Wanita Karier dalam Perspektif Islam, Panduan Praktis dari Gus Baha

us Baha menjelaskan hukum-hukum sosial yang berkaitan dengan aktivitas perempuan, baik dalam karir maupun kegiatan sosial.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2024, 14:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika menghadapi tantangan zaman modern, peran perempuan dalam dunia karier dan sosial sering kali menjadi topik diskusi yang hangat.

Salah satu pembahasan menarik datang dari KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha. Dalam sebuah sesi pengajian, seorang jemaah perempuan bertanya langsung kepada Gus Baha mengenai pandangannya tentang wanita karir maupun yang aktif di bidang sosial.

Pertanyaan itu berbunyi, "Bagaimana pendapat Gus Baha tentang wanita karier ataupun wanita yang aktif dalam bidang sosial?"

Menanggapi pertanyaan ini, Gus Baha memberikan jawaban yang lugas dan bijaksana, mencerminkan kedalaman pemahaman Islam yang kontekstual.

Gus Baha menjelaskan hukum-hukum sosial yang berkaitan dengan aktivitas perempuan, baik dalam karir maupun kegiatan sosial.

Gus Baha menegaskan bahwa memberikan jawaban yang terlalu umum dalam isu ini dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan. "Kalau tak jawab 'boleh,' nanti kebetulan terjadi kecelakaan, saya yang disalahkan," ujar Gus Baha seperti dikutip dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube @feel_peace.

Gus Baha mencontohkan, jika aktivitas perempuan ini mengakibatkan ketidakpuasan dalam rumah tangga, masalah akan menjadi kompleks.

Namun demikian, Gus Baha juga menolak memberikan jawaban yang cenderung ekstrem dengan menyatakan "tidak boleh." Ia menekankan bahwa banyak perempuan yang membawa manfaat besar melalui kariernya, namun di sisi lain ada pula risiko yang perlu diperhatikan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Pertimbangan dalam Hukum Sosial

Ilustrasi muslimah, Islami
Ilustrasi muslimah bekerja. (Photo created by master1305 on www.freepik.com)

Dalam pandangan Gus Baha, hukum sosial seperti ini tidak bisa digeneralisasi. “Dibilang nggak boleh yang manfaat ya banyak, dibilang boleh yang tersesat ya banyak,” ujarnya.

Oleh karena itu, pendekatan yang seimbang diperlukan dalam memberikan panduan kepada perempuan yang ingin aktif bekerja atau terlibat dalam kegiatan sosial.

Gus Baha memberikan contoh kasus seorang perempuan yang berasal dari keluarga kurang mampu. Perempuan ini harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya. Menanggapi situasi ini, Gus Baha menyampaikan pentingnya pemilihan tempat kerja yang tepat.

"Saya mesti fatwanya tunggal, kalau bisa di pabrik atau tempat terbuka," tegas Gus Baha. Menurutnya, bekerja di tempat yang terbuka lebih aman bagi perempuan, sesuai dengan panduan Islam.

Hal ini mencerminkan pendekatan fikih yang realistis dan berorientasi pada perlindungan perempuan di tempat kerja.

Selain itu, Gus Baha juga mengingatkan agar perempuan yang memiliki kecantikan khususnya menghindari profesi yang rentan seperti menjadi pembantu rumah tangga.

Baginya, pekerjaan yang lebih terbuka memberikan perlindungan ekstra terhadap risiko yang mungkin terjadi.

Pentingnya Membaca Al-Qur'an

Ilustrasi Islami, muslimah, membaca, belajar, hadis
Ilustrasi muslimah membaca Al-Qur'an. (Foto oleh Thirdman: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-membaca-dalam-ruangan-iman-8489077/)

Sebagai penutup dalam jawabannya, Gus Baha menekankan pentingnya mendekatkan diri kepada Al-Qur'an sebagai panduan hidup.

Ia mengingatkan perempuan, khususnya yang menghadapi tantangan zaman modern, untuk tidak meninggalkan nilai-nilai Islam dalam menjalani kehidupan.

“Ini kan cerita fikih, tapi kalau pakai individu kan nggak ada yang bisa jamin semua. Jadi saran saya, kamu ngadepi zaman modern itu harus baca Qur'an,” ujar Gus Baha.

Menurutnya, Al-Qur'an adalah sumber kebijaksanaan yang mampu memberikan pencerahan dalam mengambil keputusan, termasuk dalam urusan karir dan sosial.

Pesan ini mencerminkan pandangan Gus Baha yang holistik dalam memahami hubungan antara ajaran agama dan dinamika sosial. Al-Qur'an bukan hanya kitab suci, tetapi juga pedoman hidup yang relevan dengan segala situasi.

Pandangan Gus Baha menegaskan pentingnya keseimbangan antara peran perempuan dalam keluarga dan karir. Ia memahami bahwa setiap individu memiliki situasi yang unik, sehingga jawaban yang diberikan pun harus mempertimbangkan konteks masing-masing.

Dalam hal ini, Gus Baha memberikan arahan yang fleksibel namun tetap berdasarkan nilai-nilai Islam. Ia tidak membatasi perempuan untuk berkarir, tetapi mendorong mereka untuk bijak dalam memilih jalan hidup.

Pendekatan Gus Baha mencerminkan pemahaman Islam yang inklusif dan tidak menghakimi. Ia memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi di masyarakat tanpa melupakan tanggung jawabnya sebagai individu yang beriman.

Pada akhirnya, jawaban Gus Baha menjadi panduan yang relevan bagi perempuan yang menghadapi tantangan zaman modern. Dengan memahami nilai-nilai Islam, perempuan dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam hidupnya, baik dalam urusan karir maupun keluarga.

Pandangan Gus Baha memberikan inspirasi bahwa agama dan kehidupan modern bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Sebaliknya, keduanya dapat berjalan selaras jika dipahami dengan hati yang terbuka dan pikiran yang jernih.

Melalui jawaban-jawabannya, Gus Baha mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang fleksibel, mampu menjawab berbagai persoalan zaman tanpa kehilangan esensinya. Pesan ini menjadi pelajaran berharga, tidak hanya bagi perempuan, tetapi juga bagi seluruh umat Islam.

Dengan menyeimbangkan tuntutan duniawi dan spiritual, perempuan tidak hanya dapat menjadi pribadi yang sukses secara karir, tetapi juga mampu menjalankan peran pentingnya dalam keluarga.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya