Liputan6.com, Jakarta - Ada pengakuan mengejutkan yang terlontar dari bibir Gus Iqdam langsung. Mungkin bagi yang mengikuti keseharian Gus Iqdam akan terkejut mendengarnya.
Gus Iqdam mengaku selama ini merasa tidak pernah menjadi manusia pada umumnya. Atau manusia sebenarnya.
Gus Iqdam merasa bukan jadi dirinya sendiri. Kok bisa gitu Gus?
Advertisement
Pengakuan ini ia ucapkan saat rutinan di markas Sabilu Taubah (ST Pusat) beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Menjadi Manusia Biasa Itu Enak
"Lho kulo wau dadi menungso tenan," kata Gus Iqdam yang artinya, tadi sore itu baru merasakan menjadi manusia sebenarnya.
"Puenak dadi menungsa tenanan, naik pickup, nyupir dhewe, mubeng-mubeng karo cah-cah. Pickup sing tak tumpaki gene cah media iku loh," ujarnya seperti diunggah akun TikTok @ngaji gus Iqdam.
Gus Iqdam merasa nikmat menjadi manusia biasa, bisa naik pikap, habis bensin, bisa utang Rp100 ribu buat beli bensin, hujan-hujanan. Ia ingin menjadi manusia biasa.
"Ya Allah, dadi menungso tenanan, penak, menungso, menungso, aku yo ngono," kata Gus Iqdam.
Sebagai luapan ekspresinya ia di dalam mobil saat menyetir sampai teriak- teriak betapa bahagianya menjadi manusia sebenarnya.
"Aku ngasi bengok-bengok, mengso tenan, menungso tenan," kata Gus Iqdam.
Advertisement
Sampai Nyaris Pedot, Layaknya Asuhan Pak Pur
Sampai-sampai dirinya mengakui layaknya asuhan Pak Purnomo, sosok polisi yang belajar baik, merawat banyak sekali ODGJ dari Jawa Timur.
"Aku ngasi koyo anak buaeh Pak Pur kae loh, rodo pedot," ujar Gus Iqdam.
Selanjutnya, setelah naik mobil pikap keliling layaknya sopir bantunan yang habis bongkar batako. Dia jajan di sor sengon, bahkan uutang jajanan, seperti pentol, sempool, dimsum.
"Bakule sing dodolan maune yo ra ngerti aku, Jian puenak dadi menungso biasa," katanya.
Ia mengaku lagi, jika dirinya selama ini diliputi hidup yang penuh kepura-puraan. Setiap hari, setiap malam ia mendapatkan kawalan ke mana-mana.
Selain itu Dia juga harus kelihatan selalu ramah dan ceria. Saat melihat emak-emak harus selalu senyum, ramah, dan bercanda.
Padahal, kadang-kadang sebenarnya ia sampai gemas dengan kelakuan emak-emak yang berlebihan kepada dirinya.
Ingin Menjadi Layaknya Manusia Biasa
Seperti kita ketahui, selama ini Gus Iqdam semenjak viral mendapatkan perlakuan yang bisa disebut istimewa. Di mana ada pengajian Gus Iqdam, ribuan orang menunggunya, bahkan sampai berjam-jam orang menunggunya.
Ia sangat dielu-elukan jemaahnya.
Dalam berbagai kesempatan ia juga mengaku sangat kehilangan waktu untuk istri dan anak semata wayangnya.
Ia sangat merindukan waktu-waktu jalan-jalan bersama keluarganya. Namun apa daya, garangan dan pemburu konten jika melihat Gus Iqdam selalu memburunya. Hampir tak ada waktu privasi untuk dirinya dan keluarganya.
Di tempat wisata, yang seharusnya ia bisa mengasingkan diri dari kejaran dan bidikan kamera ukhti-ukhti, ia tak bisa.
Jika sudah di hadapkan kamera, ia tak mungkin pasang wajah cemberut. Ia pun harus berpura-pura senyum, meskipun sebenarnya sedang ruwet, dan nyaris pedot.
Selain di area pengajian, di rumah di Pondok Mambaul Hikam 2, tamu pun seolah tidak ada hentinya mendatangi dirinya. Apalagi sekarang ia sudah menjadi dai internasional kelasnya. Betapa banyak tamu yang ingin bertemu dirinya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement