Manusia Terus Bereproduksi Tanda Kiamat Menurut Ilmuwan, Bagaimana Perspektif Islam?

Selain aspek sains melihat bagaimana pemanasan global dan anomali iklim ini bisa menyebabkan kiamat, ahli ekonomi dan demografi pun turut serta menyumbangkan hasil penelitiannya seputar kiamat.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mar 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi hari akhir, kiamat
Ilustrasi hari akhir, kiamat. (Image by kjpargeter on Freepik)

Liputan6.com, Cilacap - Wacana tentang kiamat selalu menarik untuk disimak. Pembahasan bakal semakin menarik jika ditambah dengan penelitian-peneitian tentang hari akhir dalam perspektif sains dengan membuktikan dalil-dalil perihal kejadian yang merupakan tanda-tanda kiamat.

Sains memang tidak selamanya bertentangan dengan Islam. Banyak penelitian-penelitian yang sejalan dengan pandangan Islam.

Selain perspektif sains yang melihat bagaimana pemanasan global dan anomali iklim ini bisa menyebabkan kiamat, ahli ekonomi dan demografi pun turut serta menyumbangkan hasil penelitiannya seputar kiamat.

Menukil CNBC Indonesia, Thomas Malthus yang merupakan salah seorang ahli ekonomi dan demografi meberikan peringatan soal kiamat di Bumi. Ia mengatakan peristiwa tersebut akan terjadi jika umat manusia terus melakukan reproduksi.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Manusia akan Kelaparan Sebab Suplai Makanan Tidak Mencukupi

Aktivitas Petani Sayuran di Ibu Kota Melawan Kemarau
Kondisi tanah di salah satu lahan kebun bayam yang mengalami kekeringan di perkebunan sayur kawasan Sunter, Jakarta, Selasa (9/7/2019). Selain kekurangan air, kemarau yang tengah melanda juga menyebabkan pertumbuhan sayuran menjadi lambat. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebab, lama-kelamaan suplai makanan tak akan mencukupi kebutuhan populasi manusia. Namun, setiap tenggat waktu yang ia ramalkan terbukti keliru.

Sebab, perkembangan teknologi yang makin canggih mampu menggenjot produksi makanan dengan lebih cepat bagi manusia yang jumlahnya kian banyak.

Di era modern, prediksi soal kiamat Bumi kembali digaungkan oleh ahli fisika Heinz von Foerster dari University of Illinois. Ia memprediksi kiamat Bumi akan terjadi pada 2026 mendatang, dikutip dari Time, Senin (18/3/2024).

Teori Foerster dikembangkan pada tahun 1960 berdasarkan penghitungan pertumbuhan populasi manusia. Dengan pola tak terkendali, Foerster mengatakan kiamat akan terjadi pada 2026 atau 2 tahun dari sekarang. 

Menurut dia, pada tahun 2026 populasi manusia akan mencapai batas maksimum yang dapat ditanggung planet Bumi.

Foerster menghitung dengan matematika yang rumit dengan menambahkan banyak faktor. Misalnya bencana skala besar seperti perang nuklir, pembentukan masyarakat dunia yang kooperatif, pengembangan metode teknis yang menghasilkan pasokan makanan tanpa terbatas, dan lainnya. 

"Populasi yang cerdas akan memusnahkan diri mereka sendiri. Anak cucu kita tak akan kelaparan. Mereka akan diperas hingga meninggal," kata dia. 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa meski teknologi produksi makanan makin canggih, tak akan mampu melampaui kecepatan kelahiran manusia. 

Jumlah manusia memang meroket sepanjang abad ke-20 dari 3 miliar pada tahun 1960 ketika Foerster membuat prediksinya, menjadi 8 miliar saat ini. 

Foerster mengatakan jika umat manusia ingin menghindari kiamat, maka pemerintah harus melakukan intervensi untuk mengontrol laju populasi yang kian cepat. Salah satunya, ia mengatakan bisa dengan mengeluarkan kebijakan pajak yang lebih tinggi bagi keluarga dengan anak lebih dari dua. 

 

Manusia Akhir Zaman Akan Dilanda Kelaparan

Kekeringan Sawah
Penetapan status siaga bencana kekeringan di Provinsi Banten diakibat musim kemarau berkepanjangan sebagai dampak dari fenomena El Nino. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menukil ypsa.id, berbeda dengan orang beriman, sebelum munculnya Dajjal, ia akan tetap menjadi orang yang beriman. Orang-orang beriman akan bertahan selama fitnah Dajjal terjadi yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama.

