3 Nikmat Allah yang Sering Dilupakan, Jangan Sampai Kamu Lalai

Tiga macam kenikmatan yang tidak disadari bahkan sering terlupakan oleh manusia

oleh Putry Damayanty diperbarui 02 Jun 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2024, 09:30 WIB
Ilustrasi sedih, kecewa, terluka, tak percaya diri
Ilustrasi sedih, kecewa, terluka, tak percaya diri. (Image By freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya tidaklah bisa dihitung dan tak terhingga. Sehingga bersyukur atas Nikmat tersebut merupakan suatu keharusan bagi seorang muslim. 

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS. Ah-Nahl: 18)

Nikmat itu terbagi dua yakni nikmat lahir dan nikmat batin. Nikmat lahiriyah adalah nikmat Allah yang dapat terlihat oleh panca indra manusia. Sedangkan, nikmat batiniyah hanya dapat dirasakan oleh hati.

Namun demikian, kita sebagai manusia terkadang lalai sehingga kurang bersyukur atas nikmat yang dirasakan dalam hidup. 

Dilansir dari laman NU Online, ada 3 jenis nikmat yang kerap kali dilupakan manusia sehingga tidak menyadari akan keutamaan dan kemuliaannya. Apa saja nikmat-nikmat Allah yang sering diabaikan oleh hamba-Nya?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan ini:


1. Nikmat Rasa Aman

Cara mengatasi trauma anak usia 6-11 tahun
Berikan waktu untuknya sendiri dan yakinkan anakmu selalu merasa aman. (Foto: Freepik)

Nikmat Allah yang sering diabaikan yang pertama adalah nikmat rasa aman. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‌آمِنًا ‌فِي ‌سِرْبِهِ , artinya merasakan aman di tengah-tengah keluarganya.

Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah SWT yang paling besar yang dikaruniakan kepada hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam. Dan tidak akan merasakan kenikmatan hidup, orang yang kehilangan nikmat aman ini. Seperti orang-orang yang hidup di suatu Negara yang kehilangan rasa aman di dalamnya.

Atau seperti orang-orang yang yang hidup di tengah-tengah peperangan yang menghancurkan harta benda dan menghilangkan nyawa. Ia tidur di bawah gemuruh suara pesawat perang dan dentuman meriam. Bahkan salah seorang di antara mereka menangkupkan tangannya di atas jantungnya, menunggu kematian yang bisa saja mendatangi mereka setiap saat.

Allah SWT berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)

Allah SWT menjanjikan keamanan bagi orang-orang yang beriman, apabila mereka merealisasikan tauhid, memurnikan keimanan, dan melakukan amal saleh.


2. Nikmat Sehat

Ilustrasi orang sakit
Ilustrasi orang sakit. (Image by jcomp on Freepik)

Nikmat Allah yang sering diabaikan yang kedua adalah nikmat sehat. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam مُعَافًى فِي جَسَدِهِ (sehat jasmaninya). Maksudnya adalah selamat dari sakit dan penyakit baik secara lahir maupun batin.

Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan di dalam Musnad-nya dari hadis Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، وَالْجُنُونِ، وَالْجُذَامِ، وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ

“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila dan penyakit kusta serta dari sejelek-jeleknya penyakit.”

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memohon kepada Allah SWT keselamatan dalam agama, dunia, jiwa, keluarga, dan harta beliau setiap pagi dan sore.


3. Nikmat Kecukupan Rezeki

Ilustrasi dompet tebal
Ilustrasi dompet tebal/Shutterstock-RomanR.

Nikmat Allah yang sering diabaikan yang ketiga adalah nikmat kecukupan rezeki. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ , maknanya memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya.

Maksudnya adalah dia memiliki makanan yang cukup untuk dikonsumsi dan bisa menghidupinya dari makanan yang halal. Makanan adalah salah satu nikmat Allah SWT yang sangat besar. Allah SWT berfirman,

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ * الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ

“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4)

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berlindung kepada Allah SWT dari kelaparan. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam kitab Shahih-nya dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa,

اللهم ‌اجْعَلْ ‌رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا

“Ya Allah, jadikanlah kecukupan rezeki pada keluarga Muhammad.” (HR. Muslim no. 5273)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya