Rumiyem (68) penjual lontong di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, mengaku haru sekaligus senang dapat menjadi 'tamu Allah' pada musim haji 2013 ini. Semua itu ia dapat dari hasil berjulan lontong puluhan tahun.
"25 Tahun saya menabung, akhirnya bisa juga naik haji," kata Rumiyem saat mengantre nomor penginapan di Asrama Haji Medan, Sabtu (21/9/2013).
Sejak lama, Rumiyem terus memimpikan dapat menunaikan ibadah haji meski mata pencariannya hanya sebagai penjual lontong di pagi hari. Meski keuntungan yang didapatkan dari berjualan lontong tak terlalu banyak, ia yakin dapat menginjakkan kakinya di Tanah Suci.
Untuk merealisasikan mimpinya itu, Rumiyem selalu menabung seluruh keuntungan yang didapatkan dari berjualan lontong tersebut. Uniknya, keuntungan dalam berjualan itu bukan ditabung di bank, melainkan di rumahnya di Jalan Sentosa Kelurahan Satria Kecamatan Padang Hilir, Tebing Tinggi.
Selain ditabung, keuntungan dari berjualan itu dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk membeli emas guna disimpan. Ketika sudah terkumpul cukup banyak, uang tersebut disetorkannya untuk mendaftar sebagai calon haji.
"Ditambah dengan penjualan emas, terkumpul Rp 20 juta. Langsung saya mendaftar (calon haji)," kata wanita yang memiliki 6 anak itu.
Setelah menyerahkan uang pendaftaran, Rumiyem bersyukur karena rezekinya cukup lancar sehingga dapat melunasi seluruh Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
Setelah BPIH lunas dan mendapatkan jadwal pemberangkatan, Rumiyem pun menunaikan ibadah haji disertai doa dari seluruh keluarga, terutama sang suami, Tugiman (74).
"Saya juga didoakan dalam (kelompok) perwiridan. Semoga Allah SWT menjadikan saya haji yang mabrur," harap Rumiyem. (Ant/Ali/Mut)
"25 Tahun saya menabung, akhirnya bisa juga naik haji," kata Rumiyem saat mengantre nomor penginapan di Asrama Haji Medan, Sabtu (21/9/2013).
Sejak lama, Rumiyem terus memimpikan dapat menunaikan ibadah haji meski mata pencariannya hanya sebagai penjual lontong di pagi hari. Meski keuntungan yang didapatkan dari berjualan lontong tak terlalu banyak, ia yakin dapat menginjakkan kakinya di Tanah Suci.
Untuk merealisasikan mimpinya itu, Rumiyem selalu menabung seluruh keuntungan yang didapatkan dari berjualan lontong tersebut. Uniknya, keuntungan dalam berjualan itu bukan ditabung di bank, melainkan di rumahnya di Jalan Sentosa Kelurahan Satria Kecamatan Padang Hilir, Tebing Tinggi.
Selain ditabung, keuntungan dari berjualan itu dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk membeli emas guna disimpan. Ketika sudah terkumpul cukup banyak, uang tersebut disetorkannya untuk mendaftar sebagai calon haji.
"Ditambah dengan penjualan emas, terkumpul Rp 20 juta. Langsung saya mendaftar (calon haji)," kata wanita yang memiliki 6 anak itu.
Setelah menyerahkan uang pendaftaran, Rumiyem bersyukur karena rezekinya cukup lancar sehingga dapat melunasi seluruh Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
Setelah BPIH lunas dan mendapatkan jadwal pemberangkatan, Rumiyem pun menunaikan ibadah haji disertai doa dari seluruh keluarga, terutama sang suami, Tugiman (74).
"Saya juga didoakan dalam (kelompok) perwiridan. Semoga Allah SWT menjadikan saya haji yang mabrur," harap Rumiyem. (Ant/Ali/Mut)