Dari Nawwas bin Sam’an ra, dari Rasulullah SAW di dalamnya termaktub “Kami bertanya, Wahai Rasulullah berapa lama Dajjal tinggal di bumi? Beliau menjawab 40 hari, satu hari bagaikan setahun, sehari bagaikan sebulan, sehari bagaikan sepekan dan sisa hari-harinya sebagaimana hari-hari kalian biasanya. Kami bertanya Wahai Rasulullah sehari yang bagaikan setahun itu apakah cukup bagi kami shalat sehari saja? Beliau menjawab Tidak, tentukanlah untuk hari itu sesuai kadarnya”, (HR. Muslim).

Tidak itu saja, dalam rentang waktu tersebut, akan terjadi pula kelaparan dan paceklik.

Dari Asma’ binti Yazid ra, dia berkata “Kami bersama Nabi SAW di rumah beliau maka beliau bersabda di tahun ketiga sebelum munculnya Dajjal, langit menahan sepertiga air hujannya dan bumi menahan sepertiga tumbuhannya. Di tahun kedua sebelum keluarnya Dajjal, langit menahan dua pertiga air hujannya dan bumi menahan dua pertiga tumbuhannya. Setahun sebelum keluarnya Dajjal, langit menahan seluruh air hujannya dan bumi menahan seluruh tumbuhannya sehingga tidak tersisa satu pun makhluk yang bersepatu (khuf) atau makhluk berkuku kecuali pasti mati”, (HR. Ahmad).

Dalam kondisi tersebut, lantas apa makanan orang-orang beriman?

 

Kondisi Orang Beriman Jelang Kiamat

Ilustrasi muslim berzikir,berdoa
Ilustrasi muslim berzikir,berdoa. (Photo Copyright by Freepik)

Dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedi Akhir Zaman, Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh menceritakan tentang makanan yang akan dimakan oleh orang-orang beriman di akhir zaman kelak. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis berikut.

Dari Aisyah ra, “Bahwasanya Rasulullah SAW menceritakan kondisi sulit dan dahsyat yang terjadi menjelang munculnya Dajjal. Aku bertanya Wahai Rasulullah di manakah orang Arab pada waktu itu? Beliau menjawab Wahai Aisyah, orang Arab pada saat itu sangat sedikit jumlahnya. Aku bertanya lagi, Makanan apakah yang mencukupi orang-orang beriman pada waktu itu? Beliau menjawab, Apapun yang mencukupi para malaikat yakni tasbih (ucapan subhanallah), takbir (ucapan Allahu Akbar), tahmid (ucapan alhamdulillah), dan tahlil (ucapan la ilaha illallah). Aku bertanya, Harta apakah yang paling baik pada waktu itu? Beliau menjawab, Seorang budak yang kuat yang mampu mencukupi kebutuhan air minum tuannya. Adapun makanan, maka tidak ada makanan pada saat itu”, (HR. Ahmad).

Sedangkan dalam hadis lain disebutkan bahwa dengan makanan malaikat, Allah akan menghilangkan rasa lapar yang melanda hamba-Nya.

Dari Ibnu Umar ra, “Bahwa Rasulullah SAW pernah ditanyai tentang makanan orang-orang beriman pada zaman berkuasanya Dajjal. Beliau menjawab, makanan malaikat. Mereka bertanya, Apa makanan malaikat itu? Beliau menjawab, Makanan mereka adalah ucapan mereka dengan tasbih dan (taqdis) menyucikan Allah. Siapa saja yang ucapannya pada hari itu tasbih dan taqdis maka Allah pasti menghilangkan kelaparan darinya sehingga dia tidak takut kelaparan”, (HR. Al-Hakim).

Itulah makanan yang akan digunakan oleh orang-orang beriman saat Dajjal datang di akhir zaman kelak. Yaitu makanan malaikat yang berupa tasbih, takbir, tahmid dan tahlil.

Dengan makanan malaikat tersebut, niscaya Allah akan mengangkat rasa lapar yang menimpa orang-orang beriman ketika fitnah Dajjal berlangsung.

Akan tetapi kelaparan yang terjadi di akhir zaman perspektif Islam bukan sebab manusia terus menerus bereproduksi akan tetapi sebagaimana informasi hadis Rasulullah di atas kelaparan disebabkan langit menahan seluruh air hujannya sehingga tidak ada tumbuhan yang tumbuh.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya