Liputan6.com, Jakarta - Sayyidah Siti Fatimah az-Zahra merupakan putri Nabi Muhammad SAW. Ia adalah sosok perempuan yang berwatak lembut.
Fatimah binti Muhammad SAW adalah istri Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Ayah dan ibunya merupakan figur dan teladan utama dalam kesehariannya.
Sebagaimana yang masyhur terdengar, Fatimah Az-Zahra lahir di Makkah Al-Mukarramah. Kelahirannya pada Jumat, 20 Jumadil Akhir.
Advertisement
Rasulullah memberi nama Fatimah karena Allah telah mengharamkan baginya neraka. Ia diberi gelar الزهراء karena Sayyidah Fatimah adalah bunga yang indah dengan sebaik-baik ciptaan.
Sayyidah Fatimah juga diberi gelar البتول karena ibadahnya tak pernah putus, baik perbuatan maupun perkataan. Rasulullah memberi gelar pula أم أبيها karena kasih sayang dan kelembutan yang tercurah dari dirinya kepada ayahnya, Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pribadi yang Mulia
Sayyidah Fatimah sosok pribadi yang mulia, akhlaknya yang menawan, lisannya terjaga dan berkata jujur. Di antara keistimewaan yang tidak dimiliki wanita lain adalah tidak pernah haid dan nifas karena ia tidak pernah meninggalkan sholat.
Umat Islam di penjuru dunia menyebutnya belahan jiwa Al-Musthafa. Barang siapa yang membuat Sayyidah Fatimah murka, maka ia membuat nabi murka. Dan barang siapa yang membuatnya ridha, sesungguhnya nabi ridha padanya.
Diketahui dalam buku Fatimah: Pemimpin Wanita di Surga, walaupun ia ditinggal tiada oleh ibunya Sayyidah Khadijah Al-Kubra, ia mampu menyembunyikan kesedihannya. Model pendidikan yang ia terima di keluarga, tertular dengan baik pada Fatimah Az-Zahra. Sehingga saat berkeluarga dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a, ia rela hidup sederhana.
Keberhasilan Nabi dalam mendidik anak, menciptakan generasi yang penyabar. Sampai detik ini, umat Islam di penjuru dunia tidak pernah mendengar kisah bahwa Fatimah mendesak suaminya memberi nafkah.
Sesulit apapun kondisi ekonominya, ia tunjukkan ketabahan dan kesabaran. Hingga ia menerima kondisi Ali bin Abi Thalib dengan mahar seharga baju perang atas perintah Rasulullah. Semoga kita semua bisa meneladani kesabaran Fatimah Az-Zahra dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Advertisement