3 Peristiwa Penting dan Bersejarah di Bulan Ramadhan

Selain merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan dan kemuliaan, terdapat beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini.

oleh Putry Damayanty diperbarui 25 Mar 2024, 02:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2024, 02:00 WIB
Ilustrasi Ramadan, Ramadhan, Islami
Ilustrasi Ramadan, Ramadhan, Islami. (Image by xvector on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan merupakan bulan mulia dan penuh berkah. Pada bulan ini setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan.

Sehingga, bulan ini menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk meningkatkan amal ibadah, karena banyaknya pahala dan pengampunan dari Allah SWT bagi umatnya.

Bulan Ramadan ternyata menyimpan banyak rahasia dan keistimewaan. Selain merupakan bulan yang dipenuhi keberkahan dan kemuliaan, terdapat beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini.

Para ulama menyebut bulan Ramadhan merupakan bulannya umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) karena di dalamnya Allah melimpahkan kebaikan, berkah, rahmat dan karunia yang sangat banyak.

Dalam bulan Ramadhan ada tiga peristiwa penting di bulan Ramadhan yang terjadi sepanjang sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Mengutip dari laman NU Online, berikut uraian peristiwa penting tersebut agar kita umat Muslim dapat mengetahuinya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


1. Bulan Diturunkannya Al-Qur’an

Ilustrasi membaca Al-Qur'an
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-gadis-duduk-dalam-ruangan-8164742/)

Saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta, mengeluarkan umat dari sesatnya kebodohan menuju terangnya pengetahuan. Tepat pada 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriyah Nabi Muhammad menerima wahyu pertama.

Pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya menyatakan, waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi. Mendekati masa-masa turunnya wahyu pertama, Nabi sangat sering berkhalwat di gua Hira, menjauh dari manusia dan beribadah khusyuk di sana selama beberapa hari. Terkadang 10 hari, terkadang lebih sampai satu bulan. 

Di tengah-tengah peribadatannya di gua Hira, Nabi didatangi sosok yang tak pernah dikenalnya. “Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,” tutur sosok malaikat itu. Kemudian Jibril menyuruh Nabi membaca, Nabi menjawab tidak bisa.

Perintah itu sampai diulang tiga kali oleh Jibril, jawaban Nabi sama “Mâ anâ bi qarî’in, aku tidak bisa membaca.” Kemudian Jibril membacakan wahyu pertama, Surath Al-Alaq ayat 1 sampai 5.


2. Perang Badar

Al-Khabab bin Al-Mundzir membawa Umat Islam memenangkan peperangan di Perang Badar.
Al-Khabab bin Al-Mundzir membawa Umat Islam memenangkan peperangan di Perang Badar.

Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil memporak-porandakan pasukan kafir. Allah menguatkan mereka dengan bantuan para mmalaikat.

Dalam peristiwa tersebut,  dari pasukan Muslim, gugur 14 orang syahid. Dari pasukan kafir, yang terbunuh dan tertawan masing-masing 70 orang.

Di antara yang terbunuh adalah Abu Jahal. Selepas perang, Nabi memerintahkan untuk mengebumikan Muslim yang gugur, demikian pula memakamkan kafir yang terbunuh. Peristiwa perang badar terjadi pada hari Jumat 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi.


3. Pembebasan Kota Makkah

Mau Berangkat Haji dan Dapat Agen Travel Terpercaya? Kunjungi Danamon Syariah Travel Fair 2024 Saja!
Jemaah haji mengelilingi Ka'bah setelah shalat subuh di Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi. (Shutterstock/ahmad.faizal)

Tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam. Di tanggal tersebut, Rasulullah dan para sahabatnya berhasil menaklukkan kota Makkah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Fathu Makkah (penaklukan Mekah). 

Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan kaum Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa perjanjian Hudaibiyyah. Orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul.

Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan Muslim. Rasul mengutus sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dan memerintahkannya agar tidak memulai menyerang sebelum diserang. Bersama mereka, Nabi berperang dalam keadaan berpuasa, kemudian berbuka di tengah jalan karena mengalami keberatan (masyaqqah). 

Peperangan antara pasukan Nabi dan kafir Quraisy tidak bisa dihindarkan lagi. Pada akhirnya, pasukan Muslim berhasil menaklukkan tentara Quraisy hingga mereka menyerah. Pasca-perang itu, Nabi memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar Ka’bah yang berjumlah 360. Selepas itu, kaum Muslimin mengumandangkan takbir, Rasulullah shalat di Maqam Ibrahim dan meminum air Zam Zam.

Kaum kafir Quraisy yang sudah takluk tidak berdaya harap-harap cemas. Mereka yang dahulu menyakiti, mengusir dan berencana membunuh Nabi menunggu keputusan beliau memperlakukan mereka. Bisa saja Rasul membunuh mereka. Namun dengan belas kasihnya yang luas, beliau memaafkan dan membebaskan mereka. “Pergilah, Kalian bebas”, kata Rasulullah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya