiratul ihram 

Takbiratul ihram sebagaimana sholat biasa. Setelah membaca doa iftitah, takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama. Di antara takbir-takbir tersebut dianjurkan membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا 

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ 

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”

3. Membaca surah al-Fatihah

Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca surah al-A'lâ. Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti sholat biasa. 

4. Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya

Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua. Usai membaca surah al-Fatihah, pada rakaat kedua ini dianjurkan membaca surah al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.   

5. Mendengarkan khutbah

Setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah idul adha terlebih dahulu hingga rampung. Kecuali bila sholat id ditunaikan tidak secara berjamaah. 

Pada momen Idul Adha, umat Islam dianjurkan memperbanyak takbir. Takbiran dilaksanakan sejak ba'da shubuh pada hari arafah (9 Dzulhijjah) hingga selesainya hari tasyrik, yakni 11, 12, 13 Dzulhijjah. Takbiran hari raya Idul Adha dilakukan tiap selesai sholat fardhu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya