Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun, momen pergantian tahun sering kali dirayakan dengan berbagai cara, termasuk pesta kembang api, acara musik, hingga tiupan terompet yang menjadi tradisi di beberapa kalangan. Namun, apakah semua perayaan tahun baru tersebut sesuai dengan ajaran Islam?
Ustadz Abdul Somad menjabarkan pandangannya mengenai perayaan Tahun Baru, terutama mengenai tradisi tiup terompet yang banyak ditemukan di kalangan masyarakat.
Advertisement
Dalam sebuah ceramah yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @gurualifbata, Ustadz Abdul Somad memberikan penjelasan mengenai hukum merayakan Tahun Baru, khususnya dalam konteks budaya tiup terompet.
Advertisement
"Bagi kita, merayakan Tahun Baru 1 Januari dengan kembang api dan bakar ayam, maka tiupkanlah terompet untuk menyambut kedatangan tahun baru. Tapi, ini adalah tradisi yang berasal dari Yahudi pada zaman Perjanjian Lama," ujar Ustadz Abdul Somad.
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Somad mengungkapkan bahwa tradisi tiupan terompet tersebut berasal dari kebiasaan bangsa Yahudi pada zaman dahulu, yang menggunakan trompet dari kepala tanduk kerbau untuk menyambut momen penting, termasuk pergantian tahun.
"Mereka meniup trompet itu sebagai simbol penyambutan dan perayaan. Tapi, kita sebagai umat Islam tidak seharusnya mengikuti tradisi tersebut, karena itu bukan bagian dari ajaran kita," kata Ustadz Abdul Somad dengan tegas.
Ustadz Abdul Somad menekankan bahwa meskipun tiup trompet telah menjadi kebiasaan di banyak tempat saat menyambut Tahun Baru, hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. "Sebagai umat Islam, kita tidak perlu mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang tidak ada dalam ajaran agama kita," ujarnya.
Menurutnya, kita harus kembali pada tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti dzikir, sholat, dan muhasabah.
Penting untuk dicatat bahwa merayakan Tahun Baru dalam bentuk pesta atau dengan kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam bisa membawa dampak negatif, baik secara spiritual maupun sosial. "Ada banyak cara yang lebih baik untuk menyambut tahun baru, salah satunya dengan melakukan introspeksi diri atau muhasabah," kata Ustadz Abdul Somad.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Pentingnya Ganti Kebiasaan
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Somad menekankan pentingnya mengganti kebiasaan merayakan tahun baru dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. "Masjid bisa menjadi tempat yang baik untuk melaksanakan muhasabah bersama. Undanglah siapa saja yang ingin hadir untuk berdoa dan merenung tentang apa yang telah kita lakukan sepanjang tahun," tambahnya.
Menghadapi pergantian tahun, Ustadz Abdul Somad mengajak umat Islam untuk merenung dan memperbaiki diri. "Jangan sampai ada anak-anak muda yang tidak datang ke masjid untuk melaksanakan muhasabah. Jangan biarkan mereka tidur habis Isya, atau bahkan lebih buruk lagi, tidur dengan mengonsumsi obat tidur," ujarnya dengan nada serius.
Menurut Ustadz Abdul Somad, waktu pergantian tahun seharusnya dimanfaatkan untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki kualitas diri. "Jangan buang waktu dengan merayakan hal-hal yang tidak memberikan manfaat. Gunakan waktu itu untuk berdoa, berzikir, dan bertobat kepada Allah," serunya.
Ustadz Abdul Somad juga mengingatkan bahwa merayakan tahun baru dengan cara yang tidak sesuai ajaran agama hanya akan membawa kerugian. "Bukan hanya secara spiritual, tetapi juga dalam hal sosial. Kita harus menjaga moral dan etika umat agar tidak terjerumus pada kebiasaan yang merugikan," katanya.
"Sebagai umat Islam, kita harus lebih bijak dalam menyikapi perayaan tahun baru. Jangan sampai kita terjebak pada tradisi yang tidak ada dalam ajaran Islam," tambahnya. Ustadz Abdul Somad menekankan bahwa agama Islam mengajarkan kita untuk menyambut waktu dengan penuh kesadaran dan niat baik.
Advertisement
Kesempatan Perbaiki Diri
Bagi Ustadz Abdul Somad, waktu pergantian tahun adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, bukan untuk berfoya-foya. "Kita harus lebih serius dalam menghadapi pergantian tahun ini. Jangan sampai kita lupa untuk introspeksi diri dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik," ujarnya.
Perayaan tahun baru, menurut Ustadz Abdul Somad, seharusnya tidak hanya dilihat sebagai momen untuk bersenang-senang, tetapi juga sebagai waktu untuk berdoa dan merenung. "Kita harus menjadikan setiap detik waktu yang kita miliki sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah," tuturnya.
Penting untuk diingat bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga keseimbangan dalam hidup, termasuk dalam menyikapi perayaan-perayaan yang ada. "Jangan sampai kita kehilangan fokus pada apa yang sebenarnya penting dalam hidup kita," kata Ustadz Abdul Somad.
Sebagai penutup, Ustadz Abdul Somad mengajak umat Islam untuk menggunakan pergantian tahun sebagai momentum untuk memperbaiki diri. "Mari kita gunakan waktu ini untuk berdoa, berzikir, dan melakukan muhasabah. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang baru," tutupnya dengan penuh harapan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul