Liputan6.com, Jakarta - Dalam salah satu ceramahnya, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan kisah Nabi Adam AS yang diusir dari surga setelah memakan buah khuldi.
Menurut Gus Baha, kisah ini sering disalahpahami, padahal ada alasan mendalam di balik peristiwa tersebut.
Nabi Adam AS, meskipun bersalah karena melanggar perintah Allah, tetap pantas untuk dibela.
Advertisement
Gus Baha mengisahkan bahwa peristiwa ini bermula ketika setan berhasil menipu Nabi Adam AS. Setan memanipulasi keadaan dan membuat Nabi Adam AS memakan buah khuldi, yang seharusnya tidak boleh disentuh.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menekankan bahwa setanlah yang pertama kali berbuat salah, karena menipu Nabi Adam AS dengan mencatut nama Allah.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @adhikuyabatok1564, Gus Baha menjelaskan bahwa saat Allah memanggil Nabi Adam AS, Dia bertanya, "Adam, kenapa kamu makan itu? Bukankah pohon-pohon dan buah-buahan yang lain sudah cukup?"
Pertanyaan ini bukan hanya soal makanan, tetapi merupakan ujian bagi Nabi Adam AS.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Alasan Nabi Adam AS kepada Allah SWT, Bikin Haru
Namun, jawaban Nabi Adam AS itulah yang menurut Gus Baha patut kita renungkan dan membela sang Nabi.
"Demi kehormatanMu Ya Allah, ketika Engkau disebut oleh setan, saya tidak pernah mengira ada yang berani mencatut nama Engkau kemudian dia bohong," tutur Gus Baha mengutip perkataan Nabi Adam AS.
Gus Baha menekankan bahwa kesalahan Nabi Adam AS bukanlah karena niat jahat, melainkan karena dia tertipu oleh setan yang menggunakan nama Allah untuk menipu.
Nabi Adam AS, seperti yang dijelaskan Gus Baha, tidak pernah mengira bahwa ada makhluk yang berani berbohong dengan menggunakan nama Allah.
"Ketika Engkau disebut Ya Allah, saya tidak pernah mengira ada yang mencatut nama Engkau kemudian dia bohong," ucapnya.
Menurut Gus Baha, Allah sangat memahami perasaan Nabi Adam AS. Meskipun secara hukum, Nabi Adam AS bersalah karena melanggar perintah, ada rasa haru dari Allah terhadap kejujuran Nabi Adam AS yang tak pernah menyangka akan ditipu sedemikian rupa.
"Sehingga Allah itu haru sama Nabi Adam makanya Nabi Adam tuh diusir," jelas Gus Baha. Namun, pengusiran Nabi Adam AS dari surga bukanlah hukuman tanpa makna.
Â
Advertisement
Nabi Adam AS Salah Dihukum, Tapi Diberi Bekal
Gus Baha menyebutkan bahwa Allah memberikan bekal kepada Nabi Adam AS saat diusir, menandakan bahwa meskipun bersalah, Nabi Adam AS tetap mendapatkan kasih sayang dari Allah.
"Dam secara prosedur hukum kamu salah, kamu harus tahu karena kamu melanggar tapi tak Sangoni (diberi bekal)," kata Gus Baha, mengutip percakapan antara Allah dan Nabi Adam AS.
Ceramah Gus Baha ini juga menyoroti bahwa dalam kehidupan kita, seringkali kita terjebak dalam kesalahan yang mirip dengan kisah Nabi Adam AS.
Kita seringkali tertipu oleh hal-hal yang tampak baik, padahal itu adalah tipu muslihat. Dalam hal ini, Gus Baha mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam menerima informasi, terutama yang mengatasnamakan agama.
Kisah ini juga menjadi pelajaran bagi umat manusia bahwa kesalahan adalah bagian dari ujian kehidupan. Bahkan seorang nabi pun bisa berbuat salah, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
Gus Baha menegaskan bahwa Allah selalu membuka pintu maaf dan kasih sayang bagi siapa saja yang tulus bertobat dan mengakui kesalahannya.
Lebih lanjut, Gus Baha menyebut bahwa pengusiran Nabi Adam AS bukanlah akhir dari segalanya. Justru, dari peristiwa ini, kita belajar tentang pentingnya kejujuran dan ketulusan.
Meskipun Nabi Adam AS harus meninggalkan surga, dia tetap menjadi hamba yang dicintai Allah karena kejujurannya.
Gus Baha juga mengingatkan bahwa setiap manusia, termasuk kita semua, memiliki kesempatan untuk belajar dari kisah Nabi Adam AS. Allah tidak menghukum kita tanpa memberikan bekal atau jalan keluar.
"Seperti Nabi Adam AS yang diberi bekal saat diusir, kita juga selalu diberi jalan keluar oleh Allah setiap kali menghadapi kesulitan," ujar Gus Baha.
Dengan ceramah ini, Gus Baha mengajak kita semua untuk lebih berhati-hati terhadap godaan setan yang bisa datang dalam berbagai bentuk, bahkan menggunakan nama Allah. Kita harus selalu waspada dan tidak mudah tertipu oleh hal-hal yang tampak baik namun sebenarnya menyesatkan.
"Wallahu a'lam," tutup Gus Baha, mengingatkan bahwa hanya Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul