Liputan6.com, Cilacap - Banyak ayat Al-Qur'an dan hadis Rasulullah SAW menerangkan peristiwa kiamat. Bahkan ada yang secara spesifik surah tersebut bernama hari yang mengerikan itu yakni surah Al-Qiyamah.
Baca Juga
Advertisement
Surah lain yang menerangkan tentang hari kiamat adalah surah Al Waqi’ah dan surah Al Haqqah. Akan tetapi dari sekian banyak surah dan hadis tentang kiamat tidak ada yang menerangkan secara pasti kapan datangnya hari akhir ini.
Dalam surah Al Ahzab ayat 63 itu, Allah menegaskan bahwa: “Orang-orang bertanya kepadamu tentang hari kiamat. Katakanlah, “Pengetahuan tentang hal itu hanya berada di sisi Allah. Tetapi bagaimana bila ternyata hari kiamat itu sangatlah dekat?!”
Dibalik semua itu terkandung hikmah yang besar. Lalu, apa hikmahnya dirahasiakan kapan persisnya terjadinya hari terakhir kehidupan seluruh makhluk di dunia fana ini?
Simak Video Pilihan Ini:
Pendapat Ulama
Menukil Hidayatuna.com, Ibnu Taimiyah dan para ulama lainnya menjelaskan, menyibukkan diri dan orang lain dengan memastikan kapan terjadinya peristiwa kiamat itu adalah bagian dari pernyataan tanpa dilandasi argumen yang baik, secara syar’i maupun benar secara logika.
Hari kiamat pasti akan terjadi, itu jelas benar. Sebab, begitulah yang ditegaskan oleh Alquran dan As-Sunnah as-Shahihah (hadis).
Menurut Sayid Quthb, hal itu sesuai dengan jati diri manusia yang penuh dengan faktor majhul (ketidakjelasan). Hal itu terlihat pada kepribadian orang per orang, maupun perjalanan nasib kehidupan mereka.
Advertisement
Hikmahnya
Masih menurut Sayid Qutb, dengan cara itu ia terus tertantang untuk secara dinamis beraktivitas membongkar apa di belakang kemajhulan itu.
Ia akan berhati-hati, terus belajar, dan tetap berharap. Bila semua serba dibuka, maka kehidupan dunia akan stagnan dan berhenti. Sebab bukan untuk itu kehidupan manusia dihadirkan.
Rasulullah Saw dalam sebuah hadisnya mengingatkan, seandainya hari ini terjadi kiamat juga, sedangkan di tangan Anda masih terdapat bibit tetumbuhan (kurma, misalnya) yang dapat anda tanam, maka tanamlah. Hadis ini jelas menunjukkan sebuah metode Islami untuk mempersiapkan diri bila terjadi kiamat.
Tidak panik menyebar teror isu dan fitnah, apalagi menunggangi kuda politik bellum omnium contra omnes (perang oleh semua melawan semua), melainkan dengan proaktif berkontribusi menyebarkan kedamaian, kesejahteraan, serta keadilan bagi semua, termasuk bagi generasi yang akan menuai tanaman generasi kita.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul